Puisi-Puisi Fakhri
FAKHRI, lahir di Payakumbuh, 27 Mei 1988. Saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa aktiv di sebuah perguruan tinggi swasta di Bukittinggi. Hobinya sepakbola dan senang menulis puisi.
WAKTU
Hanya goresan pensil lapuk yg dapat mnerjemahkan semua rasa
Goresan-goresan yang tampak buram tapi sangat jelas untuk dipandang
Serasa angin yang menerpa nyiur di tepi pantai
Sangat sejuk untuk dirasa tapi sulit untuk kugapai
Kumulai meraut wajahmu dengan tinta-tinta berwarna
tapi tak akan indah sebagaimana seharusnya
karena aku hanya bisa membayangkan senyum indahmu
Namun sulit untuk kulukis di kanvas usang yang berdebu
Kucoba terkam semuanya dengan waktu
Harapkan prahara berbuah manja rayumu
Ingin kuterjang hutan bakau yang lapuk itu
Harap temukan sinar untuk lepaskan dahagaku
Aku telah terpaku di sini untukmu
Terdiam terikat oleh anganku
Dan aku akan tetap menunggu
Sampai kau datang untuk memelukku
Semua tentang rasaku, kamu dan waktu
DENGANMU
segala keputusannya ada tanganmu yang tergenggam
sebilah kapak tertancap pun, aku akan tetap tersenyum
terbangkan asaku dengan segala kekurangan
engkaulah bunga hidup yang menyengir manyun-manyun
aku tak bisa membuatmu nyaman dengan suara
membuatmu bangga pun aku merasa tak sanggup
semampu aku bisa akan ku coba membuktikannya
izinkan aku menunggumu sampai rasa itu terenggut
jika memang tinta itu tak mungkin dapat untuk melukis
kanvas goresan pedih itu akan tetap ku pandang
sampai kuas yang tergenggam terhempas angin yang meringis
di situ akan tampak betapa aku tulus dengan kasih dan sayang
CELOTEH SANG TERBUANG
Dalam keremangan, aku kan meraba
Dalam ketiadaan, aku kan mencoba
Dalam perenungan, aku kan terjaga
Dalam diam, aku kan tetap berbahasa
Syair ditulis membahasakan hati
Tiada yang bisa memaknai maknanya
Teriakan mereka cukup di pagi hari
Karena senja datang membutakannya
Bahagia di pagi dengan senyuman mentari
Semua pasti akan merasa, menurutku
Jika memang senja akan membuta
Kuharap itu bukan untuk mereka
2011