Murad Si Udin
Cerpen Yusrizal Firzal “Mak, Udin pingin terkenal” Suara itu timbul tenggelam dalam desiran minyak panas. Amak yang sedari tadi membolak-balik pisang kembang tiga yang berenang dalam minyak panas, menoleh. Memandang heran ke wajah melas di hadapannya. Wajah polos penuh koreng itu naik turun mengikuti irama nafas yang tak beraturan. Aroma bau angik menyeruak seiring kehadirannya. Ditingkahi nyanyian riang pisang dalam penggorengan. Merasa tidak mendapat acuh dari amak yang kembali menyerok isi kuali, Udin memperkeras suaranya.”Mak, dengar ndak sih. Udin pingin terkenal!” kali ini dengan bibir lebih maju, dekat ke telinga…
Read More