Analisis Kajian Simbolik Terhadap Antologi Puisi Riwayat Karya Sulaiman Juned

Oleh: Lesly Ramadhani

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai seni yang bersifat kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Di samping itu, sastra mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh para pencinta sastra, akan tetapi karya sastra tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa memiliki unsur seni. Unsur seni tersebut adalah sebuah keindahan-keindahan yang terdapat dalam karya sastra dan kemudian dapat dinikmati oleh pecinta karya sastra itu sendiri.

Semi (1988:8) menyatakan bahwa: “Jika kita membicarakan seni dan karya seni, secara langsung juga membahas tentang manusia dan alam, karena seni itu lahir akibat adanya perpaduan harmonis antara manusia dan alam“. Maka dari itu sastra harus bisa melahirkan situasi seindah mungkin, agar karya yang dihasilkan dapat dinikmati pembaca maupun penikmat karya sastra lainnya.

Di dalam karya seni bukan saja keindahan-keindahan yang ditampilkan melainkan imajinasi seni yang kompleks, berada dalam pikiran dan angan. Pengalaman inilah yang nantinya akan dijadikan dasar ciptaan karya seni, sehingga suatu ciptaan akan dapat dikatakan baik apabila ciptaan tersebut sanggup menampilkan pengalaman yang konkrit.

Di dalam puisi pengalaman itu ditunjukkan ke dalam sebuah kata-kata. Makin lengkap imajinasi yang ditampilkan maka makin tinggi mutu karya tersebut. Puisi bersifat abstrak maka puisi hanya dapat diketahui wujud aslinya oleh orang yang bersangkutan karena daya imajinasi yang dimiliki setiap orang dalam berkarya adalah orang-orang yang mampu memberikan angan yang terpendam dalam kesadarannya, sehingga angan tersebut akan berbicara kepada pengalaman jiwa yang dapat diamati dalam bentuk kata-kata yang digunakan sebagai simbol atau lambang.

Simbol merupakan suatu tanda yang mewakili benda yang ada di belakangnya yang tersembunyi. Misalnya bila seseorang berimajinasi dengan kata “bunga” maka yang ada dalam pikiran orang tersebut akan tergambar sesuatu yang indah, harum serta warna-warni keindahan. Namun apabila kata tersebut menjadi “bunga kehidupan” maka seseorang akan memberikan simbol tersendiri di dalam angan dan pikirannya terhadap sesuatu yang disimbolkan oleh ungkapan tersebut.

Jadi, kata-kata yang digunakan dalam mengungkapkan imajinasi dan angan dapat memberikan kekuatan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Kekuatan itu dapat terjadi apabila penyair mampu memilih secara cermat simbol-simbol yang digunakan sebagai alat untuk melengkapkan sesuatu yang lebih abstrak, yang berada di dalam pikiran dan perasaannya.

Simbol berasal dari suatu kajian semiotik yang dapat dianalisis sesuai dengan bentuknya. Semiotik ini memiliki tiga konsep yang berbeda-beda, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Semiotik merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda tersebut dapat berupa pengalaman, pikiran, dan gagasan. Maka dari itu yang dapat menjadi tanda bukan hanya dalam bentuk bahasa saja, melainkan berbagai hal yang dapat melengkapi kehidupan manusia di atas dunia.

Kata semiotik lebih banyak digunakan oleh ilmuwan Amerika. Secara umum, semiotik didefenisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotik dapat meliputi tanda-tanda visual dan verbal yang berupa tanda/sinyal yang dapat diakses dan diterima oleh seluruh indera. Tanda-tanda tersebut akan membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan pesan/informasi secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia.

Berdasarkan hal di atas, suatu karya sastra dapat dikaji melaui semiotik, karena karya sastra merupakan struktur tanda-tanda semiotik yang bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya, serta konvensi tanda, karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal. Begitu juga dengan konsep-konsep yang dimiliki semiotik, seperti ikon, indeks, dan simbol yang merupakan satu rangkaian dari tanda yang dapat memberikan sebuah makna dan arti terhadap apa yang ada di atas dunia.

Salah satu konsep semiotik yang sangat dekat hubungannya dengan karya sastra yang berbentuk puisi adalah simbol. Hal ini dikarenakan bahwa puisi merupakan genre sastra yang memiliki daya pengimajian yang tinggi. Puisi juga memiliki ekspresi dan persepsi yang sangat membangun. Maka dari itu, karya sastra yang menempati posisi yang paling istimewa adalah puisi, karena bahasa yang dipakai dalam puisi tersebut memakai bahasa estetis yang ditampilkan secara sublim, liar dan elok.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian simbolik terhadap puisi, karena puisi lebih memiliki tanda-tanda simbolik yang menyiratkan makna yang mendalam. Dalam penelitian ini, puisi yang akan penulis teliti adalah beberapa buah puisi yang terdapat dalam antalogi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned. Alasan penulis memilih antalogi puisi Riwayat kaya Sulaiman Juned ini, dikarenakan dalam beberapa puisi tersebut ditemukan adanya makna bersayap yang memungkinkan pembaca sulit untuk memahaminya. Selain itu, antalogi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned ini ada sebagian yang menceritakan sejarah Aceh semasa konflik.

Selain itu, puisi dapat dijadikan sebagai objek penelitian, karena menurut pengamatan dan pengetahuan penulis selama ini kajian simbolik memang sering dilakukan untuk penelitian, tapi menggunakan kajian simbolik terhadap puisi baru pertama dilakukan dalam penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, maka ditemukan beberapa masalah yang dapat dijadikan sebagai masalah penelitian, yaitu:

1. Tujuan simbolik dalam menganalisis antologi puisi Riwayat karya Sulaiaman Juned,
2. Analisis kajian simbolik terhadap antologi Riwayat karya Sulaiman Juned,
3. Konsep simbolik dalam menganalisis antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned,
4. Penggunaan makna simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned, dan
5. Tanda-tanda simbolik menyiratkan makna yang mendalam.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, ditetapkan batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bentuk analisis kajian simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned,
2. Penggunaan makna simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned, dan
3. Tujuan simbolik dalam menganalisis antologi Riwayat karya Sulaiman Juned.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk analisis kajian simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned?
2. Bagaimanakah penggunaan makna simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned?
3. Apakah tujuan simbolik dalam menganalisis antologi Riwayat karya Sulaiman Juned?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Bentuk analisis kajian simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned,
2. Penggunaan makna simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned,
3. Tujuan simbolik dalam menganalisis antologi Riwayat karya Sulaiman Juned.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat. Adapun manfaat tersebut adalah:
1) Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memahami teori-teori tentang karya sastra, terutama kajian semiotik terhadap kumpulan puisi. Dengan demikian dapat memberikan ilmu tambahan dalam dunia kritik sastra mengenai pengkajian puisi.

2) Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca terhadap pengkajian puisi melalui konsep semiotik, terutama dalam mengkaji puisi dari segi simboliknya, sehingga dapat menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
KERANGKA TEORETIS

A. Kajian Teori

Acuan teori yang digunakan dalam penelitian ini ada enam. Keenam acuan tersebut adalah: (1) pengertian sastra; (2) sastra sebagai karya kreatif; (3) bahasa sebagai media sastra; (4) puisi; (5) semiotik; (6) ikon; (7) indeks; dan (8) simbol. Berikut ini akan diuraikan satu persatu yaitu:

1. Pengertian Sastra

Sastra merupakan suatu hasil pekerjaan seni kreatif. Sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan mampu menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Di samping itu sastra juga mampu menyampaikan ide-ide, teori, dan sistem berfikir manusia yang dipikirkan dan dirasakan oleh pencinta sastra, karena sastra itu lahir disebabkan atas dorongan dan dasar manusia untuk mengungkapkan diri serta keinginannnya.

Menurut Semi (1984:2) menyatakan bahwa “sastra adalah satu perwujudan kemampuan simbolik manusia”. Sastra menggunakan lambang-lambang bahasa sebagai suatu alat untuk melahirkan pengalaman jiwa. Dalam hal ini bahasa merupakan sarana ekspresi yang memungkinkan terwujudnya simbol-simbol yang berada pada suatu penerangan konsep-konsep. Konsep-konsep tersebut dituangkan ke dalam kata-kata dan susunan kalimat, sehingga menampilkan makna yang mendalam bagi si pencipta maupun si penikmat karya sastra.

Pada dasarnya sastra dalam wujudnya mempunyai dua aspek penting, yaitu isi dan bentuknya. Isinya adalah tentang pengalaman hidup manusia, sedangkan bentuknya adalah segi-segi yang menyangkut cara penyampaian, yaitu bagaimana cara sastrawan memanfaatkan bahasa yang indah untuk mewadahi isinya. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa sastra memiliki unsur seni, sastra harus mampu menciptakan suatu daya kreativitas untuk melahirkan pengalaman batin dalam bentuk karya seni. Dikatakan sastra harus kreatif, yaitu karena sastra harus memilih unsur-unsur terbaik dari pengalaman hidup manusia yang dihayatinya.

Sastra seringkali dimanfaatkan oleh pembaca untuk memahami persoalan-persoalan kehidupan yang dialaminya, karena sastra adalah fungsi dari pengalaman hidup setiap pengarang, baik itu dari hasil belajarnya maupun tanggapan yang khas terhadap fakta-fakta kehidupan. Di samping kedalaman ilmu yang terwujud dalam sastra maka secara tidak langsung seorang pembaca akan belajar berbahasa, karena tanpa adanya bahasa maka sastra itu tidak akan dapat menampilkan keindahannya. Atas dasar itu sastra yang mampu menampilkan sebuah karya seringkali mencerminkan budaya suatu bangsa, namun sebaliknya budaya suatu bangsa dapat ditentukan oleh karya sastra yang ditulis oleh bangsanya. Jika karya-karya tersebut dihargai oleh masyarakat, ini menunjukkan betapa pentingnya karya sastra dalam masyarakat.

Menurut Teew (1982:19) mengatakan bahwa “ sastra lahir disebabkan atas dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah manusia dan kemanusiaan, dan menaruh minat terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang zaman”.

Berdasarkan hal di atas bahwa sastra bukanlah sesuatu yang menggunakan norma-norma yang distandardisasi yang berlaku dan disetujui secara umum, akan tetapi sastra merupakan suatu kesanggupan kreatif untuk mengungkapkan suatu pengalaman estetis menemui realitas yang terlepas dari metode-metode yang tersedia, kaku, dan membelenggu.

2. Sastra sebagai Karya Kreatif

Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreatif. Sastra tidak akan bernilai tinggi tanpa adanya unsur seni. Unsur seni tersebut berasal dari manusia dan alam, karena seni lahir akibat adanya perpaduan harmonis antara manusia dan alam.

Wiratmo (dalam Semi, 1988:10) menyatakan bahwa “seni adalah suatu peristiwa insani yang menimbulkan tata tertib sosial dengan daya estetik sebagai pokok kewibawaannya. Seni itu timbul karena adanya situasi hubungan bersama yang harmonis antara orang dan benda.

Suatu karya seni tidak akan dapat dinikmati oleh semua orang apabila orang tersebut tidak memiliki nilai estetik, dan nilai itu timbul pada objeknya atau hanya ada pada imajinasi penciptanya. Nilai seni muncul karena adanya keharmonisan pertemuan antara penikmat (masyarakat) dan pencipta, tetapi sebagai pencipta karya sastra dengan masyarakat sebagai subjek adalah manusia yang mempunyai perbedaan pandangan dan penghayatan tentang sesuatu terhadap nilai-nilai yang diyakininya.

Muhardi (1997:1) menyatakan bahwa “karya sastra merupakan karya yang berisi renungan kehidupan manusia dan lingkungannya. Renungan ini berdasarkan nalar, pengertian, dan perasaan yang setoleran-tolerannya. Sebagai karya yang lahir dari imajinasi dan kedalaman ilmu pengetahuan pengarang, maka sastra dapat dimanfaatkan oleh pembaca untuk memahami persoalan-persoalan kehidupan, karena sastra adalah fungsi dari pengalaman hidup setiap pengarang.

Karya sastra yang baik adalah karya yang tersusun secara rapi dan baik sehingga karya tersebut mudah dan enak dibaca, memberikan kejelasan dan tantangan imajinasi bagi pembacanya. Cara ini dipakai agar karya sastra dapat bernilai dan bermutu tinggi bagi pembaca maupun penikmat karya sastra.

Luxemburg (1984:6) menyatakan bahwa:
“faktor-faktor yang menentukan karya-karya tergolong bermutu seni, yaitu (1) karya itu merupakan ciptaan, sebuah kreasi, bukan sebuah imitasi. Dalam hal ini sastrawan mencipakan dunia baru, meneruskan proses penciptaan did alam semesta alam; (2) karya itu bersifat otonom. Artinya sastrawan memperlihatkan koherensi dan menciptakan keselarasan dalam karyanya; (3) karya itu menghidangkan sebuah sintesis antara hal-hal yang saling bertentangan; (4) karya itu menggunakan yang tak terungkapkan; (5) karya itu tidak selalu disusun untuk suatu tujuan komunikatif yang praktis dan hanya berlangsung untuk sementara waktu saja; (6) karya itu mengandung fiktionalitas; (7) karya itu bahannya diolah secara istimewa atau khusus; dan (8) karya itu dapa dibaca menurut tahap-tahap dan arti yang berbeda-beda.

Seringkali banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami karya sastra. Maka dari itu untuk melakukan pemahaman terhadap karya itu sendiri harus terlebih dahulu memahami dan mengetahui pendekatan yang dilakukan, sehingga dengan begitu masyarakat dapat mengenal, menentukan arah dan menempuh prosedur pengkajian sehingga pengkajian tersebut terarah dan memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara baik.

Semi (1984:83) mengatakan bahwa karya sastra terbagi dalam beberapa pendekatan. Ada pendekatan psikoloinguistik, bahwa puisi merupakan karya seni yang berhubungan dengan masalah bahasa dan juga masalah jiwa. Ada pula yang menggunakan pendekatan struktural, bahwa puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik. Pendekatan emotif mengatakan bahwa puisi merupakan luapan perasaan yang bersifat imajinatif, serta pendekatan didaktis mengatakan bahwa puisi merupakan kritik kehidupan.

Karya sastra sesungguhnya mencerminkan suatu estetika bagi pembaca dan penikmat karya sastra, disamping itu perlu adanya pendekatan terhadap karya sastra yang berarti adanya suatu usaha ilmiah yang dilakukan seseorang dengan menggunakan logika dan cara tertentu secara konsisten terhadap karya sastra yang dimiliki.

Berdasarkan hal di atas, bahwa sastra adalah karya seni yang harus diciptakan dengan suatu daya kreativitas. Kreativitas ini dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin dalam bentuk karya sastra yang unggul, maka dari itu sastra harus lebih kratif dalam memilih unsur-unsur terbaik dari pengalaman hidup manusia yang dihayatinya dan pembaca juga ikut berperan dalam menentukan penciptaan.

3. Bahasa sebagai Media Sastra

Bahasa merupakan sarana ekspresi dalam menentukan sebuah hasil karya sastra. Selain itu, bahasa sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai informasi. Bahasa lebih luas cakupannya dari pada sastra.

Menurut Junus (1983) bahwa “bahasa adalah salah satu alat komunikasi antar manusia”. Maka dari itu dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain dalam bentuk komunikasi dua arah. Bahasa juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan bukan manusia, misalnya seseorang berbicara dengan hayalannya. Kenyataannya seseorang itu berbicara dalam bentuk komunikasi satu arah, sehingga sifatnya berbeda dan komunikasi bahasa pada bentuknya yang paling hakiki dilakukan dengan menggunakan bunyi bahasa.

Bahasa juga meliputi segala macam komunikasi yang menyangkut penggunaan lambing bunyi bahasa, sedangkan sastra hanya meliputi satu daerah tertentu dari keseluruhan wilayah kekuasaan bahasa, dan bukan keseluruhannya tetapi sastra sangat tergantung kepada kemampuan menggunakan bahasa.

Menurut Nurgiyantoro (2002:3) bahwa “Bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu lain yang disebut makna”. Bahasa tak lain adalah media dalam karya sastra, karena itu karya sastra merupakan sebuah struktur ketandaan yang bermakna.

Dasar penggunaan bahasa dalam sastra ialah keberdayaan pilihan kata yang memberikan kesan kepada pembaca. Pilihan kata-katanya mempunyai pengertian tersendiri, misalnya kata cantik, indah, rupawan, anggun, dan elok yang mempunyai arti denotasi yang sama. Tetapi hanya kesan kata-katanya yang berbedaan, dan kata-kata yang sangat berkesan itu hanya terdapat dalam sebuah puisi.

4. Puisi

Puisi merupakan suatu ajang untuk mengekspresikan pikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi pencitraan dalam susunan yang berima. Puisi menampilkan sesuatu yang indah, karena puisi merupakan sebuah rangkaian bunyi yang berirama, ditimbulkan oleh susunan kata-kata yang telah diatur sedemikian rupa dan mempunyai maksud tertentu.

Rampan (1983:58) menyatakan bahwa “puisi berasal dari bahasa latin, poieo yang berarti membangun, menimbulkan, menyebabkan/menyair”. Oleh karena itu maka puisi dapat diartikan sebagai curahan perasaan yang dapat menimbulkan keharuan serta membangkitkan semangat dan sikap seseorang.

Seperti yang diajarkan guru-guru bahwa puisi mempunyai bentuk tertentu karena ia merupakan curahan perasaan yang kuat dan menggelora. Perasaan kuat biasanya menyatakan dirinya dalam bahasa dan irama yang tetap menjadi suatu bentuk yang tertentu. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa puisi lahir dari bawah sadar jiwa manusia, karena itu dapat dikatakan sebagai penyuaraan perasaan oleh logika tetapi timbul secara spontan dari dalam lubuk jiwa sang penyair.

Dalam puisi untuk menimbulkan kesan yang kuat, setiap diksi, disamping makna denotasi dan konotasi maka perhatian terhadap aspek bunyi seperti pengulangan kata dan pengulangan bunyi vocal harus dititikberatkan. Dalam hal ini penyair seolah-olah menjadi diktator bahasa dengan melenturkan kalimat yang menimbulkan suatu kesan keindahan.

Berdasarkan hal di atas, puisi memiliki makna yang tersirat dan mendalam bagi pencipta dan penikmatnya, karena puisi diumpamakan sebagai suatu pernyataan yang sifatnya menyenangkan. Sifat menyenangkan ini muncul dari suatu kemampuan penyairnya yang melihat sesuatu secara antusias dan tepat. Di sini penyair mempertimbangkan secara tepat apa yang dilihatnya kemudian mengungkapkan hasil penglihatannya tanpa terlalu cenderung untuk mempersalahkannya.

5. Semiotik

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji sebuah tanda agar dapat bermakna. Tanda-tanda tersebut dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan yang dapat melengkapi kehidupan ini, walaupun dikatakan bahwa bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap dan sempurna.

Semiotik memiliki dua konsep yang dikemukakan oleh dua tokoh yang berbeda, yaitu Saussure dan Pierce. Teori Saussure berhubungan antara penanda dengan petanda bersifat arbitrer, artinya hubungan antarwujud formal bahasa dengan konsep atau acuannya, bersifat ‘manasuka’ berdasarkan kesepakatan sosial, antara keduanya tidak bersifat identik. Hubungan antara penanda dan petanda itu ditetapkan berdasarkan sistem dan kaidah yang dinamakan dengan la langue, maka tak dapat disangkal bahwa semiologi Saussure akan menjadi semiotika signifikasi.

Berbeda dengan Saussure, Pierce telah menciptakan semiotik dengan tujuan untuk memecahkan masalah inferensi (pemikiran logis). Selain itu, semiotik Pierce juga membahas masalah-masalah signifikasi dan komunikasi. Menurut Pierce, komunikasi dapat terjadi melalui perantaraan tanda-tanda. Atas dasar inilah teori komunikasi terlahir.

Pierce membedakan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan, yaitu: a) Ikon, jika ia berupa hubungan kemiripan; b) Indeks, jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi; dan c) Simbol, jika ia berupa hubungan yang salah terbentuk secara konvensi.

6. Ikon

Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan persamaan, misalnya gambar rumah sebagai penanda yang menandakan adanya rumah (petanda) sebagai arti.

Di dalam ikon didapatkan kesamaan yang tinggi antara yang diajukan sebagai penanda dan yang diterima oleh pembaca sebagai hasil penandanya. Bentuk-bentuk diagram, lukisan, gambar, sketsa, patung, kaligrafi, ukiran-ukiran, dan yang terlihat sebagai tatawajah (grafika atau tipografi dalam bentuk-bentuk puisi ikon) merupakan contoh tanda yang bersifat ikon.

7. Indeks

Indeks adalah hubungan tanda dan objek karena sebab akibat. Dalam hal ini kita dapat menghubungkan antara tanda sebagai penanda dan petandanya yang memiliki sifat-sifat: nyata, bertataurut, musyabab, dan selalu mengisyaratkan sesuatu.

Indeks dapat berupa tanda yang menunjuk (merujuk). Secara eksistensi tanda ini berstandar pada keadaan yang terbatas (berdampingan/bersebelahan). Tanda semacam ini menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang berifat klausal/tanda yang mengacu pada kenyataan.

Contohnya: datangnya asap merupakan petanda dari adanya api, bunyi bel rumah merupakan indeks bagi kehadiran tamu, gerak dedaunan pada pohon-pohon merupakan indeks adanya angin yang bertiup, dan lain sebagainya.

8. Simbol

Simbol adalah hubungan tanda dan objek karena adanya kesepakatan, tidak bersifat alamiah. Misalnya: lampu merah pertanda berhenti. Kepada penafsir dituntut untuk menemukan hubungan penandaan itu secara kreatif dan dinamis. Tanda yang berubah menjadi simbol dengan sendirinya akan dibubuhi sifat-sifat kultural, situasional, dan kondisional.

Mengkaji penanda dan petanda yang terdapat dalam kumpulan puisi “Riwayat” karya Sulaiman Juned dapat dilihat dari segi simbolnya. Hal ini menunjukkan bahwa selain menggunakan penanda dan petanda untuk menganalisis puisi tersebut, maka untuk hal yang sama dengan petanda menurut Saussure juga digunakan istilah simbol.

Simbol merupakan sebuah wujud yang bisa ditangkap dengan pancaindra, dan ia bersifat abstrak yaitu maknanya diberikan oleh orang yang menggunakan simbol. Maka dari itu simbol dapat berbentuk benda-benda, warna dan gerak. Sebagai sebuah sosok, wujud simbol dapat memberikan sesuatu yang sangat berarti. Adapun mana simbol akan berbeda-beda tergantung pada persepsi dan pandangan hidup.

Sebagaimana yang telah disebutkan, bahwa simbol memegang peranan penting dalam karya sastra, karena hal-hal yang dapat berhubungan dengan penelitian semiotik adalah bila hal-hal di dalam karya sastra dapat dilihat sebagai tanda yang mempunyai makna. Maka dari itu di setiap karya sastra dapat ditinjau secara semiotik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi dapat dianalisis melalui kajian simbolik agar makna puisi tersebut dapat dimengerti bagi penikmat karya sastra. seperti yang telah dijelaskan bahwa simbol berperan penting dalam suatu karya sastra, maka dari itu konsep simbol sangat cocok untuk mengkaji sebuah puisi, untuk itu penulis mengambil simbol untuk dijadikan penelitian dalam menganalisis puisi agar makna yang terkandung dalam puisi tersebut dapat dimengerti.

Simbolik sangat dekat hubungannya dengan karya sastra, untuk itu penulis memakai konsep simbolik dalam menganalisis karya sastra. Adapun puisi yang akan dianalisis yaitu antologi Riwayat karya Sulaiman Juned, yang ditulisnya pada tahun 1980 – 2006 dan antalogi puisi ini dibagi dalam tiga periode.

C. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, terdapat satu penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kajian semiotik, yaitu Firdaus Joni (2000), dari Universitas Andalas. Judul skripsinya adalah “Tinjauan Simbolik Terhadap Bahasa Iklan Rokok di Majalah Tempo”. Firdaus Joni membahas bahasa iklan rokok di majalah tempo berdasarkan tinjauan semiotik. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Firdaus Joni adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari objek penelitian, Firdaus Joni menggunakan iklan rokok di majalah tempo, sedangkan penelitian ini menggunakan antologi Riwayat sebagai objek penelitiannya.
2. Dalam pembahasan yang dilakukan Firdaus Joni menganalisis suatu tinjauan semiotik terhadap bahasa iklan rokok di majalah tempo, yang menghasilkan suatu penggunaan bahasa yang dinamis sehingga dapat berkomunikasi sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan penelitian ini menganalisis puisi dalam antologi Riwayat melalui kajian simbolik.

D. Kerangka Konseptual

Semiotik tidak dapat terlepas dari karya sastra, karena hal-hal yang dapat berhubungan dengan penelitian semiotik adalah hal-hal di dalam karya sastra yang dilihat sebagai tanda yang mempunyai makna. Memahami suatu karya sastra terutama pada puisi, dapat dikaji secara simbolik. Sehingga puisi yang telah dianalisis melalui kajian simbolik tersebut dapat dimaknai. Jadi, untuk lebih jelasnya kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

agan 1. Kerangka Konseptual

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata (ujaran) atau lisan (langsung) dari objek yang dimati” (Moleong, 1988:2). Untuk mencapai tujuan yang tepat sesuai dengan masalah yang diteiti, peneliti menggunakan metode deskriptif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surakhmad (1982:139), metode deskriptif yaitu “metode yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data”.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh kumpulan antologi “Riwayat” karya Sulaiman Juned. Jumlah keseluruhan puisi pada tahun 1995-2006 sebanyak 130 buah puisi yang terbagi atas tiga periode. Adapun populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Populasi
No. Tahun/Periode Judul Puisi
1. 1980 – 1989/ I
1. Ritus Kelahiran Luka Anak Adam
2. Tragedi Kehidupan
3. Ko-Pe-An
4. Perempuan Setengah baya
5. Menghitung
6. Pelabuhan Kutaraja
7. Nyanyian Bagi Perempuan
8. Perpisahan Di Terminal Stue
9. Semalam Di Pulau kapok
10. Taubat Nasuha
11. Bening Matamu-Nada
12. Kematian
13. Ajal
14. Tikus
15. Cempala
16. Langkah-Jiwa-Sunyi
17. Setetes Rindu
18. Ikrar Para Penganggur
19. Surat Bekas Mahasiswa Aktivis Kepada Mahasiswa
20. Kemerdekaan:Kesaksian seorang Penyair
21. Lebaran di Rantau
22. Aba-aba
2. 1990-1994/ II
1. Laut Tawar
2. Perempuan I
3. Nyanyian Luka
4. Menjemput
5. Luka I
6. Satu Penandaan Lagi
7. Merampas Subuh
8. Sebuah Catatan
9.Laporan Gaduh Seorang Bekas Mahasiswa di Kuburan Bekas Mahasiswa
10. Perkawinan
11. Keputusan
12. Senandung Kecil Buat Titin
13. Di Meunasah Tua Aku Bertadarus
14. Lebaran Malam Itu
15. Bulan
16. Titin Sebuah Mawar Mewangi
17. Pahamilah Kekasih
18. Pada Bekas Rel Kereta Api
19. Meditasi
20. Beureunuen Kota Kecil Itu
21. Tuhan Terimalah daku
22. Kutengadah Isi Kalbu
23. Haruskah Kugadai Ladangku
24. Ziarah
25. Catatan Rindu Seorang Lelaki
26. Peluklah Aku Wahai Kekasih
27. Dialtarmu Kutaraja Kutemui Cinta
28. Celoteh Kecil Manusia Kecil
29. Sepucuk Surat dari Bunda Kuterima Tadi Pagi Ketika Gerimis Jauh di Gubukku
30. Senyum Bulan
31. Pertemuan
32. Perempuan II
33. Cinta
34. Biarlah
35. Perjalanan Malam
36. Tumpah Sepiku dalam Laut
37. Desir Angin
38. Catatan Kaki
39. Detak Jantung Perempuan Tua
40. Sabar
41. Rindu I
42. Blok M
43. Rasa
44. Mu
45. Kusaksikan Bunga Sepenggal
46. Akulah Debu
47. Lewat Tengah Malam
48. Memotret Diri
3. 1995-2006/ III
1. Kutacane
2. Lanskap Hati I
3. Langsa
4. Episode Gurita Tua

5. Apa yang Kau Cari Kawan
6. Mesjid
7. Semalam di Kuala Jeubet
8. Brastagi
9. Cerita
10. Surat
11. Suara
12. Gumam: Situs bagi Istriku
13.Nota: Ulang Tahun Sulaiman Juned; Diriku
14. Peradaban
15. Siasat
16. Rindu II
17. Mata
18. Gumam: Catatan 1989-1998
19. Jakarta
20. Berita
21. Surat: Gusdur, Ini Yang Sempat Kucatat Ketika Pulang Menjenguk Tanah Kelahiran Dalam Gerimis Malam Kuraba Darah Bertuliskan Perintahmu
22. Isman: Dimana Engkau Sembunyi
23. Jiwa
24. Mak; Puisi ini Kutulis Setelah Kematian Abi
25. Sekali
26. Luka-Cinta
27. Lelaki
28. Hilang
29. Mengalir Luka di Jiwa Senja
30. Rekomendasi
31. Pulang
32. Bunga Api
33. Bung: Mengenangmu Gerimis Tempias Di Sajadah
34. Cerita: Tanah Air-Tanah Mata
35. Bunga Api-Bunga Hujan
36. Menuai Api
37. Kamar
38. Pengaduan
39. Asap
40. Sawah Lunto Erat Sekejap
41. Lagu
42. Penjara
43. Luka 2
44. Senyum Beku
45. Aceh 1
46. Aceh 2
47. Aceh 3
48. Aceh 4
49. Aceh 5
50. Aceh 6
51. Potret Diri
52. Mak: Bulanku Hilang
53. Dialog
54. Mak: 360 Hari Kepergianmu
55. Percuma
56. Lanskap Hati 2
57. Perjamuan
58. Ritus Topeng
59. Ziarah Hening
60. Lanskap Hati 3
61. 1427 H

Jumlah : 131 Puisi

2. Sampel

Menurut Arikunto (2002:112) menjelaskan: “Apabila subjeknya lebih dari 100 maka diambil 10 – 25% atau lebih”. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yang terbesar yaitu 25%. Masing-masing periode diambil 25%.

Sampel diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan proporsi dari kumpulan puisi antalogi Riwayat karya Sulaiman Juned. Masing-masing puisi diberi nomor urut, kemudian diambil secara acak dalam bentuk undian. Puisi yang termasuk dalam undian itulah yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Sampel Penelitian

No. Tahun/Periode Judul Puisi 25%
1. 1980 – 1989/ I
1. Nyanyian Bagi Perempuanku
2. Perempuan Setengah baya
3. Bening Matamu-Nada
4. Kematian
5. Tikus
6. Lebaran di Rantau 5
2. 1990 – 1994/ II
1. Menjemput
2. Merampas Subuh
3. Bulan
4. Kutengadahkan Isi Kalbu
5. Senyum Bulan
6. Mu
7. Kusaksikan Bulan Sepenggal
8. Akulah Debu 12
3. 1995 – 2006/ III
1. Episode Gurita Tua
2. Mesjid
3. Cerita
4. Gumam: Situs Bagi Istriku
5. Jakarta
6. Berita
7. Isman: Dimana Kau Sembunyi
8. Jiwa
9. Sekali
10. Rekomendasi
11. Cerita: Tanah Air-Tanah Mata
12. Menuai Api
13. Lagu
14. Aceh 2
15. Aceh 4
16. Potret Diri
17. Percuma
18. Ritus Topeng 15

Jumlah Puisi : 132

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Membaca antalogi Riwayat yang dijadikan sebagai objek penelitian secara keseluruhan,
2. Memahami isi yang terkandung dalam antalogi puisi Riwayat,
3. Tabulasi data,
4. Studi pustaka, teknik yang digunakan untuk mendapatkan dasar teori, dan
5. Melakukan pencatatan pada kertas yang telah disediakan terutama pada bagian-bagian yang mengandung simbol.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengiventarisasi data sesuai dengan rumusan masalah penelitian,
2. Penafsiran terhadap data,
3. Mendeskripsikan data,
4. Menganalisis data berdasarkan jenis simbol,
5. Menginterpretasi data,
6. Wawancara, dan
7. Menyimpulkan hasil penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian berupa, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai kajian simbolik terhadap antologi Riwayat karya Sulaiman Juned.

A. Deskripsi Data

Pada bagian ini dideskripsikan data mengenai kajian simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned. Data tersebut diperoleh melalui teknik acak yang berbentuk undian. Teknik acak diambil dari masing-masing periode yang terdapat dalam antologi puisi dengan sampel masing-masing periode yaitu 25%. Setelah Sampel dalam penelitian ini dijumlahkan, maka hasilnya menjadi 32 jumlah puisi. Hasil dari sampel tersebut yang akan penulis jadikan suatu penelitian. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara membaca puisi secara keseluruhan, memahami, kemudian melakukan pencatatan terhadap sampel tersebut. Identitas sampel dicantumkan pada lampiran.

B. Analisis Data

Berdasarkan deskripsi data di atas, sesuai dengan judulnya yaitu “Kajian simbolik terhadap Antologi Puisi Riwayat Karya Sulaiman Juned”, maka dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Analisis kajian simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned adalah sebagai berikut: penggunaan makna simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman juned; analisis simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned, dan tujuan simbolik dalam menganalisis antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned.

I. Penggunaan Makna Simbolik terhadap Antologi Puisi Riwayat Karya Sulaiman Juned.
1) Penggunaan makna yang terkandung dalam puisi Nyanyian Bagi Perempuanku
//Deru ombak nyanyikan suara batin/ tentang luka yang pernah ada /senja itu/ tercatatlah legenda cinta yang purba/ jadi sejarah pada bebatuan/barangkali bulan tembagaku/ lenyap ditelan kabut//.
Makna yang terkandung dalam puisi di atas adalah menceritakan tentang seorang pria yang mengungkapkan perasaan hatinya yang begitu mendalam terhadap kekasihnya, ia merasakan kesepian dan kepiluan hati saat perempuan yang dicintainya pergi meninggalkannya. Kisah cintanya hanya menjadi kenangan yang tak dapat ia lupakan., hingga semuanya hilang bersama waktu.

2) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Perempuan setengah Baya
//perempuan setengah baya/menentang keranjang, berbaju kumal/tersaruk-saruk di terminal/jemari kerut dan gemetar/perempuan setengah baya/menenteng keranjang berbaju kumal/berlaksa kepedihan terukir di raut wajah/penderitaannya-derita dari sepotong kalbu/terkurung penjara kepapaan/perempuan setengah baya/menenteng keranjang berbaju kumal/lukanya-luka perempuan desa/yang memecah tabir kepalsuan dunia/terkuliti kancah debu nista/tersenyumlah rembulan setia memberi memberi secarik sinar suatu ketika//.

Makna dalam puisi ini berbicara tentang penyair yang mengutarakan perihal derita seorang anak manusia. Derita perempuan tua, yang terpaksa melakukan apa saja sebagai pekerjaannya untuk bertahan hidup.

3) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Bening Matamu-Nada
//simpan berjuta rahasia/di balik indahnya bola mata/coba kuakkan berlaksa gita dari sana/jangan ragu suatu saat bulan cerita/tentang arti kehidupan/buka rahasia/yang tersimpan di bening matamu//.

Puisi ini memiliki makna, yaitu Nada adalah seorang perempuan yang sangat dicintai oleh aku lirik. Sehingga menyaksikan matanya yang bening, melihat rahasia kehidupan yang tersimpan di sana. Keinginan memiliki wanita itu menjadi kekasihnya semakin kuat. Nada adalah kehidupannya.
4) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Kematian
//ah!/sudah siapkah/kita melangkah menghadap ilahi//.
Makna yang terkandung dalam puisi Kematian ini bercerita tentang penyair yang ingin menyadarkan pembaca, betapapun hebatnya manusia di atas bumi di akhirat nanti bertemu dengan pengadilan Tuhan, dan barulah terungkap jeritan hati. Di sana hanya Iman dan amal yang membantu kita dalam mempertanggungjawabkan perbuatan yang pernah kita lakukan di dunia.

5) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Tikus
//mentari rebah/ memeluk bumi/ malam menjelma hadirkan sunyi/ tikus beraksi mengerat laci/ melenyapkan segala isi/ membuat istana pribadi//.

Puisi Tikus ini berbicara tentang koruptor yang menghabiskan uang rakyat untuk memperkaya diri, seorang koruptor telah mengambil apa yang bukan menjadi haknya demi keuntungan pribadinya, tanpa diketahui siapapun.

6) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Lebaran di Rantau
//itu malam petasan dan mercon diledakkan/degup jantung melambai-lambai/mengikuti nyanyian takbir/Allahuakbar/Allahuakbar/Allahuakbar walillahilhamdz/ya Allah aku hilang ditelan keramaian/satu-satu terbayang keluarga di kampung/bapak duduk bersimpuh sambil memilin rokok daun/ibu menyulam baju hadiah lebaran untuk cucu/Idah adikku manis menangis bila tak dibelikan sepatu/O, lebaran di rantau semakin kencang degup jantung//
(kutumpahkan rindu ke laut sepi).

Puisi Lebaran di rantau ini memiliki makna bahwa sang penyairnya bercerita tentang suasana lebaran yang hiruk-pikuk dalam keramaian. Namum penyairnya terkurung kesedihan dan sendiri menikmati keriuhan itu.

7) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Menjemput
//ini laut tak bertepi/entah angin apa-riak apa-ombak apa/tak kuketahui/semua hilang ingatku/yang ada melambai-lambai dari jauh/sebuah angin-sejentik rasa-segumpal rindu/dari jauh memandang jauh mendekat segala hati/itu laut terarungi lewat badai jemput amukan kalbu//.

Di dalam puisi ini penyairnya ingin memaknai hidup dalam dunia lepas haruslah berhati-hati, sebab tak ada yang mengikat. Di dunia ini terlalu banyak bisikan, godaan dan hanya sedikit peringatan yang mengingatkan kita untuk berlaku pada kebaikan. Lalu hanya kita yang menentukan jalan hidup untuk menghadapi pengadilan terakhir kembali menemui Tuhan

8) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Merampas Subuh
//itu subuh koyak-monyak dirampas/dari tangan ke tangan/hitam tergambar pada wajah yang tak mengerti/mengapa diterlantarkan//.

Puisi ini mengisahkan manusia yang terlalu sering menyia-nyiakan usia mudanya, dan melakukan kejahatan-kejahatan yang secara tidak langsung menyerahkan kehidupannya pada kejahatan itu sendiri, sehingga tidak pernah peduli dalam diri manusia ada sisi baiknya.
9) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Bulan
//ini kalbu rindu rembulan/bertengger di atap rumah tetangga/meremas kata-merekah kasih/sementara di pucuk cemara/ada camar menyeruak kepak menantar rasa/Ohoi!/mari tabuh benih agar bertebar harap//.

Puisi ini menceritakan tentang seorang perempuan atau gadis manis yang dicintai. Gadis ini selalu dikenang dalam kehidupannya. Lelaki itu menunjukkan kesetiaannya untuk menyemai cinta dan sangat merindukan cintanya serta sangat berharap cintanya di terima pula.

10) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Kutengadahkan Isi Kalbu
//biar ini kalbu memangut rindu/mengirim setiap luka biru/tak mengada-ada/biarlah setiap lembah terjamah menyimpan sekian rasa/belum ada yang memberi madu/semuanya menumpahkan duka//.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan kehidupan yang tidak pernah menemukan kebahagiaan hidup, selalu saja menemui kesedihan hati yang sangat dalam dan tidak pernah menemukan keindahan dalam menjalani hidup di dunia ini, tapi selalu saja menjadi persakitan dan tak ada tempat untuk mengadu.

11) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Senyum Bulan
//ada gundah berombak di dada/lambungkan harap pada sepucuk hati/tumpahkan sekian resah-gauli gelisah/ada gundah berombak di dada/tiang mana ikatkan tali/biar kapal dapat merapat melabuhkan rasa/pendam dalam laut nurani/ada gundah berombak di dada/ketika terik hari bergasing atas kepala/O, jangan biarkan gerimis tempias ke wajah/O, jangan biarkan nyeri membungkus luka//.
(mari jemput waktu lewat senyum di kening bulan).

Puisi ini mengisahkan tentang Versevenny yaitu seorang pelukis wanita. Hatinya yang gelisah tak tentu arah, menunggu seorang lelaki yang dicintainya. Terlalu banyak masalah dalam kehidupannya tersimpan rapi dalam diri. Lelaki tegar itu memang akhirnya mempersuntungkan ia menjadi istrinya, maka terkembanglah keindahan bagi perempuan itu.

12) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Mu
//ada gundah berombak di dada/lambungkan harap pada sepucuk hati/tumpahkan sekian resah-gauli gelisah/ada gundah berombak di dada/tiang mana ikatkan tali/biar kapal dapat merapat melabuhkan rasa/pendam dalam laut nurani/ada gundah berombak di dada/ketika terik hari bergasing atas kepala/O, jangan biarkan gerimis tempias ke wajah/O, jangan biarkan nyeri membungkus luka//.
(mari jemput waktu lewat senyum di kening bulan).

Puisi ini mengisahkan tentang Versevenny yaitu seorang pelukis wanita. Hatinya yang gelisah tak tentu arah, menunggu seorang lelaki yang dicintainya. Terlalu banyak masalah dalam kehidupannya tersimpan rapi dalam diri. Lelaki tegar itu memang akhirnya mempersuntungkan ia menjadi istrinya, maka terkembanglah keindahan bagi perempuan itu.
13) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Kusaksikan Bulan sepenggal
//kusaksikan bulan sepenggal atas kepala/tangis pecah tertimpa daun cemara/jadikan tembang menemani perjalanan malam/kusaksikan bulan sepenggal atas kepala/memandang langit sebagai langit/memayungi keyatimanku/memandang bumi sebagai bumi/merasakan angina sejuk membelai pucuk rambut/melewati selat bernama kesedihan/seperti usapan jari ibu/kusaksikan bulan sepenggal atas kepala/aku rindu ayah; perjumpaan hanya lewat ziarah/hingga bersujud aku di kamar kebebasan/mata air turun di nurani menetes ke sajadah/O, kecil hatiku kecil teriris pedih/seperti gerombolan awan kelabu/diurai angina buyar berkeping-keping//(kutumpahkan rindu ke gunung sepi).

Puisi ini menceritakan tentang kehidupan penyairnya yang menjadi yatim-piatu, hilang kebahagiaan dalam dirinya, kemanapun ia pergi hanya kesedihan yang mengaliri jiwanya. Duka mengurung setiap langkah, tak ada tempat ia mengadu sebab kedua orang tuanya telah meninggal dunia untuk menjumpai Tuhan-Nya. Hanya nyanyian pilu yang menghilangkan arah tuju.

14) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Akulah Debu
//akulah debu/sendiri merasakan sakit/tersebab banyak yang hilang/tak sanggup menjemput pulang//(sepi kembali kepelukan hati).

Puisi ini bercerita tentang manusia yang dianggap nista atau kotor, sendiri mengalami penderitaan hidup, tak ada yang membantu. Jika kita sedang melarat tak ada harta, terasing sendiri di atas dunia tak ada yang mau berbagi rasa penderitaan dengan kita.

15) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Episode Gurita Tua
//menyambut ramadhan/di sunyi gelap malam/angin menusuk-nusuk sukma/gerimis tempias ke wajah semesta/satu mil mendaki sabang/tercatat sejarah luka beribu/anak-anak melautkan tangis kehilangan penyangga/beratus orang tua melautkan darah-kehilangan cahaya mata/menyambut ramadhan/di sunyi gelap malam/pada air mata menyaksikan jimmy kehilangan kekasih/Dollah kehilangan ayah-ibunya/Brahim kehilangan Siti biji mata satu-satunya/menyambut ramadhan/di sunyi gelap malam/angina mendesaukan isyarat/Allah menegur kita agar tak angkuh/Allah mengingatkan kita agar tak sombong/Allah meminta kita kembali pada garis-Nya//.

(Kita ternyata tak mampu membaca alam).
Puisi ini menceritakan tentang tenggelamnya kapal motor Gurita di perairan Sabang-Aceh, sebuah pertanda luka yang tersimpan di jiwa rakyat Aceh. Sakit yang paling menyakitkan menyebar kesedhan keseluruh alam di awal menyambut bulan Ramadhan. Ini awal Tuhan menegur rakyat Aceh agar selalu mengingat Tuhan.

16) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Mesjid
//bersujud dalam rumah-Mu/meleburkan hati melihat diri-aku ternyata tak sebesar kemiri/apalah seorang penyair rangkai kata jadi puisi//(aku mohon rahmah dan makrifah-Mu).

Makna yang terkandung dalam puisi di atas bercerita tentang memasuki mesjid, melalui shalat dan do’a menyerahkan diri kepada Allah penguasa alam dan akhirat. Manusia di mata Tuhan tidaklah berarti apa-apa, maka hanya ampunanlah yang dimohonkan agar terlepasa dari neraka. Mesjid adalah rumah yang abadi bagiu manusia untuk memohon.

17) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Cerita
//ini cerita luka/tentang diri dimangsai ketidakadilan/tentang rasa dimangsai kebiadaban/tentang sikap dimangsai keserakahan/tentang hati dimangsai kekuasaan//(ke sudut mana menyepi menyembuhkan luka).
Makna yang terkandung dalam puisi Cerita ini mengatakan bahwa Cerita merupakan kabar atau peristiwa yang paling menyakitkan yang terjadi dalam hidup. Tentang keadilan yang sengaja dibunuh, serta kekuasaanpun sering membunuh jati diri sehingga sendiri menyepi untuk mengobati luka hati.

18) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Gumam: Situs bagi Istriku
//ada yang lupa aku ingatkan/tentang lipstik pewarna bibir/pemakna getir kehidupan/ada yang lupa kukatakan/tentang laut beriak tenang/sedia menerima rindu-dendam/walau luka menghias jendela rumah kita/ada yang lupa kupesankan/tentang gunung setia menanti waktu/terbaca isyarat lewatrateb leluhur/jadi lukisan berwarna rindu-bingkus hati kita.

Puisi ini menjadi catatan sejarah bagi istrinya, penyair agar selalu setia dan tidak berpaling kepada orang lain, walaupun hidup dalam sengsara. Menjalani hidup pasti ada masalah yang membuat hati sakit, dan itu seharusnya jadi kekuatan cinta semakin bertambah untuk mempertahankan rumah tangga. Catatan-catatan menjadi pertanda yang diterangkan dalam zikir dan do’a. jika ada masalah selesaikan dan berserah diri kepada Allah.

19) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Jakarta
//terkurung keramaian Jakarta/mengepul asap di hati jadi api/aku ingat kampong;masa kecil yang indah/selepas ngaji/membaca hikayat prang sabi/memaknai penyerahan diri-merindui Allah/masa remaja penuh gairah;memilih rumah tempat berteduh/membawa pulang mawar-membagi keluh kesah/bercermin pada kesetiaan Adam-Hawa/terkurung keramaian Jakarta/mengepul asap di hati jadi apo/aku menyaksikan badut/badut-badut mempertontonkan gelisah di gedung ber-AC/tapi gairah –bermuara pada dendam/melemparkan bara jadi ambisi tak terkendali//(nurani tersimpan di kantong jas sapari)

Puisi ini diciptakan penyairnya, ketika sedang terjadi penghitungan suara dalam pemilihan Presiden di gedung wakil rakyat pada tahun 1999. Para anggota dewan atau wakil rakyat ternyata tidak mewakili kesucian hati rakyat, mereka malah menyebarkan keserakahan. Kebenaran disimpan dalam kantong jas sapari, mereka lebih banyak menghidupkan kejahatan dantidak pernah ikhlas dalam berbuat. Setiap kerja dihitung dengan kata, berapa keuntungan yang harus kupungut, akibatnya Indonesia tidak pernah keluar dari kemelaratan dan jadi Negara terkorup di dunia, padahal kita adalah bangsa yang besar.

20) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Berita
//merpati putih/terbang mengitari malam tanpa bintang/mengirim keluh-kesah bersama darah/ini kepak terakhir/terkulai jatuh di atas tungku jadi bara//(siapa sanggup memamah luka-cinta tak teraba).

Makna yang terkandung dalam puisi di atas menceritakan mengenai banyaknya kabar tentang generasi muda yang sengaja dibunuh (dimatikan), agar tak muncul dendam lagi. Padahal ini menjadi cerita dan sejarah masa lalu dicatat dalam diri sepanjang hidupnya. Dari berita duka yang penuh dengan kesedihan akan melahirkan dendam sejarah seharusnya kita rangkul kekecewaan dengan cinta agar tercipta kedamaian hakiki dari kesucian hati.

21) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Isman: Di Mana Kau Sembunyi
//senja hampir selesai/begini jauh perjalananku/aku berangkat melukiskan hujan di halaman/berbaur sekerat rindu sepanjang rambutmu/meski harumnya tak sempat kunikmati/senja hampir selesai/alangkah jauh perjalanan/aku berangkat melukiskan keraguan digugur daun/angin mengantarnya kepemakaman//(sepi lebih mengerikan dari maut).

Puisi di atas bercerita tentang seorang Isman yang merupakan singkatan dari Iswanti dan Sulaiman. Suami istri ini sangat lama menanti si buah hati, maka terciptalah puisi ini. Dalam usia yang mulai tua apakah masih ada harapan untuk mendapatkan seorang anak. Kesedihan dan luka dalam rumah tangga bahkan sering terjadi pertengkaran tanpa dihadiri seorang anak. Kesedihan yang mendalam rasanya hilang nyawa dari tubuh terpaksa harus menguburkan hati dalam pencarian tanpa batas.

22) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Jiwa
//merpati putih/ menyerahkan hati mengatub luka/ kematian diletakkan pada tangan dingin/ aku benci jiwa yang gelisah/ berkeluh-kesah di malam nyeri sunyi/ aku catatkan sengketa biar matahari pergi dari sisi//.

Penggunaan makna pada puisi di atas mengisyaratkan ketulusan jiwa untuk menjalani hidup bersama. Terkadang pertengkaran terjadi dalam menyatukan kehidupan rumah tangga, juga harus melewati rasa sedih, senang, luka dan bahagia dengan rindu cinta bersama. Memaknai perkawinan haruslah saling mencintai sampai akhir hayat nanti, biarlah hanya Tuhan yang menceraikannya.

23) Penggunaan makna yang terkandung dalam puisi Sekali
//jangan biarkan cinta/mengembara dalam rimba sunyi/bangun saja rumah di hati/hidup-mati-kawin hanya sekali/sebisa apapun luka tak perlu mempertontonkannya//.

Puisi ini memiliki makna bahwa dalam menyatakan hidup semuanya dilakukan hanya sekali, tidak boleh menyerah diri apapun yang telah menjadi pilihan hidup. Perjalanan hidup ini harus membuang jauh-jauh rasa sakit di hati. Kuatkan diri agar menjadi tegar, jangan pula ada orang lain yang tahu tentang peristiwa yang terjadi dalam rumah. Jadikan perkawinan tempat berteduh agar damai hati dalam memadu cinta.

24) Penggunaan makna yang Terkandung dalam Puisi Rekomendasi
//kulalui malam sejuta nikmat/ketika gerimis tempias ke sajadah/mencair juga sepi di pucuk rambut-bila gincu menggores/langit jatuhkan bulan bersanding di baris kening/membungkus luka dengan kertas baru/kita menulis kata demi kata di atasnya/kulalui malam sejuta nikmat/dimatamu aku hanya sebiji kemiri/mencari catatan rekomendasi dari birokrasi matahari//.

Puisi ini mengisyaratkan kejahatan demi kejahatan senbgaja diciptakan oleh orang-orang yang kuat atau penguasa untuk merusak keindahan. Warna kehidupan yang membuat sakit mnyatu dalam diri penguasa memuat tanda-tanda untuk terus melakukan keangkara murkaan di atas bumi.

25) Penggunan Makna yang Terkandung dalam Puisi Cerita: Tanah Air-Tanah Mata
//kadangkala hidup gumaman gebalau di malam sunyi/ingin sekali aku meguburkan diri di tanah tumpah darah/tersebab tumpah air mata darah di tanah airku//

(belukar dan kemenyan tumbuh berbunga di pusara).
Puisi di atas berbicara tentang kehidupan. Hidup ini adalah kesakitan-kesakitan yang paling menyakitkan. Luka teramat sakit engiris hati. Tanah air tercinta selalu saja menyemai air mata buat bangsanya dan menanam kekecewaan. Pemumpin negeri melakukan kejahatan dan bau busuk iti sudah diketahui oleh anak bangsa. Jika ada yang protes kuburan telah menanti untuk menjadi tempat peristirahatan terakhir. Begitulah cerita pemimpin kita.

26) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Menuai Api
//memaknai kemerdekaan/gerimis mengurung rahasia mimpi/melahirkan derita jadikan tuba-sakit-pilu/menyayat ruang pemikiran-merubah peradaban/jangan pagari hati dengan perseteruan/menuai jembatan kasih sayang-meski datang malam di jiwa/aku tak tinggal diam/api sunyi-menyala menyilaukan mata/kesetiaan berkalang maut/ini rumah kuberi nama cinta/baik dan buruk kutulis di kalbu//.

Menuai Api ini bercerita tentang menciptakan dendam secara turun-temurun dalam kehidupan untuk meracuni keinginan. Tidak boleh ada yang mengikat diri dalam amarah apalagi melawan para penguasa. Jika ada yang melawan harus menerima perlakuan dengan kematian.

27) Penggunaan makna yang Terkandung dalam Puisi Lagu
//selamat petang luka/belati menggali terusan air mata/dalam kedalaman mata-seperti Tuhan pada waktu subuh/sembunyikan mimpi//

Makna yang terkandung dalam puisi ini yaitu tentang sebuah Negeri yang tidak pernah berhenti dari pemberontakan. Peperangan itu sudah lama sekali terjadi saling memperlihatkan kehebatan masing-masing kepada dunia. Entah kapan berakhir, sama-sama mempertahankan diri merekalah yang paling benar. Kebenaran ternyata berada di moncong senjata.

28) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Aceh 4
//titip sekian rindu/siapa melewati Seulawah/masihkah bilik para datu mengalirkan air kasih-Nya/leluhur membasuh dada bujang/agar mampu menjalani kerasnya hidup/anak sampan belum siap memutar haluan/walau zikir sebaya sesekali terdengar sayub/biarkan dulu aku disini menjaring mimpi-mimpi yang pasti-bawa pulang buat anak istri/pergi ditepungtawari datu dengan do’a pulang/memandang luka memborok dalam kalbu//.

Puisi di atas bercerita tentang seorang Penyair yang sangat merindukan Aceh sehingga menitipkan Aceh dalam rumah hati bagi keturunannya. Aku lirik, membuang jauh-jauh kejahatan untuk mendo’akan Aceh dalam menemukan keinginan untuk dapat kembali.

29) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Aceh 2
//luka membatu/hati berlagu/luka membiru/senyum membeku/kita bersulang menimang mimpi/pagi yang bening jadi kelam/luka-duka menari di samudera pikiran/aku tatap kota melesat dalam waktu berkalang maut/orang-orang menanggalkan hati satu demi satu/ini tubuh siapa punya/memanggil-manggil Tuhan di setiap aliran nadi/kami ini jiwa-hati mencatat lara-tak bisa lari tak bisa sembunyi/orang-orang berkelahi bersama ombak di kelap-kelip waktu/orang-orang lalu-lalang diantara aroma mayat-meski teramat pahit/nafas persakitan tersirat di wajah penderitaan/aku tabor bunga di pusara bernama Aceh/luka membatu/hati berlagu/luka membiru/senyum membeku/kita bersulang menimang mimpi/pagi yang bening jadi kelam/gundah-gelisah-sakit pilu menyatu dalam bingkai cinta-lara/telah aku kecup getir di kamar rahasia/menghabiskan malam dalam senyum-beku/waktu mengirim setangkai kembang/meraih bulan-gerimis masih berkelahi di halaman/siapa diantara kita terluka-padamu/patahkan resah/kabut-angin-api-air mempersiang diri dalam sepi/secangkir kesedihan terceruk belati/menggali terusan air mata dikedalaman//.

Puisi ini mengisahkan tentang peristiwa Tsunami di Aceh. Waktu itu, di mana-mana manusia menangisi nasibnya. Mayat-mayat bergelimpangan, seluruh kota tak ada kehidupan. Air memenuhi kota, kesedihan melekat di hati menyatu dalam diri.

Ini adalah peringatan, agar kita tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan. Tidak saling menyembunyikan kebenaran dan memunculkan kesalahan. Teguran melalui Tsunami adalah peringatan Allah, mari kita berkaca agar Allah tak akan murka.

30) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam puisi Potret Diri
//entah dengan apa dapat melukiskan kesetiaan/bahasa yang bagaimana mampu melahirkan sajak tentang keagungan cinta/mak, telah berton-ton ajaran tersimpan di jiwa/belum juga dapat menyirami wangi seulanga ke dadamu//

(aku ziarahi kuburmu dalam mimpi panjang).
Makna yang terkandung dalam puisi Potret Diri adalah tentang Gambaran diri Si penyair ketika lama tidak pulang ke kampung halaman, untuk membahasakan kerinduan yang luar biasa banyaknya, membuang di pusara agar selalu dikenang walau dalam angan.

31) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Percuma
//percuma membingkai hati/andai pikiran terkurung rahasia/debu-mengeruh jauh/nurani mengumpal dengki dendam/percuma merenda hati/andai perahu terbuat atas kemarahan/mencipta topeng-melahirkan jiwa/pengecut jadi pahlawan//.

(kita adalah boneka dimainkan mimpi).
Puisi di atas bercerita tentang sosok manusia. Manusia dalam hidup ini sering melakukan pekerjaan yang sia-sia dalam menciptakan ruang di hati. Manusia terlalu banyak jiwanya yang kotor, iri dan memiliki hati yang sakit sehingga tak mampu memberikan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Seiring juga mengeja hati hati dalam kepedihan dijaikan permainan duniawi.

32) Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Ritus Topeng
//aku gendong/peradaban luka dalam babakan sejarah/merindui peruntungan jiwa-di sudut hening/aku bergulat memungut wajah/kita terpasung ritus topeng//.

Puisi ini bercerita tentan manusia yang selalu menutupi kesalahan dan menampakkan kebaikan. Padahal ia memanjakan diri terhadap peristiwa hidup dalam menuruti keinginan hati. Manusia seringkali lupa bahwa hidup ini tak pernah sempurna, lalu mengapa harus berjuang untuk ambunyikan kesalahan.

II. Analisis Kajian Simbolik terhadap Antologi Puisi Riwayat Karya Sulaiman Juned.
1) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Nyanyian Bagi Perempuanku
//Deru ombak artinya simbol dari suara hati/Bulan tembaga artinya simbol dari perempuan tersayang/Sejarah bebatuan artinya simbol dari kisah lama.

2) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Perempuan Setengah Baya
//perempuan adalah simbol dari wanita yang perkasa/berbaju kumal adalah simbol dari miskin/kerut simbol dari tua/gemetar simbol kelaparan/kepedihan simbol dari penderitaan/penjara kepapaan artinya menderita sepanjang masa/memecah tabir artiya bangkit/terkuliti artinya hidup/rembulan memberi secarik sinar artinya suatu ketika akan bahagia//.

3) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Bening Matamu-Nada
//berjuta rahasia artinya menyimpan rahasia kehidupan/kuakkan adalah simbol dari melihat atau menyaksikan/gita artinya keinginan/bulan cerita artinya wanita muda itu aku jadi kekasihnya/buka rahasia artinya menceritakan tentang hidup/bening matamu artinya yang tersimpan di balik indahnya bola matanya/nada adalah simbol dari nama seseorang//.

4) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Kematian
//ah! Artinya simbol dari jeritan hati/siapkah artinya sudahkah cukup Iman dan amal/menghadap ilahi artinya menemui sang khalik untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan//.

5) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Tikus
//rebah artinya suatu simbol bahwa seseorang sedang lengah, hening tiada yang mengetahui/malam artinya simbol dari kejahatan/mengerat laci artinya mencuri/ isi artinya simbol dari uang atau barang-barang yang berharga/istana artinya simbol dari keuntungan/kekayaan.

6) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Lebaran Di Rantau
//degup jantung artinya kesedihan yang mendalam/melambai-lambai artinya selalu dekat dalam diri/aku hilang artinya tak mampu membayangkan/ditelan keramaian artinya sedih dalam keriuhan takbir/kutumpahkan artinya memberikan atau melekatkan/rindu artinya keinginan hati/ke laut sepi artinya pada hamparan kedinginan.

7) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Menjemput
//laut artinya simbol dari dunia lepas/tak bertepi artinya tak ada yang mengikat/angin apa artinya simbol dari bisikan/riak apa artinya simbol dari peringatan/ombak apa artinya simbol dari penentuan/hilang ingatku artinya tak mampu mengetahui apa yang terjadi/lewat badai artinya pengadilan terakhir/jemput amukan kalbu artinya menghentikan nadi kehidupan untuk kembali menemui Tuhan//.

8) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Merampas Subuh
//itu subuh artinya simbol dari usia muda/koyak monyak artinya dihancurkan atau disia-siakan/di rampas artinya simbol dari menyerah atau diambil/hitam artinya simbol dari kejahatan/wajah artinya simbol dari kehidupan/diterlantarkan artinya tidak memperdulikannya//.

9) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Bulan
//rembulan artinya simbol dari perempuan/bertengger artinya hinggap atau tinggal/pucuk cemara artinya simbol dari kehidupan/camar artinya simbol dari kesetiaan/tabuh benih artinya menyemai kehidupan/bertebar harap artinya menunggu hasil//.

10) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Kutengadahkan Isi Kalbu
//memangut artinya simbol dari merenggut/luka biru artinya kesedihan yang dalam/lembah artinyadalam kehidupan dunia/madu artinya simbol dari keindahan atau manis/menumpahkan artinya memberikan/duka artinya simbol dari sakit//.

11) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Senyum Bulan
//gundah artinya hati yang gelisah/berombak artinya tak tentu arah/sepucuk hati artinya ada lelaki yang dicintai/ikatkan tali artinya simbol dari jatuh cinta/kapal artinya simbol lelaki tegar/melabuhkan rasa artinya menyatakan cinta/terik hari artinya banyak masalah/bergasing atas kepala artinya tesimpan/jemput waktu artinya ada saatnya/di kening bulan artinya pada seorang perempuan/senyum artinya simbol keindahan//.

12) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Mu
//gincu artinya simbol dari memberi warna/menggores langit artinya pada kehidupan Tuhan/jatuhkan bulan artinya memberikan keindahan/bersanding artinya bersama-sama/di baris kening artinya beriring/gerai rambut artinya dalam Saf yang panjang/debu artinya kotor/melekat di kulit artinya mudah dihilangkan//.

13) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Kusaksikan Bulan Sepenggal
//tangis pecah artinya hilangnya kebahagiaan/tembang artinya nyanyian kepiluan/perjalanan malam artinya berangkat bersama luka/angin sejuk artinya mengaliri/membelai pucuk rambut artinya menemui ketenteraman jiwa/sujud artinya menyerahkan diri/selat kesedihan artinya duka yang sangat dalam/mata air artinya kehidupan/menetes di sajadah artinya menjumpai Tuhan/teriris pedih artinya luka/awan kelabu artinya menghilagkan arah tuju/urai angin artinya di tampar/buyar berkeping artinya hancur/kutumpahkan artinya melampiaskan perasaan/rindu ke gunung sepi artinya hanya pada diri sendiri//.

14) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Akulah Debu
//debu artinya simbol dari kotoran atau nista/merasakan artinya alami/sakit artinya rasa penderitaan/hilang artinya lenyap atau tak ada lagi/menjemput artinya mengambil/pulang artinya kembali atau menghadap Illahi/sepi kembali artinya sendiri, tak ada teman/kepelukan artinya merasakan sendiri//.

15) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Episode Gurita Tua
//gelap malam artinya luka di atas luka/angin menusuk-nusuk artinya sakit yang paling menyakitkan/sukma artinya tersimpan di jiwa/gerimis tempias artinya menyebar kesedihan/ke wajah semesta artinya ke seluruh alam/berkaca artinya merenung/pada air mata artinya kesedihan demi kesedihan/mendesaukan artinya menyuarakan/isyarat artinya pertanda/membaca Alam artinya mengetahui keinginan apa dari lingkungan//.

16) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Mesjid
//bersujud artinya shalat atau berdo’a dan menyerahkan diri dalam mesjid/rumah-Mu artinya dalam mesjid/meleburkan artinya menyatukan hati mengingat Allah/kemiri artinya kecil, hitam, dan padat/tak sebesar artinya sangat kecil/mohon rahmah artinya meminta rahmat dan hidayah//.

17) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Cerita
//ini cerita luka artinya peristiwa atau kabar yang paling sakit/dimangsai artinya ditelan atau dibunuh/menyepi artinya pergi untuk menyendiri/menyembuhkan artinya mengobati hati//.

18) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Gumam: Situs Bagi Istriku
//kuingatkan artinya menjadi catatan/lipstik artinya pemberi warna kehidupan/getir artinya susah atau sengsara/laut beriak artinya dalam hidup ada masalah/luka artinya sakit merajai hati/menghias artinya memperindah/jendela rumah artinya cinta/gunung artinya kekuatan atau keteguhan hati/setia artinya tidak berpaling kepada orang lain/isyarat artinya pertanda/rateb artinya zikir dan do’a//.

19) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Jakarta
//terkurung artinya tidak bisa keluar/mengepul artinya menghidupkan kembali/asap artinya menyebarkan keserakahan/penyerahan artinya ikhlas/bercermin artinya melihat ke dalam diri sendiri/badut-badut artinya para anggota Dewan atau wakil rakyat/mempertontonkan artinya melakukan pertunjukkan/gelisah artinya resah atau tidak mau kalah/bara artinya kejahatan/ambisi artinya keinginan yang tak terkendali/nurani artinya hati yang suci/kantong artinya tempat menyimpan kebenaran//.

20) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Nyanyian Bagi Perempuanku
//merpati putih artinya generasi pelurus/putih artinya kesucian/mengitari malam artinya menjalani hidup sendiri/tanpa bintang artinya tak ada petunjuk/keluh-kesah artinya mengirim kesedihan/darah artinya keras/terkulai artinya jatuh/tungku artinya perapian/jadi bara artinya melahirkan dendam/memamah luka artinya sepanjang hidupnya tersakiti/tak teraba//.

21) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Isman: Di mana Kau Sembunyi
//senja artinya mulai tua/hampir selesai artinya menunggu kematian/jauh artinya tak ada harapan/perjalanan artinya pencarian tak ada hasil/hujan artinya kesedihan dan luka/di halaman artinya dalam rumah tangga/keraguan artinya mulai kecewa/gugur artinya hilang sebelum jadi/daun artinya muda belia/dipemakaman artinya menguburkan hati/sepi artinya sendiri sunyi/mengerikan artinya kesedihan yang sangat dalam/maut artinya hilang nyawa dari tubuh//.

22) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Jiwa
//merpati artinya simbol dari kesetiaan/putih artinya simbol dari ketulusan hati/menyerahkan artinya simbol dari pasrah menerima apa adanya/kematian diletakkan pada tangan artinya simbol dari saling mencintai sampai akhir hayat/keluh kesah artinya simbol dari bersedih/sengketa artinya pertengkaran pasti ada dalam hidup//.

23) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Sekali
//jangan artinya tak usah melakukan apa-apa/mengembara artinya menjalani hidup/rimba sunyi artinya sendiri dalam lautan/bangun artinya kuatkan diri/rumah artinya tempat berteduh/sebisa artinya agar tak ada rasa sakit/luka artinya sakit di hati/mempertontonkanya artinya tak ada orang yang tahu//.

24) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Rekomendasi
//malam artinya kegelapan atau kejahatan/gerimis tempias artinya menampakkan sakit/mencair artinya menyatu dalam jiwa/gincu artinya warna kehidupan/menggores langit artinya memberikan tanda/jatuhkan bulan artinya merusak keindahan/rekomendasi artinya kejahatan sengaja diberikan/matahari artinya kekuatan//.

25) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Tanah Air – Tanah Mata
//gumaman artinya erangan kesakitan/gebalau artinya sakit yang tak tertahankan/malam sunyi artinya luka sendiri merasakan sakit/menguburkan artinya menanam kekecewaan/belukar artinya kejahatan merajai hati/kemenyan artinya baunya menusuk hidung/pusara artinya kuburan//.

26) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Menuai Api
//gerimis artinya menyebar penyakit/mimpi artinya tak mungkin terjadi/tuba artinya meracuni kehidupan/pagari hati artinya mengikat keinginan/menuai artinya menerima perlakuan/api sunyi artinya menciptakan dendam sendiri/menyala artinya menghidupkan amarah/kutulis di kalbu artinya mencatatkan sejarah luka dan meceritakannya kepada keturunannya//.

27) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Lagu
//lagu artinya pemberontakan (berulah)/petang artinya sudah lama/belati artinya ketajaman/menggali artinya mengorek/kedalaman mata artinya sejauh mana keinginan merdeka/subuh artinya keheningan (muda usia)/sembunyikan artinya tak mau memperlihatkan diri/mimpi artinya keinginan-keinginan//.

28) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Aceh 2
//titip artinya menyimpan/bilik artinya rumah/batu artinya keturunan/anak sampan adalah aku lirik/menjaring artinya menemukan keinginan/tepungtawar artinya mendo’akan/borok artinya kejahatan//.

29) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Aceh 4
//luka artinya kesedihan dan kesakitan/membatu artinya tidak mau hilang/berlagu artinya berulah dalam diri/membeku artinya menyatu dalam diri/kelam artinya kegelapan yang menimpa/berkelahi artinya melawan/bersama ombak artinya air memenuhi kota/aroma mayat artinya manusia mati bergelimpangan dan bau/nafas pesakitan artinya seluruh kota tak ada kehidupan/hikayat bertopeng artinya saling menyembunyikan kebenaran/kecup getir artinya menerima kepedihan/menghabiskan malam artinya menerima luka/pahat resah artinya kepedihan melekat di hati/mempersiang diri artinya menertawakan diri sendiri/secangkir kesedihan artinya seluruh alam adalah luka/menggali air mata artinya di mana-mana manusia menangisi nasibnya//.

30) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Potret Diri
//entah artinya bagaimana menggambarkan/melukiskan artinya membahasakan kerinduan/berton-ton artinya luar biasa banyaknya/menyiram wangi artinya menumbuhkan harum di jiwa/seulanga artinya tumbuh dan dikenang/ziarahi kubur artinya tetap didatangi walau dalam angan//.

31) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Percuma
//percuma artinya sia-sia mengerjakannya/membingkai artinya menciptakan ruang di hati/pikiran artinya mengeja hati/debu artinya nista yang kotor/mengeruh artinya bergumal kepedihan/dengki artinya iri/dendam artinya sakit hati/merenda artinya mengumpulkan kebahagiaan/perahu artinya memuat kehidupan/boneka artinya jadi permainan//.

32) Analisis Kajian Simbolik Terhadap Puisi Ritus Topeng
//gendong artinya memanjakan diri/peradaban artinya keinginan hati/babakan artinya peristiwa hidup/sudut hening artinya sembunyikan hati/bergulat artinya berjuang/terpasung artinya terikat peraturan/ritus artinya kesempurnaan/topeng artinya menutupi kesalahan//.

III. Tanda-tanda simbolik dalam Antologi Puisi Riwayat Karya Sulaiman Juned

1) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Nyanyian Bagi Perempuanku adalah:
1. Deru ombak artinya simbol dari suara hati;
2. Bulan tembaga artinya simbol dari perempuan tersayang; dan
3. Sejarah bebatuan artinya simbol dari kisah lama.

2) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Perempuan Setengah Baya adalah:
1. Perempuan artinya simbol dari wanita perkasa
2. Berbaju kumal artinya simbol dari miskin
3. Kerut artinya simbol dari tua
4. Gemetar artinya simbol dari kelaparan
5. Kepedihan artinya simbol dari menderita
6. Penjara kepapaan artinya simbol dari menderita sepanjang masa
7. Memecah tabir artinya simbol dari bangkit
8. Terkuliti artinya simbol dari hidup
9. Rembulan memberi secarik sinar artinya simbol dari suatu ketika akan bahagia

3) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Bening Matamu-Nada adalah:
1. Berjuta rahasia artinya simbol dari menyimpan rahasia kehidupan
2. Kuakkan artinya simbol dari melihat/menyaksikan
3. Gita artinya simbol dari keinginan
4. Bulan cerita artinyasimbol dari wanita muda akan jadi kekasih
5. Buka rahasia artinya simbol dari menceritakan tentang hidup
6. Bening matamu artinya simbol dari yang tersimpan di balik indahnya bola mata
7. Nada artinya simbol dari nama seorang gadis.

4) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Kematian adalah:
1. Ah ! atinya simbol dari jeritan hati
2. Siapkah artinya simbol dari sudahkah cukup iman dan amal
3. Menghadap Ilahi artinya simbol dari menemui sang khalik untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan.

5) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Tikus adalah:
1. Rebah artinya simbol keheningan/secara tidak sadar
2. Malam artinya simbol dari kejahatan
3. Mengerat laci artinya simbol dari mencuri dan mengambil milik orang lain
4. Isi artinya dari uang rakyat atau barang-barang berharga
5. Istana arinya simbol dari keuntungan atau kekayaan.

6) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Lebaran Di Rantau adalah:
1. Degup jantung artinya simbol dari kesedihan yang mendalam
2. Melambai-lambai artinya simbol dari selalu dekat dalam diri
3. Aku hilang artinya simbol dari rasa tak mampu membayangkan
4. Ditelan keramaian artinya simbol dari kesedihan dalam keriuhan takbir
5. Kutumpahkan artinya simbol dari memberikan atau melekatkan
6. Rindu artinya simbol dari keinginan hati
7. Ke laut sepi artinya simbol dari hamparan kesendirian

7) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Menjemput adalah:
1. Laut artinya simbol dari dunia lepas
2. Tak bertepi artinya simbol dari tak ada yang mengikat
3. Angin apa artinya simbol dari bisikan
4. Riak apa artinya simbol dari peringatan
5. Ombak apa artinya simbol dari penentuan
6. Hilang ingatku artinya simbol dari tak mampu mengetahui apa yang terjadi
7. Lewat badai artinya simbol dari pengadilan terakhir
8. Jemput amukan kalbu artinya simbol dari menghentikan nadi kehidupan untuk kembali menemui Tuhan.

8) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Merampas Subuh adalah:
1. Itu subuh artinya simbol dari usia muda
2. Koyak-monyak artinya simbol dari kehancuran/kesia-siaan
3. Dirampas artinya simbol dari diambil
4. Hitam artinya simbol dari kejahatan
5. Wajah artinya simbol dari kehidupan
6. Diterlantarkan artinya simbol dari tidak memperdulikannya

9) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Bulan adalah:
1. Rembulan artinya simbol dari perempuan
2. Bertengger artinya simbol dari hinggap/tingggal
3. Pucuk cemara artinya simbol dari kehidupan
4. Camar artinya simbol dari kesetiaan
5. Tubuh benih artinya simbol dari menyemai kehidupan
6. Bertebar harap artinya simbol dari menunggu hasil

10) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Kutengadahkan Isi Kalbu adalah:
1. Memangut artinya simbol dari merenggut
2. Luka biru artinya simbol dari kesedihan yang dalam
3. Lembah artinya simbol dari kehidupan dunia
4. Madu artinya simbol dari keindahan/manis
5. Menumpahkan artinya simbol dari memberikan
6. Duka artinya simbol dari sakit

11) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Senyum Bulan adalah:
1. Gundah artinya simbol dari hati yang gelisah
2. Berombak artinya simbol dari tak tentu arah
3. Sepucuk hati artinya simbol dari lelaki yang dicintai
4. Ikatkan tali artinya simbol dari jatuh cinta
5. Kapal artinya simbol dari lelaki tegar
6. Melabuhkan rasa artinya simbol dari ucapan cinta
7. Terik hari artinya simbol dari banyak masalah
8. Bergasing atas kepala artinya simbol dari tersimpan
9. Jemput waktu artinya simbol dari ada saatnya
10. Kening bulan artinya simbol dari seorang perempuan
11. Senyum artinya sibol dari keindahan

12) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Mu adalah:
1. Gincu artinya simbol dari warna
2. Menggores langit artinya simbol dari kehidupan Tuhan
3. Jatuhkan bulan artinya simbol dari memberikan keindahan
4. Bersanding artinya simbol dari bersama-sama
5. Di baris kening artinya simbol dari beriring
6. Gerai ranbut artinya simbol dari dalam Saf yang panjang
7. Debu artinya simbol dari kotor
8. Melekat di kulit artinya simbol dari mudah dihilangkan

13) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Kusaksikan Bulan Sepenggal adalah:
1. Tangis pecah artinya simbol dari hilangnya kebahagiaan
2. Tembang artinya simbol dari nyanyian kepiluan
3. Perjalanan malam artinya simbol dari berangkat bersama luka
4. Angin sejuk artinya simbol dari menghadiri
5. Membelai pucuk rambut artinya simbol dari menemui ketenteraman jiwa
6. Sujud artinya simbol dari penyerahan diri
7. Selat kesedihan artinya simbol dari duka yang sangat dalam
8. Mata air artinya simbol dari kehidupan
9. Menetes di sajadah artinya simbol dari menjumpai Tuhan
10. Teriris pedih artinya simbol dari terluka
11. Awan kelabu artinya simbol dari menghilangkan arah tuju
12. Urai angin artinya simbol dari tamparan
13. Buyar berkeping artinya simbol dari hancur
14. Kutumpahkan artinya simbol dari pelampiasan perasaan
15. Rindu ke gunung sepi artinya simbol dari diri sendiri

14) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Akulah Debu adalah:
1. Debu artinya simbol dari kotor/nista
2. Merasakan artinya simbol dari alami
3. Sakit artinya simbol dari rasa kepedihan
4. Hilang artinya simbol dari enya/tak ada lagi
5. Menjemput artinya simbol dari mengambil
6. Pulang artinya simbol dari kembali/menghadap Illahi
7. Sepi kembali artinya simbol dari sendiri/tak ada teman
8. Kepelukan artinya simbol dari merasakan sendiri

15) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Episode Gurita Tua adalah:
1. Gelap malam artinya simbol dari luka di atas luka
2. Angin menusuk-nusuk artinya simbol dari sakit yang paling menyakitkan
3. Sukma artinya simbol dari tersimpan di jiwa
4. Gerimis tempias artinya simbol dari menyebar kesedihan
5. Ke wajah semesta artinya simbol dari ke seluruh alam
6. Berkaca artinya simbol dari merenung
7. Pada air mata artinya simbol dari kesedihan demi kesedihan
8. Mendesaukan artinya simbol dari menyuarakan
9. Isyarat artinya simbol dari pertanda
10. Membaca alam artinya simbol dari mengetahui keinginan apa dari lingkungan

16) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Mesjid adalah:
1. Bersujud artinya simbol dari menyerahkan diri dan berdo’a
2. Rumah-Mu artinya simbol dari Mesjid
3. Meleburkan artinya simbol dari menyatuan hati mengingat Allah
4. Kemiri artinya simbol dari kecil, hitam dan padat
5. Tak sebesar artinya simbol dari sangat kecil
6. Mohon rahmah artinya simbol dari meminta rahmat dan hidayah.

17) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Cerita adalah:
1. Ini cerita luka artinya simbol dari peristiwa/kabar yang paling sakit
2. Dimangsai artinya simbol dari ditelan/dibunuh
3. Menyepi artinya simbol dari pergi untuk menyendiri
4. Menyembuhkan artinya simbol dari mengobati hati

18) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Gumam: Situs Bagi Istriku adalah:
1. Kuingatkan artinya simbol dari menjadi catatan
2. Lipstick artinya simbol dari pemberi warna kehidupan
3. Getir artinya simbol dari susah/sengsara
4. Laut beriak artinya simbol dari kehidupan yang bermasalah
5. Luka artinya simbol dari sakit merajai hati
6. Menghias artinya simbol dari memperindah
7. Jendela rumah artinya simbol dari cinta
8. Gunung artinya simbol dari kekuatan/keteguhan hati
9. Setia artinya simbol dari berpaling kepada orang lain
10. Isyarat artinya simbol dari pertanda
11. Rateb artinya simbol dari zikir dan do’a

19) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Jakarta adalah:
1. Terkurung artinya simbol dari tidak bisa keluar
2. Mengepul artinya simbol dari menghidupkan kembali
3. Asap artinya simbol dari menyebarkan keserakahan
4. Penyerahan artinya simbol dari ikhlas
5. Bercermin artinya simbol dari melihat ke dalam diri sendiri
6. Badut-badut artinya simbol dari para anggota dewan/wakil rakyat
7. Mempertontonkan artinya melakukan pertunjukan
8. Gelisah artinya simbol dari resah/tidak mau kalah
9. Bara artinya simbol dari kekahatan
10. Ambisi artinya simbol dari keinginan yang tak terkendali
11. Nurani artinya simbol dari hati yang suci
12. Kantong artinya simbol dari tempat penyimpanan kebenaran

20) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Berita adalah:
1. Merpati artinya simbol dari generasi penerus
2. Putih artinya simbol dari kesucian
3. Mengitari malam artinya simbol dari menjalani hidup sendiri
4. Tanpa bintang artinya simbol dari tak ada petunjuk
5. Keluh-kesah artinya simbol dari mengirim kesedihan
6. Darah artinya simbol dari keras
7. Terkulai artinya simbol dari mati
8. Tungku artinya simbol dari perapian
9. Jadi bara artinya simbol dari melahirkan dendam
10. Memamah luka artinya simbol dari sepanjang hidupnya tersakiti
11. Tak teraba artinya simbol dari merasakan cinta

21) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Isman: Di mana Kau Sembunyi adalah:
1. Senja artinya simbol dari mulai tua
2. Hampir selesai artinya simbol dari menunggu kematian
3. Jauh artinya simbol dari tak ada harapan
4. Perjalanan artinya simbol dari pencarian tanpa hasil
5. Hujan artinya simbol dari kesedihan dan luka
6. Di halaman artinya simbol dari dalam rumah tangga
7. Keraguan artinya simbol dari mulai kecewa
8. Gugur artinya simbol dari hilang sebelum jadi
9. Daun artinya simbol dari muda belia
10. Kepemakaman artinya simbol dari menguburkan hati
11. Sepi artinya simbol dari sendiri sunyi
12. Mengerikan artinya simbol dari kesedihan yang sangat dalam
13. Maut artinya simbol dari hilang nyawa dan tubuh

22) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Jiwa adalah:
1. Merpati artinya simbol dari kesetiaan
2. Putih artinya simbol dari ketulusan hati
3. Menyerahkan artinya simbol dari pasrah menerima apa adanya
4. Kematian diletakkan pada tangan kematian artinya simbol dari saling mencintaisampai akhir hayat
5. Keluh-kesah artinya simbol dari kesedihan/kepiluan
6. Sengketa artinya simbol dari pertengkaran

23) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Sekali adalah:
1. Jangan artinya simbol dari tak usah melakukan apa-apa
2. Mengembara artinya sibol dari menjalani hidup
3. Rimba sunyi artinya simbol dari sendiri dalam hutan
4. Bangun artinya simbol dari kuatkan diri
5. Rumah artinya simbol dari tempat berteduh
6. Sebisa artinya simbol dari agar tak ada rasa sakit
7. Luka artinya simbol dari sakit di hati
8. Mempertontonkannya artinya simbol dari tak ada orang yang tahu

24) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Rekomendasi adalah:
1. Malam artinya simbol dari kegelapan/kejahatan
2. Gerimis tempias artinya simbol dari menumpahkan sakit
3. Mencair artinya simbol dari menyatu dalam jiwa
4. Gincu artinya warna kehidupan
5. Menggores langit artinya simbol dari memberikan tanda
6. Jatuhkan bulan artinya simbol dari merusak keindahan
7. Rekomendasi artinya simbol dari kejahatan sengaja diberikan
8. Matahari artinya simbol dari kekuatan

25) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Tanah Air – Tanah Mata adalah:
1. Gumamam artinya simbol dari erangan kesakitan
2. Gebalan artinya simbol dari sakit yang tak tertahankan
3. Malam sunyi artinya luka sendiri merasakan sakit
4. Menguburkan artinya menanam kekecewaan
5. Belukar artinya kejahatan merajai hati
6. Kemenyan artinya bau yang menusuk hidung
7. Pusara artinya simbol dari kuburan

26) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Menuai Api adalah:
1. Gerimis artinya simbol dari menyebar penyakit
2. Mimpi artinya tak mungkin terjadi
3. Tuba artinya meracuni kehidupan
4. Pagari hati artinya mengikat keinginan
5. Menuai artinya simbol dari menerima perlakuan
6. Api sunyi artinya simbol dari menciptakan dendam sendiri
7. Menyala artinya simbol dari menghidupkan amarah
8. Kutulis di kalbu artinya simbol dari mencatatkan sejarah luka dan menceritakannya kepada keturunannya

27) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Lagu adalah:
1. Lagu artinya simbol dari pemberontakan/berulah
2. Petang artinya simbol sudah lama
3. Belati artinya simbol dari ketajaman
4. Menggali artinya simbol dari mengorek
5. Kedalaman mata artinya simbol dari sejauh mana keinginan merdeka
6. Subuh artinya simbol dari keheningan/muda usia
7. Sembunyikan artinya simbol dari tak mau memperlihatkan diri
8. Mimpi artinya simbol dari keinginan-keinginan

28) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Aceh 2 adalah:
1. Luka artinya simbol dari kesedihan dan kesakitan
2. Membatu artinya simbol dari tidak mau hilang
3. Berlagu artinya simbol dari berulah dalam diri
4. Membeku artinya simbol dari menyatu dalam diri
5. Kelam artinya simbol dari kegelapan yang menimpa
6. Berkelahi artinya simbol dari melawan
7. Bersama ombak artinya simbol dari air memenuhi kota
8. Aroma mayat artinya simbol dari manusia mati bergelimpangan dan bau
9. Nafas persakitan artinya simbol dari seluruh kota tak ada kehidupan
10. Hikayat bertopeng artinya simbol dari saling menyembunyikan kebenaran
11. Kecup getir artinya simbol dari menerima kepedihan
12. Menghabiskan malam artinya simbol dari menerima luka
13. Pahat resah artinya simbol dari kepedihan melekat di hati
14. Mempersiang diri artinya simbol dari menertawakan diri sendiri
15. Secangkir kesedihan artinya simbol dari seluruh alam adalah duka
16. Menggali air mata artinya simbol dari di mana-mana manusia menangisi nasibnya

29) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Aceh 4 adalah:
1. Titip artinya simbol dari menyimpan
2. Bilik artinya simbol dari rumah
3. Datu artinya simbol dari keturunan
4. Anak sampan artinya simbol dari aku lirik
5. Menjaring arinya simbol dari menemukan keinginan
6. Tepungtawar artinya simbol dari mendo’akan
7. Borok artinya simbol dari kejahatan

30) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Potret Diri adalah:
1. Entah artinya simbol dari bagaimana menggambarkan
2. Melukiskan artinya simbol dari membahasakan kerinduan
3. Berton-ton artinya simbol dari luar biasa banyaknya
4. Menyiram wangi artinya simbol dari menumbuhkan harum di jiwa
5. Seulanga artinya simbol dari tumbuh dan dikenang
6. Ziarahi kubur artinya simbol dari tetap didatangi walau dalam angan

31) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Percuma adalah:
1. Percuma artinya simbol dari sia-sia mengerjakannya
2. Membingkai artinya simbol dari menciptakan ruang di hati
3. Pikiran artinya simbol dari mengeja hati
4. Debu artinya simbol dari nista yang kotor
5. Megeruh artinya simbol dari bergumal kepedihan
6. Dengki artinya simbol dari iri
7. Dendam artinya simbol dari sakit hati
8. Merenda artinya simbol dari mengumpulkan kebahagiaan
9. Perahu artinya simbol dari memuat kehidupan
10. Boneka artinya simbol dari jadi permainan

32) Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Ritus Topeng adalah:
1. Gendong artinya simbol dari memanjakan diri
2. Peradaban artinya simbol dari keinginan hati
3. Babakan artinya simbol dari peristiwa hidup
4. Sudut hening artinya simbol dari sembunyikan hati
5. Bergulat artinya simbol dari berjuang
6. Terpasung artinya simbol dari terikat peraturan
7. Ritus artinya simbol dari kesempurnaan
8. Topeng artinya simbol dari menutupi kesalahan

C. Pembahasan

Bagian ini akan dikemukakan hasil analisis data. Mengenai Analisis kajian simbolik terhadap antologi puisi Riwayat karya Sulaiman Juned. Analisis meliputi makna dalam antologi puisi Riwayat, simbolik dalam antologi puisi Riwayat, dan tanda-tanda simbolik dalam antologi puisi Riwayat.

1. Makna antologi puisi riwayat karya Sulaiman Juned

Berdasarkan transkripsi data, ditemukan beberapa makna simbolik yang terdapat dalam antologi puisi Riwayat. Antologi puisi ini berjumlah 32 puisi. Adapun makna yang terdapat dalam antologi puisi ini adalah:

1. Makna yang terkandung dalam puisi Nyanyian Bagi Perempuanku
Dalam puisi Nyanyian Bagi Perempuanku ini memiliki makna bahwa seorang pria yang mengungkap juga memiliki perasaan hati yang mendalam terhadap seorang wanita tercintai. Lelaki merasakan kesepian dan kepiluan hati saat perempuan yang dicintainya pergi meninggalkannya, sehingga kisah cinta itu hanya dapat dikenang sepanjang masa dan menjadi kenangan yang tak dapat dilupakan.

2. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Perempuan setengah Baya
Makna dalam puisi ini berbicara tentang penyair yang mengutarakan perihal derita seorang anak manusia. Derita perempuan tua, yang terpaksa melakukan apa saja sebagai pekerjaannya untuk bertahan hidup.

3. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Bening Matamu-Nada
Puisi ini memiliki makna, yaitu Nada adalah seorang perempuan yang sangat dicintai oleh aku lirik. Sehingga menyaksikan matanya yang bening, melihat rahasia kehidupan yang tersimpan di sana. Keinginan memiliki wanita itu menjadi kekasihnya semakin kuat. Nada adalah kehidupannya.

4. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Kematian
Makna yang terkandung dalam puisi Kematian ini bercerita tentang penyair yang ingin menyadarkan pembaca, betapapun hebatnya manusia di atas bumi di akhirat nanti bertemu dengan pengadilan Tuhan, dan barulah terungkap jeritan hati. Di sana hanya Iman dan amal yang membantu kita dalam mempertanggungjawabkan perbuatan yang pernah kita lakukan di dunia.

5. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Tikus
Puisi Tikus ini berbicara tentang koruptor yang menghabiskan uang rakyat untuk memperkaya diri, seorang koruptor telah mengambil apa yang bukan menjadi haknya demi keuntungan pribadinya, tanpa diketahui siapapun.

6. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Lebaran di Rantau
Puisi Lebaran di rantau ini memiliki makna bahwa sang penyairnya bercerita tentang suasana lebaran yang hiruk-pikuk dalam keramaian. Namun penyairnya terkurung kesedihan dan sendiri menikmati keriuhan itu.

7. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Menjemput
Puisi ini memiliki makna, bahwa penyair dalam puisi ini berbicara tentang kehidupan. Penyair ingin memaknai hidup dalam dunia lepas haruslah berhati-hati, sebab tak ada yang mengikat. Di dunia ini terlalu banyak bisikan, godaan dan hanya sedikit peringatan yang mengingatkan kita untuk berlaku pada kebaikan. Lalu hanya kita yang menentukan jalan hidup untuk menghadapi pengadilan terakhir kembali menemui Tuhan.

8. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Merampas Subuh
Puisi ini memiliki maegitu sering manusia yang menyia-nyiakan usia mudanya, dan melakukan kejahatan-kejahatan yang secara tidak langsung menyerahkan kehidupannya pada kejahatan itu sendiri, sehingga tidak pernah peduli bahwa dalam diri manusia itu juga ada sisi baiknya.

9. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Bulan
Puisi ini memiliki makna tentang seorang perempuan atau gadis manis yang dicintai. Gadis ini selalu dikenang dalam kehidupannya. Lelaki itu menunjukkan kesetiaannya untuk menyemai cinta dan sangat merindukan cintanya serta sangat berharap cintanya di terima pula.

10. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Kutengadahkan Isi Kalbu
Puisi ini memiliki makna tentang perjalanan kehidupan yang tidak pernah menemukan kebahagiaan hidup, selalu saja menemui kesedihan hati yang sangat dalam dan tidak pernah menemukan keindahan dalam menjalani hidup di dunia ini, tapi selalu saja menjadi persakitan dan tak ada tempat untuk mengadu.

11. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Senyum Bulan
Puisi ini mengisahkan tentang Versevenny yaitu seorang pelukis wanita. Hatinya yang gelisah tak tentu arah, menunggu seorang lelaki yang dicintainya. Terlalu banyak masalah dalam kehidupannya tersimpan rapi dalam diri. Lelaki tegar itu memang akhirnya mempersuntungkan ia menjadi istrinya, maka terkembanglah keindahan bagi perempuan itu.

12. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Mu
Versevenny adalah seorang pelukis wanita. Hatinya yang gelisah tak tentu arah, menunggu seorang lelaki yang dicintainya. Terlalu banyak masalah dalam kehidupannya tersimpan rapi dalam diri. Lelaki tegar itu memang akhirnya mempersuntungkan ia menjadi istrinya, maka terkembanglah keindahan bagi perempuan itu.

13. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Kusaksikan Bulan sepenggal
Puisi ini bermakna tentang kehidupan penyairnya yang menjadi yatim-piatu, hilang kebahagiaan dalam dirinya, kemanapun ia pergi hanya kesedihan yang mengaliri jiwanya. Duka mengurung setiap langkah, tak ada tempat ia mengadu sebab kedua orang tuanya telah meninggal dunia untuk menjumpai Tuhan-Nya. Hanya nyanyian pilu yang menghilangkan arah tuju.

14. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Akulah Debu
Puisi ini bermakna tentang manusia yang dianggap nista atau kotor, sendiri mengalami penderitaan hidup, tak ada yang membantu. Jika kita sedang melarat tak ada harta, terasing sendiri di atas dunia tak ada yang mau berbagi rasa penderitaan dengan kita.

15. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Episode Gurita Tua
Puisi ini berbicara tentang tenggelamnya kapal motor Gurita di perairan Sabang-Aceh, sebuah pertanda luka yang tersimpan di jiwa rakyat Aceh. Sakit yang paling menyakitkan menyebar kesedhan keseluruh alam di awal menyambut bulan Ramadhan. Ini awal Tuhan menegur rakyat Aceh agar selalu mengingat Tuhan.

16. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Mesjid
Makna yang terkandung dalam puisi di atas bercerita tentang memasuki mesjid, melalui shalat dan do’a menyerahkan diri kepada Allah penguasa alam dan akhirat. Manusia di mata Tuhan tidaklah berarti apa-apa, maka hanya ampunanlah yang dimohonkan agar terlepasa dari neraka. Mesjid adalah rumah yang abadi bagiu manusia untuk memohon.

17. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Cerita
Makna yang terkandung dalam puisi Cerita ini mengatakan bahwa Cerita merupakan kabar atau peristiwa yang paling menyakitkan yang terjadi dalam hidup. Tentang keadilan yang sengaja dibunuh, serta kekuasaanpun sering membunuh jati diri sehingga sendiri menyepi untuk mengobati luka hati.

18. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Gumam: Situs bagi Istriku
Puisi ini menjadi catatan sejarah bagi istrinya, penyair agar selalu setia dan tidak berpaling kepada orang lain, walaupun hidup dalam sengsara. Menjalani hidup pasti ada masalah yang membuat hati sakit, dan itu seharusnya jadi kekuatan cinta semakin bertambah untuk mempertahankan rumah tangga. Catatan-catatan menjadi pertanda yang diterangkan dalam zikir dan do’a. jika ada masalah selesaikan dan berserah diri kepada Allah.

19. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Jakarta
Puisi ini diciptakan penyairnya, ketika sedang terjadi penghitungan suara dalam pemilihan Presiden di gedung wakil rakyat pada tahun 1999. Para anggota dewan atau wakil rakyat ternyata tidak mewakili kesucian hati rakyat, mereka malah menyebarkan keserakahan. Kebenaran disimpan dalam kantong jas sapari, mereka lebih banyak menghidupkan kejahatan dantidak pernah ikhlas dalam berbuat. Setiap kerja dihitung dengan kata, berapa keuntungan yang harus kupungut, akibatnya Indonesia tidak pernah keluar dari kemelaratan dan jadi Negara terkorup di dunia, padahal kita adalah bangsa yang besar.

20. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Berita
Makna yang terkandung dalam puisi di atas menceritakan mengenai banyaknya kabar tentang generasi muda yang sengaja dibunuh (dimatikan), agar tak muncul dendam lagi. Padahal ini menjadi cerita dan sejarah masa lalu dicatat dalam diri sepanjang hidupnya. Dari berita duka yang penuh dengan kesedihan akan melahirkan dendam sejarah seharusnya kita rangkul kekecewaan dengan cinta agar tercipta kedamaian hakiki dari kesucian hati.

21. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Isman: Di Mana Kau Sembunyi
Puisi di atas bercerita tentang seorang Isman yang merupakan singkatan dari Iswanti dan Sulaiman. Suami istri ini sangat lama menanti si buah hati, maka terciptalah puisi ini. Dalam usia yang mulai tua apakah masih ada harapan untuk mendapatkan seorang anak. Kesedihan dan luka dalam rumah tangga bahkan sering terjadi pertengkaran tanpa dihadiri seorang anak. Kesedihan yang mendalam rasanya hilang nyawa dari tubuh terpaksa harus menguburkan hati dalam pencarian tanpa batas.

22. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Jiwa
Penggunaan makna pada puisi di atas mengisyaratkan ketulusan jiwa untuk menjalani hidup bersama. Terkadang pertengkaran terjadi dalam menyatukan kehidupan rumah tangga, juga harus melewati rasa sedih, senang, luka dan bahagia dengan rindu cinta bersama. Memaknai perkawinan haruslah saling mencintai sampai akhir hayat nanti, biarlah hanya Tuhan yang menceraikannya.

23. Penggunaan makna yang terkandung dalam puisi Sekali
Puisi ini memiliki makna bahwa dalam menyatakan hidup semuanya dilakukan hanya sekali, tidak boleh menyerah diri apapun yang telah menjadi pilihan hidup. Perjalanan hidup ini harus membuang jauh-jauh rasa sakit di hati. Kuatkan diri agar menjadi tegar, jangan pula ada orang lain yang tahu tentang peristiwa yang terjadi dalam rumah. Jadikan perkawinan tempat berteduh agar damai hati dalam memadu cinta.

24. Penggunaan makna yang Terkandung dalam Puisi Rekomendasi
Puisi ini mengisyaratkan kejahatan demi kejahatan senbgaja diciptakan oleh orang-orang yang kuat atau penguasa untuk merusak keindahan. Warna kehidupan yang membuat sakit mnyatu dalam diri penguasa memuat tanda-tanda untuk terus melakukan keangkara murkaan di atas bumi.

25. Penggunan Makna yang Terkandung dalam Puisi Cerita: Tanah Air-Tanah Mata
Puisi di atas berbicara tentang kehidupan. Hidup ini adalah kesakitan-kesakitan yang paling menyakitkan. Luka teramat sakit engiris hati. Tanah air tercinta selalu saja menyemai air mata buat bangsanya dan menanam kekecewaan. Pemumpin negeri melakukan kejahatan dan bau busuk iti sudah diketahui oleh anak bangsa. Jika ada yang protes kuburan telah menanti untuk menjadi tempat peristirahatan terakhir. Begitulah cerita pemimpin kita.

26. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Menuai Api
Menuai Api ini bercerita tentang menciptakan dendam secara turun-temurun dalam kehidupan untuk meracuni keinginan. Tidak boleh ada yang mengikat diri dalam amarah apalagi melawan para penguasa. Jika ada yang melawan harus menerima perlakuan dengan kematian.

27. Penggunaan makna yang Terkandung dalam Puisi Lagu
Makna yang terkandung dalam puisi ini yaitu tentang sebuah Negeri yang tidak pernah berhenti dari pemberontakan. Peperangan itu sudah lama sekali terjadi saling memperlihatkan kehebatan masing-masing kepada dunia. Entah kapan berakhir, sama-sama mempertahankan diri merekalah yang paling benar. Kebenaran ternyata berada di moncong senjata.

28. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Aceh 4
Puisi di atas bercerita tentang seorang Penyair yang sangat merindukan Aceh sehingga menitipkan Aceh dalam rumah hati bagi keturunannya. Aku lirik, membuang jauh-jauh kejahatan untuk mendo’akan Aceh dalam menemukan keinginan untuk dapat kembali.

29. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Aceh 2
Puisi ini mengisahkan tentang peristiwa Tsunami di Aceh. Waktu itu, di mana-mana manusia menangisi nasibnya. Mayat-mayat bergelimpangan, seluruh kota tak ada kehidupan. Air memenuhi kota, kesedihan melekat di hati menyatu dalam diri.

Ini adalah peringatan, agar kita tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan. Tidak saling menyembunyikan kebenaran dan memunculkan kesalahan. Teguran melalui Tsunami adalah peringatan Allah, mari kita berkaca agar Allah tak akan murka.

30. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam puisi Potret Diri
Makna yang terkandung dalam puisi Potret Diri adalah tentang Gambaran diri Si penyair ketika lama tidak pulang ke kampung halaman, untuk membahasakan kerinduan yang luar biasa banyaknya, membuang di pusara agar selalu dikenang walau dalam angan.

31. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Percuma
Puisi di atas bercerita tentang sosok manusia. Manusia dalam hidup ini sering melakukan pekerjaan yang sia-sia dalam menciptakan ruang di hati. Manusia terlalu banyak jiwanya yang kotor, iri dan memiliki hati yang sakit sehingga tak mampu memberikan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Seiring juga mengeja hati hati dalam kepedihan dijaikan permainan duniawi.

32. Penggunaan Makna yang Terkandung dalam Puisi Ritus Topeng
Puisi ini bercerita tentan manusia yang selalu menutupi kesalahan dan menampakkan kebaikan. Padahal ia memanjakan diri terhadap peristiwa hidup dalam menuruti keinginan hati. Manusia seringkali lupa bahwa hidup ini tak pernah sempurna, lalu mengapa harus berjuang untuk ambunyikan kesalahan.

3.Simbolik antologi puisi Riwayat karya Sulaiman juned

Adapun simbolik yang terdapat dalam antologi puisi Riwayat adalah:
1. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Nyanyian Bagi Perempuanku adalah:
1. Deru ombak artinya simbol dari suara hati;
2. Bulan tembaga artinya simbol dari perempuan tersayang; dan
3. Sejarah bebatuan artinya simbol dari kisah lama.

2. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Perempuan Setengah Baya adalah:
1. Perempuan artinya simbol dari wanita perkasa
2. Berbaju kumal artinya simbol dari miskin
3. Kerut artinya simbol dari tua
4. Gemetar artinya simbol dari kelaparan
5. Kepedihan artinya simbol dari menderita
6. Penjara kepapaan artinya simbol dari menderita sepanjang masa
7. Memecah tabir artinya simbol dari bangkit
8. Terkuliti artinya simbol dari hidup
9. Rembulan memberi secarik sinar artinya simbol dari suatu ketika akan bahagia

3. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Bening Matamu-Nada adalah:
1. Berjuta rahasia artinya simbol dari menyimpan rahasia kehidupan
2. Kuakkan artinya simbol dari melihat/menyaksikan
3. Gita artinya simbol dari keinginan
4. Bulan cerita artinyasimbol dari wanita muda akan jadi kekasih
5. Buka rahasia artinya simbol dari menceritakan tentang hidup
6. Bening matamu artinya simbol dari yang tersimpan di balik indahnya bola mata
7. Nada artinya simbol dari nama seorang gadis.

4. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Kematian adalah:
1. Ah ! atinya simbol dari jeritan hati
2. Siapkah artinya simbol dari sudahkah cukup iman dan amal
3. Menghadap Ilahi artinya simbol dari menemui sang khalik untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan.
5. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Tikus adalah:
1. Rebah artinya simbol keheningan/secara tidak sadar
2. Malam artinya simbol dari kejahatan
3. Mengerat laci artinya simbol dari mencuri dan mengambil milik orang lain
4. Isi artinya dari uang rakyat atau barang-barang berharga
5. Istana arinya simbol dari keuntungan atau kekayaan.

6. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Lebaran Di Rantau adalah:
1. Degup jantung artinya simbol dari kesedihan yang mendalam
2. Melambai-lambai artinya simbol dari selalu dekat dalam diri
3. Aku hilang artinya simbol dari rasa tak mampu membayangkan
4. Ditelan keramaian artinya simbol dari kesedihan dalam keriuhan takbir
5. Kutumpahkan artinya simbol dari memberikan atau melekatkan
6. Rindu artinya simbol dari keinginan hati
7. Ke laut sepi artinya simbol dari hamparan kesendirian

7. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Menjemput adalah:
1. Laut artinya simbol dari dunia lepas
2. Tak bertepi artinya simbol dari tak ada yang mengikat
3. Angin apa artinya simbol dari bisikan
4. Riak apa artinya simbol dari peringatan
5. Ombak apa artinya simbol dari penentuan
6. Hilang ingatku artinya simbol dari tak mampu mengetahui apa yang terjadi
7. Lewat badai artinya simbol dari pengadilan terakhir
8. Jemput amukan kalbu artinya simbol dari menghentikan nadi kehidupan untuk kembali menemui Tuhan.

8. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Merampas Subuh adalah:
1. Itu subuh artinya simbol dari usia muda
2. Koyak-monyak artinya simbol dari kehancuran/kesia-siaan
3. Dirampas artinya simbol dari diambil
4. Hitam artinya simbol dari kejahatan
5. Wajah artinya simbol dari kehidupan
6. Diterlantarkan artinya simbol dari tidak memperdulikannya

9. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Bulan adalah:
1. Rembulan artinya simbol dari perempuan
2. Bertengger artinya simbol dari hinggap/tingggal
3. Pucuk cemara artinya simbol dari kehidupan
4. Camar artinya simbol dari kesetiaan
5. Tubuh benih artinya simbol dari menyemai kehidupan
6. Bertebar harap artinya simbol dari menunggu hasil

10. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Kutengadahkan Isi Kalbu adalah:
1. Memangut artinya simbol dari merenggut
2. Luka biru artinya simbol dari kesedihan yang dalam
3. Lembah artinya simbol dari kehidupan dunia
4. Madu artinya simbol dari keindahan/manis
5. Menumpahkan artinya simbol dari memberikan
6. Duka artinya simbol dari sakit

11. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Senyum Bulan adalah:
1. Gundah artinya simbol dari hati yang gelisah
2. Berombak artinya simbol dari tak tentu arah
3. Sepucuk hati artinya simbol dari lelaki yang dicintai
4. Ikatkan tali artinya simbol dari jatuh cinta
5. Kapal artinya simbol dari lelaki tegar
6. Melabuhkan rasa artinya simbol dari ucapan cinta
7. Terik hari artinya simbol dari banyak masalah
8. Bergasing atas kepala artinya simbol dari tersimpan
9. Jemput waktu artinya simbol dari ada saatnya
10. Kening bulan artinya simbol dari seorang perempuan
11. Senyum artinya sibol dari keindahan

12. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Mu adalah:
1. Gincu artinya simbol dari warna
2. Menggores langit artinya simbol dari kehidupan Tuhan
3. Jatuhkan bulan artinya simbol dari memberikan keindahan
4. Bersanding artinya simbol dari bersama-sama
5. Di baris kening artinya simbol dari beriring
6. Gerai ranbut artinya simbol dari dalam Saf yang panjang
7. Debu artinya simbol dari kotor
8. Melekat di kulit artinya simbol dari mudah dihilangkan

13. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Kusaksikan Bulan Sepenggal adalah:
1. Tangis pecah artinya simbol dari hilangnya kebahagiaan
2. Tembang artinya simbol dari nyanyian kepiluan
3. Perjalanan malam artinya simbol dari berangkat bersama luka
4. Angin sejuk artinya simbol dari menghadiri
5. Membelai pucuk rambut artinya simbol dari menemui ketenteraman jiwa
6. Sujud artinya simbol dari penyerahan diri
7. Selat kesedihan artinya simbol dari duka yang sangat dalam
8. Mata air artinya simbol dari kehidupan
9. Menetes di sajadah artinya simbol dari menjumpai Tuhan
10. Teriris pedih artinya simbol dari terluka
11. Awan kelabu artinya simbol dari menghilangkan arah tuju
12. Urai angin artinya simbol dari tamparan
13. Buyar berkeping artinya simbol dari hancur
14. Kutumpahkan artinya simbol dari pelampiasan perasaan
15. Rindu ke gunung sepi artinya simbol dari diri sendiri

14. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Akulah Debu adalah:
1. Debu artinya simbol dari kotor/nista
2. Merasakan artinya simbol dari alami
3. Sakit artinya simbol dari rasa kepedihan
4. Hilang artinya simbol dari enya/tak ada lagi
5. Menjemput artinya simbol dari mengambil
6. Pulang artinya simbol dari kembali/menghadap Illahi
7. Sepi kembali artinya simbol dari sendiri/tak ada teman
8. Kepelukan artinya simbol dari merasakan sendiri

15. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Episode Gurita Tua adalah:
1. Gelap malam artinya simbol dari luka di atas luka
2. Angin menusuk-nusuk artinya simbol dari sakit yang paling menyakitkan
3. Sukma artinya simbol dari tersimpan di jiwa
4. Gerimis tempias artinya simbol dari menyebar kesedihan
5. Ke wajah semesta artinya simbol dari ke seluruh alam
6. Berkaca artinya simbol dari merenung
7. Pada air mata artinya simbol dari kesedihan demi kesedihan
8. Mendesaukan artinya simbol dari menyuarakan
9. Isyarat artinya simbol dari pertanda
10. Membaca alam artinya simbol dari mengetahui keinginan apa dari lingkungan

16. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Mesjid adalah:
1. Bersujud artinya simbol dari menyerahkan diri dan berdo’a
2. Rumah-Mu artinya simbol dari Mesjid
3. Meleburkan artinya simbol dari menyatuan hati mengingat Allah
4. Kemiri artinya simbol dari kecil, hitam dan padat
5. Tak sebesar artinya simbol dari sangat kecil
6. Mohon rahmah artinya simbol dari meminta rahmat dan hidayah.

17. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Cerita adalah:
1. Ini cerita luka artinya simbol dari peristiwa/kabar yang paling sakit
2. Dimangsai artinya simbol dari ditelan/dibunuh
3. Menyepi artinya simbol dari pergi untuk menyendiri
4. Menyembuhkan artinya simbol dari mengobati hati

18. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Gumam: Situs Bagi Istriku adalah:
1. Kuingatkan artinya simbol dari menjadi catatan
2. Lipstick artinya simbol dari pemberi warna kehidupan
3. Getir artinya simbol dari susah/sengsara
4. Laut beriak artinya simbol dari kehidupan yang bermasalah
5. Luka artinya simbol dari sakit merajai hati
6. Menghias artinya simbol dari memperindah
7. Jendela rumah artinya simbol dari cinta
8. Gunung artinya simbol dari kekuatan/keteguhan hati
9. Setia artinya simbol dari berpaling kepada orang lain
10. Isyarat artinya simbol dari pertanda
11. Rateb artinya simbol dari zikir dan do’a

19. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Jakarta adalah:
1. Terkurung artinya simbol dari tidak bisa keluar
2. Mengepul artinya simbol dari menghidupkan kembali
3. Asap artinya simbol dari menyebarkan keserakahan
4. Penyerahan artinya simbol dari ikhlas
5. Bercermin artinya simbol dari melihat ke dalam diri sendiri
6. Badut-badut artinya simbol dari para anggota dewan/wakil rakyat
7. Mempertontonkan artinya melakukan pertunjukan
8. Gelisah artinya simbol dari resah/tidak mau kalah
9. Bara artinya simbol dari kekahatan
10. Ambisi artinya simbol dari keinginan yang tak terkendali
11. Nurani artinya simbol dari hati yang suci
12. Kantong artinya simbol dari tempat penyimpanan kebenaran

20. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Berita adalah:
1. Merpati artinya simbol dari generasi penerus
2. Putih artinya simbol dari kesucian
3. Mengitari malam artinya simbol dari menjalani hidup sendiri
4. Tanpa bintang artinya simbol dari tak ada petunjuk
5. Keluh-kesah artinya simbol dari mengirim kesedihan
6. Darah artinya simbol dari keras
7. Terkulai artinya simbol dari mati
8. Tungku artinya simbol dari perapian
9. Jadi bara artinya simbol dari melahirkan dendam
10. Memamah luka artinya simbol dari sepanjang hidupnya tersakiti
11. Tak teraba artinya simbol dari merasakan cinta

21. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Isman: Di mana Kau Sembunyi adalah:
1. Senja artinya simbol dari mulai tua
2. Hampir selesai artinya simbol dari menunggu kematian
3. Jauh artinya simbol dari tak ada harapan
4. Perjalanan artinya simbol dari pencarian tanpa hasil
5. Hujan artinya simbol dari kesedihan dan luka
6. Di halaman artinya simbol dari dalam rumah tangga
7. Keraguan artinya simbol dari mulai kecewa
8. Gugur artinya simbol dari hilang sebelum jadi
9. Daun artinya simbol dari muda belia
10. Kepemakaman artinya simbol dari menguburkan hati
11. Sepi artinya simbol dari sendiri sunyi
12. Mengerikan artinya simbol dari kesedihan yang sangat dalam
13. Maut artinya simbol dari hilang nyawa dan tubuh

22. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Jiwa adalah:
1. Merpati artinya simbol dari kesetiaan
2. Putih artinya simbol dari ketulusan hati
3. Menyerahkan artinya simbol dari pasrah menerima apa adanya
4. Kematian diletakkan pada tangan kematian artinya simbol dari saling mencintaisampai akhir hayat
5. Keluh-kesah artinya simbol dari kesedihan/kepiluan
6. Sengketa artinya simbol dari pertengkaran

23. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Sekali adalah:
1. Jangan artinya simbol dari tak usah melakukan apa-apa
2. Mengembara artinya sibol dari menjalani hidup
3. Rimba sunyi artinya simbol dari sendiri dalam hutan
4. Bangun artinya simbol dari kuatkan diri
5. Rumah artinya simbol dari tempat berteduh
6. Sebisa artinya simbol dari agar tak ada rasa sakit
7. Luka artinya simbol dari sakit di hati
8. Mempertontonkannya artinya simbol dari tak ada orang yang tahu

24. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Rekomendasi adalah:
1. Malam artinya simbol dari kegelapan/kejahatan
2. Gerimis tempias artinya simbol dari menumpahkan sakit
3. Mencair artinya simbol dari menyatu dalam jiwa
4. Gincu artinya warna kehidupan
5. Menggores langit artinya simbol dari memberikan tanda
6. Jatuhkan bulan artinya simbol dari merusak keindahan
7. Rekomendasi artinya simbol dari kejahatan sengaja diberikan
8. Matahari artinya simbol dari kekuatan

25. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Tanah Air – Tanah Mata adalah:
1. Gumamam artinya simbol dari erangan kesakitan
2. Gebalan artinya simbol dari sakit yang tak tertahankan
3. Malam sunyi artinya luka sendiri merasakan sakit
4. Menguburkan artinya menanam kekecewaan
5. Belukar artinya kejahatan merajai hati
6. Kemenyan artinya bau yang menusuk hidung
7. Pusara artinya simbol dari kuburan

26. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Menuai Api adalah:
1. Gerimis artinya simbol dari menyebar penyakit
2. Mimpi artinya tak mungkin terjadi
3. Tuba artinya meracuni kehidupan
4. Pagari hati artinya mengikat keinginan
5. Menuai artinya simbol dari menerima perlakuan
6. Api sunyi artinya simbol dari menciptakan dendam sendiri
7. Menyala artinya simbol dari menghidupkan amarah
8. Kutulis di kalbu artinya simbol dari mencatatkan sejarah luka dan menceritakannya kepada keturunannya

27. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Lagu adalah:
1. Lagu artinya simbol dari pemberontakan/berulah
2. Petang artinya simbol sudah lama
3. Belati artinya simbol dari ketajaman
4. Menggali artinya simbol dari mengorek
5. Kedalaman mata artinya simbol dari sejauh mana keinginan merdeka
6. Subuh artinya simbol dari keheningan/muda usia
7. Sembunyikan artinya simbol dari tak mau memperlihatkan diri
8. Mimpi artinya simbol dari keinginan-keinginan

28. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Aceh 2 adalah:
1. Luka artinya simbol dari kesedihan dan kesakitan
2. Membatu artinya simbol dari tidak mau hilang
3. Berlagu artinya simbol dari berulah dalam diri
4. Membeku artinya simbol dari menyatu dalam diri
5. Kelam artinya simbol dari kegelapan yang menimpa
6. Berkelahi artinya simbol dari melawan
7. Bersama ombak artinya simbol dari air memenuhi kota
8. Aroma mayat artinya simbol dari manusia mati bergelimpangan dan bau
9. Nafas persakitan artinya simbol dari seluruh kota tak ada kehidupan
10. Hikayat bertopeng artinya simbol dari saling menyembunyikan kebenaran
11. Kecup getir artinya simbol dari menerima kepedihan
12. Menghabiskan malam artinya simbol dari menerima luka
13. Pahat resah artinya simbol dari kepedihan melekat di hati
14. Mempersiang diri artinya simbol dari menertawakan diri sendiri
15. Secangkir kesedihan artinya simbol dari seluruh alam adalah duka
16. Menggali air mata artinya simbol dari di mana-mana manusia menangisi nasibnya

29. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Aceh 4 adalah:
1. Titip artinya simbol dari menyimpan
2. Bilik artinya simbol dari rumah
3. Datu artinya simbol dari keturunan
4. Anak sampan artinya simbol dari aku lirik
5. Menjaring arinya simbol dari menemukan keinginan
6. Tepungtawar artinya simbol dari mendo’akan
7. Borok artinya simbol dari kejahatan

30. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Potret Diri adalah:
1. Entah artinya simbol dari bagaimana menggambarkan
2. Melukiskan artinya simbol dari membahasakan kerinduan
3. Berton-ton artinya simbol dari luar biasa banyaknya
4. Menyiram wangi artinya simbol dari menumbuhkan harum di jiwa
5. Seulanga artinya simbol dari tumbuh dan dikenang
6. Ziarahi kubur artinya simbol dari tetap didatangi walau dalam angan

31. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Percuma adalah:
1. Percuma artinya simbol dari sia-sia mengerjakannya
2. Membingkai artinya simbol dari menciptakan ruang di hati
3. Pikiran artinya simbol dari mengeja hati
4. Debu artinya simbol dari nista yang kotor
5. Megeruh artinya simbol dari bergumal kepedihan
6. Dengki artinya simbol dari iri
7. Dendam artinya simbol dari sakit hati
8. Merenda artinya simbol dari mengumpulkan kebahagiaan
9. Perahu artinya simbol dari memuat kehidupan
10. Boneka artinya simbol dari jadi permainan

32. Tanda-tanda simbolik yang terdapat dalam puisi Ritus Topeng adalah:
1. Gendong artinya simbol dari memanjakan diri
2. Peradaban artinya simbol dari keinginan hati
3. Babakan artinya simbol dari peristiwa hidup
4. Sudut hening artinya simbol dari sembunyikan hati
5. Bergulat artinya simbol dari berjuang
6. Terpasung artinya simbol dari terikat peraturan
7. Ritus artinya simbol dari kesempurnaan
8. Topeng artinya simbol dari menutupi kesalahan

4. Sekilas Biografi Penyair Sulaiman Juned.

Sulaiman Juned, S.Sn., M.Sn dilahirkan di Gampong (Desa) kecil Usi Dayah, Kemukiman Usi, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, Nangroe Aceh Darussalam, 12 mei 1965. Kini memiliki seorang istri dan anak lelaki. Menetap di Kota Padangpanjang berprofesi sebagai seniman, dosen tetap di Jurusan Seni Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatera Barat. Dosen Sastra di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhamadiyah Sumatera Barat, di Kauman Padangpanjang.

Guru teater di SMA Negeri 1 Sawahlunto Sumatera Barat, Guru teater di SMA Negeri 1 Padangpanjang Sumatera Barat, Guru Kesenian serta Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Sore Padangpanjang. Mulai menulis sejak tahun 80-an, ketika masih belajar di SLTP. Karya puisi, cerpen, esai, drama, reportase budaya, artikel, kolom di muat di media seperti; Santunan, Serambi Indonesia, Kiprah, Aceh Post, Peristiwa, Kalam, Ceurana, Warta Unsyiah, Ar-Raniry Post, Aceh Ekspres, Aceh Kita, Rakyat Aceh, Investigasi (ACEH). Analisa, Dunia Wanita, Waspada (MEDAN). Singgalang, Haluan, Mimbar Minang, Padang Ekspres, Postmetro, Majalah Saga, Laga-laga, Jurnal Palanta, Jurnal Ekspresi Seni (SUMATERA BARAT). Riau Post, Metroexpres (RIAU). Indefendent (JAMBI). Lampung Post (LAMPUNG). Kedaulatan Rakyat (YOGYAKARTA). Solo Pos dan Jawa Pos (JAWA TENGAH). Suara Karya Minggu, Republika, Media Indonesia, Kompas, Koran Tempo, Majalah Sastra Horison (JAKARTA). Majalah Bahasa dan Sastera (MALASYIA dan BRUNEI DARUSSALAM). Jurnal Aswara (MALASYIA). Antologi puisi tunggal berjudul ‘Riwayat’ mendapat Juara III dalam Lomba Penulisan buku pengayaan sastra tingkat nasional pada Pusat Perbukuan Dinas Pendidikan Nasional (2007). Lelaki berkumis ini menyelesaikan studi S-1 di jurusan seni teater STSI Padangpanjang dengan yudisium Cumlaude, juga menyelesai Program Pascasarjana di Institut Seni Indonesia Surakarta dengan yudisium Cumlaude.

Puisinya juga terkumpul dalam antologi bersama; Podium (Aceh, 1990), Bunga Rampai Pariwisata (Pustaka Komindo, Jakarta 1991), Kumpulan Penyair Banda Aceh (DCP, Banda Aceh, 1993), HU (Teater Kuala, Banda Aceh 1994), TTBBIJ (Medan, 1995), Ole-Ole (Cempala Karya Aceh, 1995), Teriak Merdeka (Fak. Hukum UNSYIAH, 1995), Surat (Kuflet Padangpanjang, 1998), Dalam Beku Waktu (NGO HAM-Aceh, 2002), Takdir-Takdir Fansuri (kumpulan esai, DKB Aceh 2002), Mahaduka Aceh (Pusat Dok. HB Jassin Jakarta, 2005), Syair Tsunami (Pustaka Jaya, Jakarta 2005), Ziarah Ombak (Lapena Aceh, 2005), Lagu Kelu (ASA-Japan, 2005), Riwayat (PUSBUK-DIKNAS, Jakarta 2007), 181-4 Lalu Debu (Kuflet Padangpanjang, 2007), Antologi Puisi Surat: Catatan Merah Putih, Kuflet Publishing dan Puri Publishing Padangpanjang, 2007), Antologi Puisi Ponari For President (Babel Publishing, Malang 2009), Editor Antologi Puisi Lautan Sajadah, diterbitkan HIMABASINDO-FKIP-UMSB, 2009, Antologi Cerpen ‘Joglo’ (Solo, 2006), Tiga Drama Jambo (antologi naskah lakon, 2005). Sementara naskah lakon yang ditulisnya; Desah Nafas Mahasiswa (1989), Pulang (1990), Warisan (1991), Orang-orang Marjinal (1992), Ikrar Para Penganggur (1999), Jambo “Luka Tak Teraba” (1999), Jambo “Bunga Api Bunga Hujan” (2000), Jambo “Ayam Jantan’ (2000), Hikayat Cantoi (2000), Orang-orang Rantai (2001), Polan (2002), Berkabung (2004), Asalku Benar dari Hulu (2004), Sebut Aku Polan (2005), Hikayat Pak Leman (2005). Sering mengikuti seminar sastra, teater dan jurnalistik; Pertemuan Sastrawan Kampus se- Indonesia di Universitas Diponegoro (1989), Temu Sastrawan Kampus se-Indonesia di Universitas Cendrawasih Irian Jaya (1991), Temu Sastrawan Kampus se-Indonesia di Universitas Indonesia Jakarta (1993), Temu Sastrawan Sumatera di Bengkulu (1992), Temu Sastrawan Sumatera di Nusantara di Langsa Aceh (1995), Pertemuan Sastrawan Nasional dan Nusantara IX di Kayutanam-Sumatera Barat (1997), Pertemuan Teater Indonesia di Pekan Baru (1997), Pertemuan dan latihan jurnalistik tingkat nasional di Jakarta (1990).

Ia juga sering terlibat dalam dunia musik, sebagai pemusik dan pembaca puisi dalam ‘Desain Struktur’ Komposer; Drs. Wisnu Mintargo, di Teater kecil STSI Surakarta (1998), ‘Signal Lima’ Komposer IDN. Supenida,S.Skar di Gedung Boestanoel Arifin Adam STSI Padangpanjang (2004), Skenografi dalam Orkestra ‘Simarantang Karya/Komposer Drs. Yoesbar Jailani (Festival Kesenian Indonesia III, Surabaya 2004). Ikut menjadi musisi dan Pimpinan Produksi Pertunjukan Musik “Menyama Beraya” Karya/Komposer: I. Dewa Nyoman Supenida, S.Skar., M.Sn (Pertunjukan Ujian Pascasarjana ISI Surakarta di Gedung Hoerijah Adam ISI Padangpanjang, 1 Juni 2010) . Juga sebagai Dramatug pertunjukan teater Siti Manggopoh Karya: Afrizal Harun, diadaptasi oleh Sulaiman Juned, disutradarai Yuniarni, S.Sn., M.Sn (Pertunjukan Ujian akhir Pascasarjana ISI Surakarta, di Gedung Hoerijah Adam ISI Padangpanjang, 4 Juni 2010). Soel juga aktif dalam organisasi seni dan pers; sebagai Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Aceh (1998-2000), Ketua Bidang Humas Lembaga Penulis Aceh (1995-2000), Ketua Bidang Pengkaderan Federasi Teater Banda Aceh (1995-2000), Sekretaris Umum Lembaga Seni Aceh (1990-1997), Pendiri/pimpinan Sanggar Seni Cempala Karya Banda Aceh (1989), Ketua UKM. Kesenian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (1986-1988), Ketua/ Pendiri UKM-Teater Nol Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Pendiri Teater Kosong Banda Aceh (1993), Pendiri Teater Alam Banda Aceh (1995), Pendiri/Pimpinan Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang-Sumatera Barat (1997-Sekarang). Pemimpin Redaksi Bulettin Ceurana GEMASASTRIN FKIP UNSYIAH (1986-1989), Redaktur Budaya/Sekretaris Redaksi Warta Unsyiah (1987-1995), Redaktur Budaya SKM. Peristiwa (1989-1995), Redaktur Budaya Majalah Kiprah (1990-1997), Redaktur/editor jurnal Palanta STSI Padangpanjang (1999-2000), Redaktur/editor jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang (2000-sekarang), Ketua Ukm-Pers STSI Padangpanjang (1997-1999), Pemimpin Redaksi Majalah Laga-Laga STSI Padangpanjang (19977-1999). Kini menjadi Pembimbing UKM-Pers ISI Padangpanjang-Sumatera Barat, Serta dipercayakan sebagai Dewan Penasehat Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Cabang Padangpanjang (2010-2015). Editor Novel “Cinta di Kota Serambi Karya Irzen Hawer diterbitkan Kuflet Publishing, Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, Sumatera barat (Maret 2010).

Soel sangat aktif dalam dunia teater, baik ketika masih di Aceh maupun kini bermukim di Padangpanjang, ia sudah memainkan 250 judul naskah lakon baik naskah luar negeri maupun dalam negeri, ia berperan jadi aktor menjadi tokoh yang tanpa dialog sampai menjadi tokoh utama. Sudah menyutradarai 152 judul naskah lakon baik dari karya penulis dunia-nasional-daerah. Dewasa ini Soel hanya mau menyutradarai naskah lakon yang ditulisnya atau naskah lakon yang diproduksi oleh rekan-rekannya di komunitas Kuflet. Teater-Sastra-Jurnalistik telah membawanya mengelilingi Indonesia; Aceh-Medan-Padang-Riau-Jambi-Palembang-Bengkulu-Lampung-Jakarta-Yogyakarta-Solo-Jawa Timur-Bali-Sulawesi-Kalimantan-Irian Jaya. Kini menetap di Jl. Dr. A.Rivai No. 146 RT.11 Kampung Jambak, Kelurahan Guguk Malintang, Kecamatan Padangpanjang Timur, Padangpanjang Sumatera Barat.

BAB V
PENUTUP

Bab ini akan mengemukakan hasil penelitian dan saran yang diperlukan dalam menganalisis suatu kajian simbolik terhadap antologi puisi “Riwayat” karya Sulaiman Juned.

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kajian simbolik dapat menganalisis karya sastra terutama dalam menganalisis puisi. Selanjutnya agar puisi dapat dimengerti maknanya secara keseluruhan maka konsep simbolik sangat tepat untuk menganalisis sebuah puisi, sehingga penikmat maupun pembaca karya sastra dapat memahami makna yang terkandung dalam puisi yang telah dianalisis. Maka dari itu, dalam pembahasan ini penulis lebih menyimpulkan kepada:

1. Berdasarkan analisis data, ditemukan beberapa makna simbolik yang terdapat dalam antologi puisi “Riwayat” karya Sulaiman Juned.
2. Berdasarkan analisis data, kajian simbolik dapat menganalisis puisi dalam antologi “Riwayat” karya Sulaiman Juned, sehingga dapat dimengerti maknanya secara keseluruhan.

3. Berdasarkan identifikasi dan klasifikasi data ditemukan adanya makna-makna yang terdapat dalam antologi puisi “Riwayat” karya sulaiman Juned.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan hasil penelitian, dapat disarankan kepada pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut adalah.:

1. Sastrawan hendaknya haruslah mempunyai wawasan yang luas tentang ilmu sastra, agar lebih mudah menjadikan acuan dalam menganalisis sebuah karya sastra terutama dalam menggunakan kajian simbolik terhadap karya sastra.
2. Pembaca hendaknya lebih banyak membaca teori sastra, khususnya pada kajian simbolik agar dapat menganalisis sebuah karya sastra untuk dapat dimaknai secara keseluruhan, sehingga pembaca dapat mengetahui makna dan arti yang terkandung dalam puisi.

Lampiran 1
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’
NYANYIAN BAGI PEREMPUANKU
deru ombak nyanyikan suara batin
tentang luka yang pernah ada
Senja itu,
tercatatlah legenda cinta yang purba
jadi sejarah pada bebatuan
barangkali bulan tembagaku
lenyap ditelan
kabut.

Banda Aceh, 1989

Lampiran 2

Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

PEREMPUAN SETENGAH BAYA

perempuan setengah baya
menenteng keranjang berbaju kumal
tersaruk-saruk di terminal
jemari kerut dan gemetar.

perempuan setengah baya
menenteng keranjang berbaju kumal
berlaksa kepedihan terukir di raut wajah
penderitaannya-derita dari sepotong kalbu
terkurung penjara kepapaan.

perempuan setengah baya
menenteng keranjang berbaju kumal
lukanya-luka perempuan desa
yang memecah tabir kepalsuan dunia
terkuliti kancah debu nista. Tersenyumlah
rembulan setia memberi secarik sinar
suatu ketika.

(Antara Lampung-jakarta, 1987)

Lampiran 3
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

BENING MATAMU-NADA
simpan berjuta rahasia
di balik indahnya bola mata
coba kuakkan berlaksa gita
dari sana.

jangan ragu suatu saat bulan cerita
tentang arti kehidupan
buka rahasia
yang tersimpan di bening matamu.
Darussalam, 1989

Lampiran 4
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

KEMATIAN
ah!
sudah siapkah
kita melangkah menghadap Illahi.

Banda Aceh, 1989

Lampiran 5
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

TIKUS
mentari rebah
memeluk bumi. Malam
menjelma hadirkan sunyi
tikus beraksi mengerat laci
melenyapkan segala isi
membuat istana pribadi.

Banda Aceh, 1989

Lampiran 6
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

LEBARAN DI RANTAU
itu malam petasan dan mercon diledakkan
degup jantung melambai-lambai
mengikuti nyanyian takbir;
Allahuakbar
Allahuakbar
Allahuakbar walillailhamdz

ya Allah aku hilang ditelan keramaian
satu-satu terbayang keluarga di kampong
bapak duduk bersimpuh sambil memilin rokok daun
ibu menyulam baju hadiah lebaran untuk cucu
idah adikku manis menangis bila tak dibelikan sepatu
O, lebaran di rantau semakin kencang degup jantung
(kutumpahkan rindu ke laut sepi).

Banda Aceh, 1989

Lampiran 7
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

MENJEMPUT
ini laut tak bertepi
entah angina apa-riak apa-ombak apa
tak kuketahui. Semua hilang ingatku
yang ada melambai-lambai dari jauh
sebuah angin-sejentik rasa-segumpal rindu
dari jauh memandang jauh mendekat segala hati
itu laut terarungi lewat badai jemput amukan kalbu

Banda Aceh,1990

Lampiran 8
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

MERAMPAS SUBUH
itu subuh koyak-monyak dirampas
dari tangan ke tangan. Hitam
tergambar pada wajah yang tak mengerti
mengapa diterlantarkan.

Banda Aceh/CeKa, 1990

Lampiran 9
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

BULAN
ini kalnu rindu rembulan
bertengger di atap rumah tetangga
meremas kata-merekah kasih
sementara di pucuk cemara
ada camar menyeruak kepak mengantar rasa
Ohoi! Mari tabuh benih agar bertebar harap.

Banda Aceh/CeKa, 1991

Lampiran 10
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

KUTENGADAHKAN ISI KALBU
biar ini kalbu memangut rindu
mengirim setiap luka biru. Tak mengada-ada
biarlah setiap lembah terjamah menyimpan
sekian rasa. Belum ada yang memberi madu
semuanya menumpahkan duka.

Banda Aceh, 1992

Lampiran 11
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

SENYUM BULAN
ada gundah berombak di dada
lambungkan harap pada sepucuk hati
tumpahkan sekian resah-gauli gelisah.

ada gundah berombak di dada
tiang mana ikatkan tali
biar kaal dapat merapat melabuhkan rasa
pendam dalam laut nurani.

ada gundah berombak di dada
ketika terik bergasing atas kepala
O, jangan biarkan gerimis tempias ke wajah
O, jangan biarkan nyeri membungkus luka
(mari jemput waktu lewat senyum di kening bulan)

Banda Aceh, 1992

Lampiran 12
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

MU
bagaimana menerjemahkan sayang
bila gincu menggores langit
jatuhkan bulan bersanding di baris kening.

bagaimana menerjemahkan sayang
bila rindu putus tak putus
tersangkut di gerai rambut
(jadilah aku debu melekat di kulit).

Banda Aceh,1994

Lampiran 13
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

KUSAKSIKAN BULAN SEPENGGAL
kusaksikan bulan sepenggal atas kepala
tangis pecah tertimpa daun cemara
jadikan tembang menemani perjalanan malam.

kusaksikan bulan sepenggal atas kepala
memandang langit sebagai langit
memayungi keyatimanku
memandang bumi sebagai bumi
merasakan angina sejuk membelai pucuk rambut
melewati selat bernama kesedihan
seperti usapan jemari ibu.

kusaksikan bulan sepenggal atas kepala
aku rindu ayah; perjumpaan hanya lewat ziarah
hingga bersujud aku di kamar kebebasan
mata air turun di nurani menetes di sajadah
O, kecil hatiku kecil teriris pedih
seperti gerombolan awan kelabu
di urai angina buyar berkeping-keping
(kutumpahkan rindu ke gunung sepi).

Banda Aceh, 1994

Lampiran 14
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

AKULAH DEBU
akulah debu
sendiri merasakan sakit
tersebab banyak yang hilang
tak sanggup menjemput pulang
(sepi kembali kepelukan hati)

Banda Aceh,1994

Lampiran 15
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

EPISODE GURITA TUA
menyambut ramadhan
di sunyi gelap malam. Angina menusuk-nusuk
sukma. Gerimis tempias ke wajah semesta
satu mil mendekati sabang. Tercatatlah sejarah
luka beribu anak-anak melautkan tangis
kehilangan penyangga. Beratus orang tua
melautkan
darah-kehilangan cahaya mata.

menyambut ramadhan
di sunyi gelap malam. Aku berkaca
pada air mata menyaksikan Jimmy kehilangan kekasih
dollah kehilangan ayah-ibunya
brahim kehilangan Siti biji mata satu-satunya
(O, Allah entah di sudut mana batu nisannya)

menyambut ramadhan
di sunyi gelap malam. Angina mendesaukan isyarat
Allah menegur kita
agar tak sombong
Allah meminta kita
kembali pada garis-Nya
(kita ternyata tak mampu membaca alam)

Banda Aceh, 1996

Lampiran 16
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

MESJID
bersujud
dalam rumah-Mu. Meleburkan
hati melihat diri-aku ternyata tek sebesar
kemiri. Apalah seorang penyair rangakai
kata jadi puisi
(aku mohon rahmah dan makrifah-Mu).

Banda Aceh, 17 Ramadhan 1416 H

Lampiran 17
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

CERITA
ini cerita luka
tentang diri dimangsai ketidakadilan
tentang rasa dimangsai kebiadaban
tentang sikap dimangsai keserakahan
tentang hati dimangsai kekuasaan
(ke sudut mana menyepi menyembuhkan luka)

Banda Aceh, 1996

Lampiran 18
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

GUMAM: SITUS BAGI ISTRIKU
ada yang lupa kuingatkan
tentang lipstick pewarna bibir
pemakna getir kehidupan.

ada yang lupa kukatakan
tentang laut beriak tenang
sedia menerima rindu-dendam
walau luka menghias jendela rumah kita.

ada yang lupa kupesankan
tentang gunung setia menanti waktu
terbaca isyarat lewat rateb leluhur
jadi lukisan berwarna rindu-bungkus hati kita.

Padang, 1998

Lampiran 19
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

JAKARTA
terkurung keramaian Jakarta
mengepul asap di hati jadi api
aku ingat kampong: masa kecil yang indah
selepas ngaji. Membaca hikayat prang sabi
memaknai penyebaran diri-merindui Allah.
masa remaja penuh gairah; memilih rumah tempat berteduh
membawa pulang mawar-membagi keluh
kesah. Bercermin pada kesetiaan Adam-Hawa
(terasa hidup tak ingin cepat kumati).

terkurung keramaian Jakarta
mengepul asap di hati jadi api
aku menyaksikan; badut-badut mempertontonkan gelisah
di gedung ber-AC tapi gerah-bermuara pada dendam
melemparkan bara jadi ambisi tak terkendali
(nurani tersimpan di kantong jas sapari).

Jakarta, 1999

Lampiran 20
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

BERITA
merpati putih
terbang mengitari malam tanpa bintang
mengirim keluh-kesah bersama darah
ini kepak terakhir;
terkulai jatuh di atas tungku jadi bara
(siapa sanggup memamah luka-cinta tak teraba).

Padang, 1999

Lampiran 21
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

ISMAN: DIMANA KAU SEMBUNYI
senja hamper selesai
begini jauh perjalanan. Aku
berangkat melukiskan hujan di halaman
berbaur sekerat rindu sepanjang rambutmu
meski harumnya tak sempat kunikmati.

senja hampir selesai
alangkah jauh perjalanan. Aku
berangkat melukiskan keraguan di gugur daun
angin mengantarnya kepemakaman
(sepi lebih mengerikan dari maut)

Padangpanjang, 2000

Lampiran 22
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

JIWA
merpati
putih
menyerahkan hati mengatub luka
kematian diletakkan pada tangan
dingin. Aku benci jiwa yang gelisah
berkeluh-kesah di malam nyeri-sunyi. Aku
catatkan sengketa biar matahari pergi dari sisi.

Padangpanjang, 2000

Lampiran 23
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

SEKALI
jangan biarkan cinta
mengembara dalam rimba sunyi
bangun saja rumah di hati
hidup-mati-kawin hanya sekali. Sebisa
apapun luka tak perlu mempertontonkannya.

Padang, 2000

Lampiran 24
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

REKOMENDASI
kulalui malam sejuta nikmat
ketika gerimis tempias ke sajadah. Mencair
juga sepi di pucuk rambut-bila gincu menggores
langit jatuhkan bulan bersanding di baris kening
membungkus luka dengan kertas baru. Kita
menulis kata demi kata di atasnya.

kulalui malam sejuta nikmat
di matamu aku hanya sebiji kemiri. Mencari
catatan rekomendasi dari birokrasi matahari.

Padang, 2001

Lampiran 25
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

CERITA: TANAH AIR-TANAH MATA
kadangkala hidup gumaman gebalau
di malam sunyi. Ingin sekali aku
menguburkan diri di tanah tumpah darah
tersebab tumpah air mata darah di tanah airku
(belukar dan kemenyan tumbuh berbunga di pusaran).

Aceh, 2001

Lampiran 26
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

MENUAI API
memaknai kemerdekaan
gerimis mengurung rahasia mimpi
melahirkan derita jadikan tuba-sakit-pilu
menyayat ruang pemikiran-merubah peradaban
jangan pagari hati dengan perseteruan. Menuai
jembatan kasih sayang-meski datang malam
di jiwa. Aku tak tinggal diam
api sunyi-menyala menyilaukan mata. Kesetiaan
berkalang maut. Ini rumah kuberi nama cinta
baik dan buruk kutulis di kalbu.

Pang, 2001

Lampiran 27
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

LAGU
selamat petang luka
belati menggali terusan air mata
dalam kedalaman mata-seperti Tuhan
pada waktu subuh. Sembunyikan mimpi.

Padang, 2005

Lampiran 28
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

ACEH 2
-bagi penyair Maskirbi-Nurgani Asyik
dan pelukis Versevenny
luka membatu
hati berlagu
luka membiri
senyum membeku
kita bersulang menimang mimpi. Pagi
yang bening jadi kelam. Luka-duka
menari di samudera pikiran. Aku tetap kota
melesat dalam waktu berkalang maut
orang-orang menanggalkan hati
satu demi satu. Ini tubuh siapa punya
memanggil-manggil Tuhan di setiap
aliran nadi. Kami ini jiwa-hati mencatat
lara-tak bisa lari tak bisa sembunyi
orang-orang nerlari bersama ombak
di kelap-kelip waktu. Orang-orang lau-lalang diantara
aroma mayat-meski teramat pahit. Nafas
persakitan tersirat di wajah penderitaan. Aku
tabor bunga di pusara bernama Aceh
(kapan usai hikayat bertopeng ini, duhai!).

luka membatu
hati berlagu
luka membiru
kita bersulang menimang mimpi. pagi
yang bening jadi kelam. gundah-gelisah-sakit
pilu menyatu dalam bingkai cinta-lara
telah aku kecup getir di kamar rahasia
menghabiskan malam dalam senyum-beku
waktu menirim setangkai kembang meraih
bulan-gerimis masih berkelahi di halaman
siapa di antara kita teluka-padamu
pahatkan resah. kabut-angin-api-air
mempersiang diri dalam sepi
secangkir kesedihan terceruk belati
menggali terusan air mata di kedalaman.

Aceh-Padangpanjang, 2005

Lampiran 29
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

ACEH 4
titip sekian rindu. siapa melewati
seulasah masihkah bilik para datu
mengalirkan air kasih-nya. leluhur
membasuh dada bujang agar mampu menjalani
kerasnya hidup. anak sampan belum siap
memutar haluan walau zikir sebaya sesekali
terdengar sayub. biarkan dulu aku di sini menjaring
mimpi-mimpi yang pasti-bawa pulang buat anak
istri. pergi ditepungtawari datu dengan do’a-pulang
memandang luka memborok dalam kalbu.

Padang-Solo, 2005

Lampiran 30
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

-dari rantau kuziarahi makammu; mak.

POTRET DIRI
entah dengan apa dapat melukiskan
kesetiaan. bahasa yang bagaimana mampu
melahirkan sajak tentang keagungan
cinta. mak, telah berton-ton ajaran
tersimpan di jiwa belum juga dapat
menyiram wangi seulanga ke dadamu
(aku ziarahi kuburmu dalam mimpi panjang)

Solo, 2006

Lampiran 31
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

PERCUMA
percuma
membingkai hati. andai pikiran
terkurung rahasia debu-mengeruh jauh
nuranu mengumpal dengki dendam.

percuma
merenda hati. andai perahu
terbuat atas nama kemarahan
mencipta topeng-melahirkan jiwa
pengecut jadi pahlawan
(kita adalah boneka dimainkan mimpi)

Solo, 2006

Lampiran 32
Sulaiman Juned————————————————antologi puisi ‘riwayat’

RITUS TOPENG
aku
gendong
peradaban luka dalam babakan sejarah
merindui peruntungan jiwa-di sudut hening
: aku bergulat memungut wajah
kita terpasung ritus topeng.

Solo, 2006

Related posts

Leave a Comment

five × 1 =