puisi 

Puisi-Puisi Budhi Setyawan

Budhi Setyawan lahir di Purworejo, pada 9 Agustus 1969. Aktif berkegiatan dan sebagai ketua di Forum Sastra Bekasi. Puisi-puisinya sering dimuat di banyak media seperti Suara Merdeka, Republika, Horison dll. Banyak menulis antologi puisi bersama. Tak kurang 12 buku puisi antologi bersama telah terbit. Buku puisi tunggalnya adalah Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma Silam (2007).

 

Bakat Bahagia

 

bukankah kita makhluk dengan bakat bahagia

yang piawai mengatasi berbagai siasat cuaca

 

kau masih tak percaya

dan seperti haus bukti

apakah kau juga lupa

irama lagu jantungmu sendiri

 

bukankah dalam tikaman ribuan nyeri

kita tak pernah sungguh sungguh ingin bunuh diri

 

paling paling kita hanya kerap merasa sendiri

dan yang memeluk napas cuma sepi

selanjutnya kita larikan hari ke larik larik puisi

sampai waktu begitu betah, enggan berganti

 

Jakarta, 2015

 

Berhala Rindu

 

mungkin bukan membawa deru

tapi engkau terus mengetuk pintu

ingin bertamu

 

kautunjukkan ranum kata kata

begitu matang di atas rata rata

 

aku menatah bismillah meski tahu ini salah

diam diam kusebut nama tuhan

walau paham ini ditabukan

berharap pemakluman pada makhluk

yang diangsur rapuh, rumpang

bertahan pada tuduh menjelang

 

tapi engkau selalu datang

mengulurkan malam malam jenjang

menggenggam aliran darahku

dan tak bisa kutampik desak untuk bertemu

bukan lagi sebagai tamu

 

Bekasi, 2015

 

Dari Sebuah Pertemuan

 

apa yang berharga dari sebuah pertemuan

selain kita mengenali kembali

kesangsian yang pernah menulis kisahnya

di balik samar bayangan

yang terbawa dalam setiap arah pengembaraan

 

kita saling bertanya kabar masing masing

seperti telah tersekat ratusan tahun dan asing

kita pun tak lagi ragu meracik tawa

berdamai dengan jalan keseharian

yang dulu terbenam dan tertahan

oleh kelindan luka, juga duka

di sekujur pencarian diri terus berlari

mengukur keluasan siang dan malam

bersama letusan petasan petasan

di dalam bilik dada yang tersembunyi

 

apa yang tersisa dari sebuah pertemuan

selain kultus doa keselamatan

yang berdetak bergema dalam ingatan

serta menyusun mozaik nubuat kebaikan

mengalir sebagai bagian dari ritus kebahagiaan

 

Jakarta, 2015

 


 

 

 


 

 


Related posts

Leave a Comment

nineteen + fourteen =