Jejak Temasek di Rumah Seni
Litera (Depok)- Buku puisi Jejak Temasek Haris Haris-Rima Re diluncurkan di rumah seni Asnur, Depok pada hari minggu 9/10. Peluncuran buku tersebut dimeriahkan dengan pentas baca dan musikalisasi puisi dari banyak penyair yang datang tak hanya dari lingkungan Jabodetabek tetapi juga beberapa seniman yang datang dari pelbagai daerah. Sekitar lima puluh pegiat seni dan sastra meramaikan acara peluncuran buku karya penyair negri tetangga tersebut.
Cuaca mendung sejak siang hari yang berubah gerimis dan hujan tak menyurutkan langkah banyak pecinta sastra untuk bergiat di rumah seni. Beberapa rekan bahkan datang dari kota yang cukup jauh seperti dari Cianjur, Bandung, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Ngawi, dan bahkan dari Banjarmasin.
Acara dimulai pukul 14.30 dengan dibuka foto bersama para pengisi acara dan awak jurnalis dan pemberian cindera mata berupa kaos oleh Haris Haris dan Rima Re. Setelah itu dimulailah pentas baca puisi oleh paa seniman. Ade Novi dan Willy ana dari Depok mendapat giliran baca puisi pertama dan kedua. Lalu mbah Hardho Sayoko penyair dari Ngawi tampil penuh semangat. Usia yang telah melewati kepala enam tak membuat mbah Hardho, demikian sang penyair Ngawi dipanggil oleh rekan-rekan seniman kehilangan semangatnya. “Merdeka…merdeka…merdekit” demikian teriak mbah Hardho. Begitu juga kolaborasi Hardi Lempe dari Pekalongan dan neneng Alfiah dari Cirebon yang tampil total di atas pentas.
Suasana berubah penuh haru saat Fanny Jonathan Pyok membacakan puisi bernada liris karya sastrawan Gerson Pyok yang merupakan ayah kandung Fanny. Puisi berjudul “Kepada Anakku Martin” yang dibacakan Fanny adalah ditujukan pada adik kandung Fanny yang telah meninggal dunia pada tahun 1975 karena penyakit Schizofrenia.
“Penyakit ini telah membuat adik saya bersikap seperti anak kecil lagi dengan dunianya sendiri. Ia mengalami penyakit ini sejak kembali dari keliling beberapa negara menampilkan tarian bersama Sardono Way Kusumo. Sekembali dari Paris itulah ia sakit. Itulah kenapa saya sekarang sering berbicara tentang penyakit schizofrenia ini,” tutur Fanny dalam keharuan.
Acara kembali terdengar bergemuruh dengan penampilan berikutnya. Ical Vrigar dari TSC sangat terlihat eksplosif membaca puisi jimmy J Johansyah. Musikalisasi dari grup Baraya, Cianjur makin menambah semarak. Lalu semua penyair yang hadir hampir semua tampil seperti Didit JP dari Semarang, Jimmy J Johansyah, Jeffri Sumampow, Ummi Rissa, kartika hanafiah, Imam Subagyo, Iwan B. Setiawan dari Cianjur, Rd Ace Sumanta dari Bogor, Iberamsyah Al Barbary dari Kalimantan Selatan, Igun Prabu, Mustafa Ismail, Efrida Pulungan dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan yang tuan rumah Asrizal Nur pun tampil menyemarakkan suasana.
Banyak penyair yang tampil selain membaca karya mereka sendiri, juga membaca puisi yang diambil dari buku Jejak Temasek sebagai bentuk apresiasi pada Haris Haris dan Rima Re. Acara berlangsung hingga malam meski gerimis dan hujan tetap setia menjadi teman. Semoga juga Jejak temasek negri tetangga tetap terkenang dengan indah dan penuh cinta. (Mahrus Prihany)