puisi 

Puisi-Puisi Novy Eko Permono

Novy Eko Permono penggemar tempe ‘mendoan’ garis keras. Saat ini aktif sebagai pengepul kata di teater Dua Sisi SKND. Memiliki Motto “Menulis adalah bekerja untuk keabadian” dan “Jika umurmu tak cukup panjang, maka menulislah.” Kini tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah. 

 

Jengah

 

Aku berbaring di rerumputan,

Dengan badan hancur tak karuan

Aku memandang langit,

Terlihat seekor elang terbang lambat dari kejauhan

Mencoba mengangkat tangan, namun tak ada kekuatan

Aku menoleh dan melirik seorang perawan,

saling memandang, namun terasa jengah

 

pagi, 08/16

 

Senja di Wajahmu

 

Senja itu terbenam di wajahmu

Kala angin mendesir merdu, jua langit yang menyirat kelabu

Jogja seakan dipenuhi kupu-kupu

Menari-nari di sekitarmu

 

Senja itu terbenam di wajahmu

Embung Nglageran adalah saksi bisu

Rindu yang lama membatu

Dan kau tahu, aku tak ingin waktu cepat berlalu

 

Senja itu terbenam di wajahmu

Aku tak kuasa menahan waktu

Dan kini..

Semburat itu hanya menyisakan rindu

 

Embung, 2016

 

Sepulang Dari Perkemahan

 

Aku menemuimu

Dengan goresan rindu

Kulihat matamu merah, seperti langit senja

Ada semburat merah di pipimu, lagi

Jua beban, yang tak mungkin ku ceritakan

Pada akhirnya yang pergi akan kembali,

Entah dengan tangisan atau kenangan

 

Emperan toko, 08/16

 

 

Related posts

Leave a Comment

three × four =