Puisi-Puisi Apin Suryadi
H Tb Apin Suryadi, lahir di Pandeglang 8 April, biasa menggunakan namanya Apin Suryadi dalam kepenulisannya. Tulisannya berupa puisi, cerpen dan novel dimuat berbagai media. Selain itu, ia juga pendiri Majalah Mutiara Banten serta mengelola Yayasan Raudhatul Ad Dzikro yang bergerak dibidang agama dan sosial kemasyarakatan. Untuk mengasah dunia sastra ia bergabung dengan Komunitas Sastra Gunung Karang bersama Riduan Hamsyah, Farhan dan Zhami sastera.
Cahaya yang Berpendar
(Buat anakku yang hilang rindu)
matahari dan bulan hanya sekejap berpendar
dan menyimpan cahayanya di mataku
cahaya yang dipisahkan oleh jarak
dari dinding hati
Seperti menyembunyikan cinta di matamu
Tapi kau dan aku terlalu lama membentangkan rindu
Anakku, tak pernah tahu
ada cahaya yang menyelinap
dari ruangan ini
Entah kapan kita bertemu lagi
sampai pada waktuku
(Okt 2016)
Berasal dari Rahim Ibu
jika aku mengingatmu terlahir dari rahim ibu
tangismu melengking setiap hari dipeluk dan disayang
selalu membayang siang dan menguras malam
semua itu agar kau kelak berbakti
pada Ibumu
Kehadiranmu seperti aku dihadirkan oleh
Nenekmu aku juga sayang dan rindu pada ibu
Apakah kau juga sama seperti itu?
Sebab dibentangkan waktu
kau tak mampu melihat
betapa aku dan ibumu menggendong waktu
dalam resah berkepanjangan
jika kau kelak tidak lagi mengaku ibumu
maka kuputuskan saja lehermu
(2016)
Membaca Puisi yang Terlunta
Diam-diam aku membaca puisi yang terlunta
Dari lembaran waktu yang buram
puisinya masih berkabut
Dari waktu yang terpaut
Tiba-tiba saja aku membaca puisi yang sepi
Dari waktu yang samar di dalam kamar
puisinya ranum dan berbau harum
tetapi demi waktuku
puisiku terus saja merana
(25 Nop 2016)