puisi 

Sajak-sajak Fatah Anshori

Fatah Anshori, lahir di Lamongan, 19 Agustus 1994. Belajar menulis sejak pertengahan 2014. Novel pertamanya Ilalang di Kemarau Panjang (2015), Ia juga menulis beberapa buku antologi yang telah di terbitkan: Ketika Mencintai Tak Bisa Memiliki (2014), Quantum Ramadhan (2015), Quantum Cinta (2016). Kini tinggal di Dsn. Caling Ds. Sidorejo Kec. Sugio Kab. Lamongan.

Read More
Agenda 

Minggu Pagi Bersama Secangkir Kopi

Litera- Menikmati pagi dengan secangkir kopi bagi kita mungkin adalah hal biasa. Tapi jika secangkir kopi bersanding dengan puisi dan kehangatan teman-teman dalam perbincangan yang ramah mungkin akan terasa indah dan meriah. Itulah sensasi yang akan anda rasakan pada suatu minggu pagi. Bahkan kehangatan itu akan lebih terasa indah saat sang peramu kopi datang menemani dan berbagi.

Read More
Agenda 

Sabtu Sore di Tepi Danau

Litera– Grup ruang kreatif yang selama ini saling bertegur sapa dan berdiskusi tentang sastra lewat udara, Sabtu sore berencana akan menggelar silaturahmi, saling berdiskusi dan kopi darat. Pertemuan esok akan diisi dengan penyampaian materi yang berjudul “Berbagi Proses Kreatif: Menulis Prosa dan Puisi”.

Read More
Agenda 

Realisme Magis Danarto

Litera– Bakti Budaya Djarum Foundation dan Taman Budaya Jawa Tengah menggelar Mimbar Teater Indonesia V. Tema yang diangkat dalam mimbar kali ini adalah “Panggung Realisme Magis Cerpen-Cerpen Danarto. Panggung yang akan berlangsung selama tiga hari ini akan menyajikan cerpen-cerpen Danarto dalam panggung musikal dan teatrikal.

Read More
puisi 

Puisi-Puisi Airul Azwan Parapat

Airul Azwan Parapat, adalah pria kelahiran Gunting Saga, sebuah desa terpencil di Sumatera Utara, lahir pada 15 Agustus 1990. Alumni Magister Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret. Selain sebagai seorang guru, ia juga menulis puisi, esai, cerpen dan opini yang tampil dibeberapa media cetak lokal maupun nasional. Karya penulis dapat juga dinikmati dalam blog pribadinya “blogrul.wordpress.com”.

Read More
Agenda 

Budaya Sebagai Pembangunan Karakter dan Jati Diri Bangsa

Visi tanpa tindakan adalah sebuah mimpi belaka. Tindakan tanpa visi hanya akan menghabiskan waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia.   Dasar Pemikiran Seperti kata pameo, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Kita melakukan flash back ke belakang, antara 70 – 80 tahun lalu ada dua cita-cita besar yang menggerakan para pendiri bangsa ini : Kemerdekaan dan Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemerdekaan : para pendiri bangsa berjuang  untuk membebaskan bangsa indonesia dari penghinaan dan penjajahan oleh bangsa asing. Dan Keadilan : mereka bertekad menciptakan keadilan bagi seluruh…

Read More