Perempuan Puisi di Festival Pasar Rakyat
Kapuas Besar (litera.co.id)- Di antara gegap gempitanya Festival Pasar Rakyat yang berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (22/7/2017) hingga Minggu (23/7/2017) terdapat 3 perempuan pembaca puisi. Mereka bertiga berasal dari komunitas kepenulisan berbeda, namun ikut menyemarakkan festival yang berlokasi di Pasar Kenanga, Pasar Tengah dan Kapuas Besar tersebut atas inisiasi dari Subsektor Literasi (Penulisan dan Penerbitan) Rumah Muda Kreatif (RumAktif) Kota Pontianak.
Tampil berhijab dan mengenakan busana motif corak insang berwarna biru tua-kuning, Suci Wulandari (24) mewakili Forum Sastra Kalbar, membawakan puisi bertema Pasar Rakyat dan Sungai Kapuas. Suci tampil bersama kedua rekannya, Shella Rimang (22) dan D. Purnama (22) yang mewakili Klub Menulis Pena Merah.
Saat masih menjadi mahasiswi IKIP PGRI Pontianak, Suci pernah mewakili almamaternya mengikuti lomba baca puisi universitas PGRI Se-Nasional tahun 2014 di Semarang dan menjadi juara pertama. Selain itu, prestasi lain yang berhasil diraih bungsu dari tiga bersaudara ini menjadi Finalis Festival Hari Puisi Indonesia Se-Nasional tahun 2014 di Jakarta, narator Konser Puisi Multimedia Penyair Asrizal Nur tahun 2015 di Pontianak, dan mentor Baca Puisi Festival Lomba Seni Siswa se-Indonesia Tingkat SMA Kalimantan Barat selama 3 tahun berturut-turut sejak 2015-2017.
Dewi Purnama Sari atau yang lebih dikenal dengan nama pena D. Purnama, merupakan mahasiswi semester akhir FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tanjungpura, Pontianak. Mengenakan baju dan rok berwarna merah muda dengan motif khas corak insang, perempuan kelahiran Mempawah ini bergabung dalam Klub Menulis Pena Merah (KMPM).
“Saya memilih D untuk terlibat dalam ajang nasional Festival Pasar Rakyat ini, karena puisi-puisinya yang unik dan berciri khas feminisme yang unik dan jarang ditulis orang lain,” ujar Ketua Subsektor Literasi RumAktif Pontianak, Vivi Al-Hinduan.
Kau Masih di Indonesia (Antologi Puisi Bersama KMPM), Perempuan dan Lipstik Merah (Antologi Cerpen Bersama KMPM), dan Takdir Telapak Kaki (Antologi Puisi Bersama KMPM) merupakan beberapa buku antologi cerpen dan puisi yang pernah ditulis D. Purnama. Tahun ini dia berencana akan menerbitkan satu antologi cerpen.
“Ini adalah buku pertama saya yang tidak diterbitkan dalam buku antologi bersama. Jika tidak ada halangan, semoga awal September buku kumpulan cerpen ini sudah terbit dan beredar,” jelas D. (R)