puisi 

Puisi-puisi Surya Gemilang

Surya Gemilang, lahir di Denpasar, 21 Maret 1998. Buku pertamanya adalah antologi cerpen tunggal berjudul Mengejar Bintang Jatuh (2015). Kumpulan puisi Cara Mencintai Monster (2017) adalah buku keduanya. Karya-karya tulisnya yang lain dapat dijumpai di lebih dari sepuluh antologi bersama dan sejumlah media massa, seperti: Kompas, Suara NTB, Bali Post, Riau Pos, Rakyat Sumbar, Medan Bisnis, Basabasi.co, Litera, Tatkala.co, dan lain-lain. Kini tinggal dan bergiat di Renon Denpasar, Bali.

 

Harga untuk Siang

 

5000 rupiah untuk sebungkus tisu

dan tidur siang yang meriah. sebatang

kretek yang masih merah menjadi asap

untuk dompet dan uangku yang biru.

 

“bukankah yang haru adalah memar kolam

nasibmu?”

 

aku pun menjadi ikan. kau menjadi

bocah pedagang yang ingin makan. kita menjadi

kenyataan yang diukur dengan kata “seakan”.

 

“maukah kau membeli tangis yang baru,

tuan?”

 

(Jakarta, 2017)

 

 

Anjing-anjing yang Menjadi Nyata

 

anjing-anjing berlompatan dari kanvasku:

menyalak pada kata kerja

mengejar puisi tentang senja

dan

menerkam penyair berkulit baja

 

anjing-anjing berlompatan dari kanvasku:

penantian kuas belumlah usai

penanam warna jadilah masai

dan

pekat getah usialah yang kau rasai

 

*

 

anjing-anjing berlompatan dari kanvasku:

perlahan menjadi beku

pada kebakuan waktu

 

(Jakarta, 2017)

 

 

Animasi

 

melewatkan adegan tembak-menembak

dan leher yang mengecup bilah. menemukan

satu anak panah bermata racun di dalam

lambung yang lama tak kujenguk

 

apakah aku menyesal? mungkin …

: seperti kuda yang menggigit daging

kawannya

: seperti fetus yang menelan asam

getah ibunya

 

aku pun menjadi 1 dari 5 janji

yang digambar dengan ilusi

 

dengan arus badai yang luput

dari hitungan hari

 

(Jakarta, 2017)

 

 

 

 

Related posts

Leave a Comment

twelve + 20 =