Chavchay akan Baca Puisi dalam Dangiang Dewi
BANDUNG (Litera.co.id) — Penyair Chavchay Syaifullah menyatakan siap membaca puisi dalam acara Dangiang Dewi yang diselenggarakan oleh Sekolah Teladan Kewajaran Bersikap (STKB) di Bandung, Jawa Barat, 17 Desember 2018. Dangiang Dewi merupakan acara yang digelar khusus untuk mengenang dan meneladani kepahlawanan Dewi Sartika, seorang perintis pendidikan untuk kaum wanita, yang diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 1966.
“Bung Chavchay sudah menyatakan siap datang dari Banten ke Bandung. Dia akan membacakan puisi tentang Dewi Sartika yang dia tulis khusus untuk menyambut acara ini,” jelas panitia acara, Doddi Ahmad Fauji yang juga Kepala STKB.
Doddi menjelaskan bahwa meskipun kiprah Dewi Sartika begitu nyata dan besar, namun mungkin karena ayahnya dinyatakan sebagai pemberontak oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan diasingkan ke Ternate saat usia DS 10 tahun, nama Dewi Sartika tidak begitu dikenal di tingkat nasional, bahkan di Jawa Barat sebagai tempatnya berkiprah.
Atas dasar itulah STKB, sejak 2014 menggelar acara tahunan sebagai dedikasi bagi pahlawan kelahiran Bandung, 4 Desember 1884 itu.
Dangiang Dewi sebagai wujud Milangkala 134 Tahun Dewi Sartika tahun 2018 ini, akan diisi oleh dua rangkaian acara.
Pertama adalah Olimpiade Sastra yang akan dihelat pada Senin, 17 Desember 2014, di SMAN 24 Bandung, Jl. AH Nasution No 27, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat.
Kedua, akan digelar Kemah Literasi pada 21 – 23 Desember 2018, di gigir Situ dan Candi Cangkuang, Leles, Kabupaten Garut.
Olimpiade Sastra menampilkan aneka kreativitas sastra dari berbagai kalangan, namun lebih diutamakan dari kalangan pendidik, yaitu guru dan dosen. Tentu akan hadir pula para siswa, seniman, dan tokoh Sunda, dalam posisi_ sebagai bintang tamu.
Tokoh Sunda yang pada bulan dan tahun ini genap berusia 80 tahun, yaitu Popong Otje Djundjunan, dijadwalkan akan hadir untuk menyampaikan sejarah dan kiprah Dewi Sartika. Popong yang dikenal juga sebagai politisi dari Partai Golkar itu, mengalami hidup sejaman dengan Dewi Sartika. Ia adalah kamus hidup bila hendak mengorek informasi menegani ketokohan Dewi Sartika.
Selain Popong, hadir para Kepala Program Studi dan Kepala Departeman dari kampus UPI Bandung, dan IKIP Siliwangi Cimahi, untuk menyampaikan ceramah dan pertunjukan sastra. Para kepala sekolah setingkat SD, SMP, SMA serta pejabat dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, juga akan hadir untuk tampil dalam pembacaan puisi.
Tahun ini STKB mendatangkan penyair yang juga Ketua Dewan Kesenian Bandung, Chavchay Syaifullah, untuk tampil membacakan puisi yang didedikasikan bagi perjuangan kaum perempuan. Sedangkan seniman Bandung yang akan tampil antara lain Gusjur Mahesa, Doddi Ahmad Fauji, Dedi Warsana, Adew Habtsa, dan Fajar M. Fitrah.
Menurut Doddi, selain itu akan ada Kemah Literasi yang akan fokus pada pelatihan menulis bagi para guru, sekaligus praktik menulis ditempat, dan mengikuti jalannya proses kreatif dengan menghadirkan para penulis berskala nasional, sebagai instrukturnya.
Para peserta akan diminta menulis dengan tema, perjuangan kaum perempuan, sejarah, dan Kebersahajaan jawa Barat. Situ Cangkuang (Garut) dipih sebagai tempat, karena di sana kaya dengan sejarah, di mana terdapat Candi Cangkuang, makam Arif Muhammad selaku penyebar agama Islam, serta Kampung Adat Pulo.
Panitia juga mengundang budayawan Rd. Ace Somantri dari Bogor, untuk memamparkan sejarah Bogor dulu dan ke depan. Bogor masa lalu, atau yang dikenal Pakuan, merupakan salah satu daerah yang menyimpan kebesaran sejarah orang Sunda.
“Acara ini bersifat terbuka, jadi siapa saja silakan hadir,” ajak Doddi. * rls