Puisi-puisi Armen S. Doang
Armen S. Doang, atau Armen S. Untung, pecinta burung dan puisi yang bernama asli Armen Setiaji lahir di Jakarta 5 September 1980.
Bertempat tinggal di Bekasi-Jawa Barat. Beberapa karyanya termuat di media dan juga tergabung dalam buku bersama, seperti Tifa Nusantara 3 (2016), Monolog Di Penjara (2018), Bulu Waktu (Sastra Reboan, 2018), Jugijagijug (Redaksi Meja Tamu, 2018). Puisinya yang berjudul “Palung Ingatan” juga terpilih menjadi salah satu Nomine Penghargaan Sastra Litera 2018.
Majnun
waktu berputar
berjalan melingkar
jejak langkahnya berkabar
separuh dada terbakar
debar bergetar-getar
menggigil tubuh bertopan rindu
seketika aku menjadi biksu
berkosong diri dari dunia
berkebun mawar dan air mata
hingga puncak sunyi paling darah
aku terus diputar-putar arah
kening terjatuh di atas tanah
seakan majnun yang tak pernah menyerah
sekawanan sepi terus melepas anak panah
bila engkau adalah laila
benar sudah rohku
bertukar candu dengan pecinta.
Bekasi, Juli 2019
Suluk Keabadian
matamu keheningan
dalam ruas wajah pelabuhan
di antara malam-malam ku yang telanjang
waktu menari begitu manis
perahu berlayar mengarungi harapan-harapan yang amis
teramat menyedihkan memang
dalam denyut kegelapan
sebagian sampan ditambatkan
nyiur melambai mengucap salam
anak-anak hujan berlarian
diam-diam perlahan memutar arus lautan
mengombakkan wajahmu dalam pikiran
tubuh ini letih,
basah gigil dalam ingatan
angin bertiup sangat kencang
berulang aku timbul dan tenggelam
merenangi amuk bayang kesunyian
sebab kau adalah cuaca
yang seakan tak menentu di dalam dada
berkediplah sekali saja
agar sesaat semua mereda
di hening manis bulan
di batas musim kerinduan
tabah hati dari hampa
tenang batin dalam dahaga
Bekasi, 1 Agustus 2019
Asusila
Jika rindu hanya pandai menyulam pakaian dalam,
fragmen hujan sebentuk asusila cinta yang berwarna abu-abu kemonyet-monyetan.
Bekasi, Juli 2019