Berita 

Rumah Sunting Awali Perayaan Hari Puisi dengan Kenduri Puisi

(Litera.co.id) – Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) kembali menggelar Kenduri Puisi ke XIII. Kali ini dilaksanakan di Dusun Bengayawan, Desa Rantau Langsat, Kec Batang Gangsal, Inhu, 23-25 Agustus 2019.

Kegiatan literasi yang dibungkus dalam bentuk Kenduri Puisi tersebut mengusung tema Pulang ke Kampung Talang. Kegiatan ini didukung banyak pihak seperti pihak Kecamatan Batang Gangsal dan pimpinan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) karena lokasi tersebut berada dalam kawasan TNBT. Selain melaksanakan proses membaca dan menulis puisi di ruang terbuka bersama anak-anak dan masyarakat, kegiatan ini juga diwarnai dengan panggung seni, ziarah budaya, bincang puisi, kemah puisi dan penyerahan bantuan.

Kegiatan dipusatkan di halaman SD Harapan Bangsa yang hanya satu lokal dengan jumlah siswa 30 orang. Masyarakat Talang Mamak Dusun Bengayawan, sangat terbuka dan senang dengan kegiatan tersebut. Bahkan tidak sungkan-sungkan mereka mengajak tidur di rumahnya. Maka sebagian peserta dan Sekcam yang mengikuti kegiatan tersebut dari awal hingga akhir, tidur dan berbaur di rumah warga. Sebagian yang lain berkemah di halaman rumah dengan anak-anak muda.

Kunni Masrohanti, pembina Rumah Sunting, mengatakan, Kenduri Puisi kali ini merupakan rangkaian perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) Riau yang dilaksanakan awal Oktober mendatang di Pekanbaru. Kegiatan ini juga terlaksana berkat dukungan bersama, termasuk pihak kecamatan, Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan khususnya masyarakat Dusun Bengayawan yang menyambut kedatangan rombongan dengn terbuka dan ramah.

“Kenduri Puisi XIII ini sangat berbeda dengan kenduri-kenduri sebelumnya. Kali ini kami berbaur dan tidur dengan masyarakat, kami banyak belajar dari mereka. Terimakasih kepada Pak Sekcam yang membantu, memberi ruang dan berkolaborasi dengan kami selama tiga hari ini, terlebih kepada masyarakat yang menerima kami dengan ramah. Tak ketinggalan untuk pimpinwn TNBT. Atas izin TNBT maka kegiatan ini bisa berjalan juga. Kenduri Puisi kali ini juga merupakan rangkaian perayaan HPI di Riau yang dilaksanakan Oktober nanti,” kata Kunni.

Kunni mengatakan program Literasi Konservasi yang dibungkus melalui Kenduri Puisi ke XIII ini bukan yang terakhir. Dari 12 kabupaten/kota, tinggal Kabupaten Inhil yang belum terlaksana.

“Kalaupun nanti semua kabupaten/kota sudah kami sambangi dengan Kenduri Puisi, bukan berakhir begitu saja. Insyaallah program ini akan terus berlanjut, kembali ke kabupaten pertama dan berlanjut ke kabupaten berikutnya. Kami tak bisa bergerak sendiri, bantuan dan kerjasama banyak pihak justru lebih menentukan,” kata Kunni lagi.

Sekcam Batang Gangsal, Rendy Rahman, mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini. Bersama rombongan ia ikut menyeberangi sungai, naik sepedamotor melalui jalan tanah setapak yang naik turun, hingga mendorong perahu saat melintasi jalur sungai karena sangat dangkal. Dengan senang pula ia membuat puisi dan membacakannya di depan masyarakat. Puisi itu tentang kecintaannya kepada masyarakat diminta sana. Dilanjutkan dengan bakar ikan bersama anak-anak muda setelah acara malam selesai.

“Awalnya saya tidak tertarik dengan kegiatan ini, tapi setelah Bu Kunni pimpinan Rumah Sunting dan bercerita dengan saya, saya fikir ini kegiatan yang bagus, upaya literasi, mencerdaskan anak-anak pedalaman dan mengajak mereka mencintai hutan dan kampungnya sendiri dengan puisi. Maka saya ikut sampai selesai. Dan, ini sangat berbeda bagi saya. Anak-anak muda yang mau masuk ke pelosok, berbaur dengan masyarakat dan anak-anak pedalaman untuk berliterasi, ini sangat jarang. Tapi Rumah sunting melakukan ini dan ternyata sudah yang ke XIII. Saya justru yang berterimakasih dengan mereka ini,” kata Rendy yang baru menjabat sebagai Sekcam sejak enam bulan lalu.

Sebanyak 22 orang yang mengikuti kegiatan ini berasal dari banyakan komunitas. Antara lain, Community Pena Terbang (Competer) Pekanbaru, Kalang Gaung Subayang Kampar, Pecinta Literasi Pelalawan, Laskar Penggiat Ekowisata (LPE) Pekanbaru, Sanggar SDN 153 Pekanbaru, Komunitas Penggiat Konservasi (KPK) Pekanbaru, penyair, penulis dan rombongan dari kecamatan.

Subuh, salah seorang tokoh masyarakat Dusun Bengayawan, mengaku sangat senang dengan kegiatan tersebut. Atas nama masyarakat Dusun Bengayawan, ia juga menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan kembali.

“Terimakasih banyak kepada Rumah Sunting dan pak Sekcam yang mau datang melihat kami dan tidur di rumah kami serta menyemangati anak-anak kami untuk terus belajar. Inilah kampung kami, jangan bosan dan datanglah kembali ke sini,” kata Pak Subuh. (R)

Related posts

Leave a Comment

eighteen + twelve =