puisi PUISI 

Puisi-puisi Muhammad Irsyad Hambali

Muhammad Irsyad Hambali, lahir di Kediri, 11 Maret 2001 dan sekarang tinggal di Trenggalek, Tahun 2019 ia telah menyelesaikan jenjang pendidikan atas di MAN 2 Trenggalek. Hobi membaca, menulis, membuat puisi, cerpen dll. Ia pernah bergabung di QLC Trenggalek, QLC cabang Panggul, Studi Kerohanian Islam, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan COMPETER (Komunitas Pena Terbang). Kegiatannya sekarang bekerja sebagai internet marketing. Buku puisi antologinya sedang di proses dan akan terbit segera.

 

Puisi Laut

: Trenggalek

 

Sepertinya, laut menjadikan kita sepasang kekasih yang kesepian.

Pesisir pantai menderu dan malu-malu membawa ombak -masa lalu

serta cahaya kerlip bintang berkilauan.

 

Hujan menggelantung di langit utara terbawa awan hitam

yang kusebut badai. Anak-anak kecil bersorak ria menyambut

pasang air laut.

 

Kita adalah sepasang daun bimbang yang tak ingin bersua.

Rasanya, hari ini seperti seutas puisi. Hanya ada kelabu sendiri.

Kami seorang anak yang merindukan kabut. Ia seorang gadis perempuan

patah hati dihujam kekasihnya.

 

Kita tak lihat bau baju tidurnya. Air liurnya bersyahadat pada

tepian ombak laut. Lagu yang dalam,

membawa menembus keheningan.

 

Trenggalek, 21 Oktober 2019

 

 

Meminangmu Lewat Hujan

: Alisa

 

Aku ingin bertahan,

memeluk ribuan bunga di kepala,

bahkan lewat keheningan yang kukuatkan.

Kuputuskan meminang hujan di sepanjang jalan meranti.

 

Ruang cinta di kepala yang serempak usang,

isinya hanya peristiwa memilukan.

di jalan meranti kita menanti

bahkan sampai esok lusa nanti.

 

Trenggalek, 22 Oktober 2019

 

 

Berusaha Kupahami

: Alisa

 

Masih kita rayakan cinta, ketika tubuh terbawa gemulung ombak

yang terdampar di bibir pantai.

Segenggam naskah tak terbaca, berusaha kupahami sutasoma

tetapi kepahaman membuatku terus menangis.

 

Tanganku didera lekukkan matamu yang membawa surat keputusasaan.

dari pintu tua yang pernah kita genggam bersama,

disitulah aku mencium lebat rambutmu saat malam telah usai.

 

Berusaha kupahami angin laut.

Kulafadzkan satu sajak yang

kau terima di akhir suara.

 

Trenggalek, 22 Oktober 2019

Related posts

Leave a Comment

fourteen − ten =