puisi PUISI 

Puisi-puisi Muhammad de Putra

Muhammad de Putra, Lahir di Pekanbaru, 26 Mei 2001. Peraih Anugerah Kebudayaan kategori Anak dan Remaja dari Kemdikbud. Bergiat di COMPETER (Community Pena Terbang). Bersekolah di SMAN 1 Pekanbaru. Memenangkan beberapa lomba, di antaranya: Juara 1 Menulis Puisi di Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional (LCSPN 2016, di Jakarta), dll. Karya-karyanya dimuat di laman: Media Indonesia, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Horison, dll. Bukunya yang telah terbit: Kepompong dalam Botol (2016), Timang Gadis Perindu Ayah Penanya Bulan (2016), Hikayat Anak-anak Pendosa (2017), Malay Children is Disallowed to Cry for the Nation (2018). Pemenang Kompetisi #SahabArtEurpalia dari Kemdikbud, dan membawa berkeliling Eropa.

 

Harimau Sumatera Masih Berkeliaran di Bukit Barisan

 

Hidup di bukit.

Berdiri tegap dengan angin menyambar belangnya,

mereka menatap ke arah sungai yang membelah tebing batu.

 

Di seberang sana, sawit-sawit mekar.

Orang-orang dengan mesin besar

-setengah badan Sialang- semakin dekat ke arah mereka.

pohon-pohon yang roboh berteriak semakin kuat.

 

Mereka menahan geram.

Orang-orang dari luar hutan telah datang

dengan suara bising memenuhi rimba.

Mereka tak lagi berlari ke segala penjuru hutan,

mencari makan. Hutan telah habis,

mati dan tak akan tumbuh lagi.

Mereka menjadi mangsa di rimba sendiri.

 

Auuuummmmm!

 

Di Rimbang Baling | 2018

 

 

Anak-Anak Bungaraya

 

Selamat datang bulan Juni yang kedinginan,

silakan masuk ke dalam pondok bambu

yang ayah dirikan di tengah sawah ini.

-Kau lelah berjalan-

Akan kami hidangkan nasi panas

dan secangkir kopi lokal

untuk menghangatkan tubuhmu.

 

Di sini, kau bisa saksikan padi-padi

menguning tua dari menara pemantau.

Para petani membungkuk

menyabit rumput-rumput liar.

Sungai hijau membelahnya.

 

Kau datang bersama burung sawah yang kelaparan.

Sedang emak hanya menanak sedikit nasi untuk hari ini.

 

Duduklah, nikmati ubi rebus

dan manggis setengah matang

yang telah ayah sisakan untukmu

sebelum berangkat ke sawah.

 

Sekali lagi, selamat datang bulan Juni

Kami akan berangkat sekolah di desa sebelah.

Maukah kau menunggu sebentar sampai kami pulang?

 

2019

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts

Leave a Comment

four × 1 =