PUISI 

PERJALANAN TERAKHIR

Sajak-sajak Thomas Budi Santoso

——————————————————————————————

 

PERJALANAN TERAKHIR

 

 

pergilah engkau dari pikiranku, sayang

karena pikiranku telah keruh

airnya berhenti mengalir

dan perahumu yang letih

mulai menepi mendekati dermaga

 

di terik matahari musim ini

kusisir benua bersamamu

dengan langkah-langkah kecil

sambil kukeringkan air mata

 

kubayangkan diriku yang mongering

sesaat perjalana dimulai

bagian terbaik hidupku mulai tercabik

dengan luka menganga

sementara kupaksa diriku

mengada gelak dan canda

agar kudengar nyaring

tawamu yang renyah

 

kurakit kembali perjalanan masa lalu

saat embun menetes di bibirku

dan angin pagi mencumbumu

menghantar bau bunga rumput

yang mengharumi tubuhmu

 

di terik matahari ini

aku ingin kau pergi dari pikiranku

karena dirimu yang menghimpit sarafku

membuatku berjalan di dunia yang mati

 

aku lunglai dan sangsai

seperti rumput kemarau panjang

menunggu jatuhnya hujan

 

Februai 2012

 

 

 

 

AKU MASIH MENANTI

 

aku masih menanti

karena bagiku perkawinan adalah mahligai

dan rumah tangga adalah kapal perusak

yang menafikan kehidupan

tapi anak adalah sumilir air

yang membasahi jiwa

 

meski telinga masih mendengar

tak juga bisa mengerti

meski mata masih melihat

tak rela untuk berbagi

karena pengorbanan telah menjadi barang gaib

dan meski hidung masih mencium

tak terdengar bau bunganya

karena hati menjadi serupa batu

 

seperti dunia orang mati

masih terucap kata cinta

tapi tak ada belai kasih saying

dan hidup menjadi sekarat

tapi tetap harus terjaga

 

kebahagiaan telah menjauhi diriku

karena aku gagal membahagiakan dirimu

janganlah memelihara dendam

karena akan menjadi kutukan diri

 

aku masih di sini

menunggu bintang timur mengirim terang

di jalanku di malam gulita

aku masih di sini

menanti

 

Januari 2012

 

 

Thomas Budi Santoso. Lahir di Pati, 19 November 1944. Menulis puisi sejak tahun 60-an. Beberapa puisinya dimuat di antologi puisi Masih Ada Menara dan Sajak Kudus, Koran Republika, Suara Pembaruan, Wawasan, dan Suara Merdeka. Ia adalah Penasehat Dewan Kesenian Kudus, dan Penasehat Keluarga Penulis Kudus. Kini tinggal di Kudus dan bekerja di PT Djarum sebagai Direktur Produksi.

Related posts

Leave a Comment

eighteen − 15 =