DI HUTAN INSOMNIAKU
Puisi-puisi Wirja Taufan
—————————————————————————————-
DI HUTAN INSOMNIAKU
Di hutan insomniaku
Aku berharap tidak menjadi sesuatu yang singkat
Memeluk impianku yang basah
Menjauhkan kematianku
Ada yang bergerak dalam bayangan
Dimana udara dipenuhi sirene ambulan
Orang-orang berlari meninggalkan detak jantungnya
Mengumumkan kematianmu
Di hutan insomniaku
Aku berlayar di kapal yang terluka
Seperti hutan tanpa burung, tanpa pohon-pohon
Keheningan memeluk teriakan lukaku
Aku bangkit. Kematian memberiku kehidupan
Menyeberangi hari-hariku dengan sebuah ciuman
Menyalakan mataku
Menyalakan pohon dan bunga-bunga
Medan, 2020
HOPONG
Di bawah hijau hutan hujan dan gelapnya cahaya
Aku menatapmu o patung batu Hopong
Tegak beratus tahun dan abad yang panjang
Kesunyian memeluk bayangmu
Pohon-pohon bercerita, orang-orang tak mencatat
sejarahmu. Riwayatmu digantung oleh bayangan
Mengubur detak jantungmu
Burung-burung terbang, lari tanpa nyanyian dan mantra
Aku ingin mencium tubuhmu yang terbungkus batu
Memanjat tangga bayangan untuk mengetuk
pintumu. Menghirup aroma tubuhmu
Yang mengepung jiwaku
O patung batu Hopong yang meninggalkan jejak
di tubuhku. Buku-buku meremas jiwaku
Mencari yang terlupakan dan yang dilupakan
Kata-kata setelah kata-kata dari riwayat
yang tak jelas
Sajak-sajakku terbakar dalam mimpiku
Aku ingin memelukmu. Menghidupkan kembali
ritual yang sudah lama mati
Legenda dan mitos yang membuka detak jantungku
Antara jarak, ruang dan suaramu yang terus
Memanggilku
Medan, 2021
MENGUBUR LUKA
Sebuah gitar memutuskan senarnya
Semua yang ada di kejauhan menjadi sia-sia
Musim berganti semaunya di lukaku, kadang
Membuatku sakit
Aku menyaksikan siluet yang terbuat dari asap cakrawala
Pohon-pohon menjadi gelap, daun-daun diwarnai bayangan
Teriakan mengeluh di samping tawa
Sidik jarimu melompat dalam suara-suara
Malam ini, aku akan mengubur lukaku
Ketakutan dan semua impian
Tanpamu
Medan, 2021
TANPA ENGKAU
(Kepada almarhum anakku: Wan Muhammad Haikal Iqbal Sya Surya
bin Suryadi Firdaus, 13 Desember 1993 – 16 Juli 2021)
Tanpa gelombang, tanpa ikan dengan sisiknya
yang bersinar. Lautku merindukan banyak hal
denganmu. Meratapi kepergianmu dengan
tetesan seribu doa
Mengalir menuju tempat yang menjadi
Taman-taman surgamu
Tak cukup puisi, ketika kerinduan
membelenggu hari-hari
Membanjiri jiwa yang tidak hujan
Di bawah langit yang terbuat dari air mata
Tak ada nafasmu di sini
Lautku sunyi, pohon-pohon menjadi gelap
Daun-daun diwarnai beribu bayangan
Masuk ke dalam mataku yang menjadi gua
Maafkan aku nak, tanpa engkau
Aku akan mengubur semua luka
Kerinduan dan kesepian yang terbuat dari kematianmu
Aku berharap, kita bertemu di surgamu
Medan, 2021
WIRJA TAUFAN, tercatat dalam buku LEKSIKON SUSASTRA INDONESIA oleh Korrie Layun Rampan (Balai Pustaka, 2000), APA DAN SIAPA PENYAIR INDONESIA (Hari Puisi Indonesia 2017 dan 2018), dan dalam buku JEJAK KREATIF 100 SENIMAN SASTRAWAN SUMATERA UTARA (Fosad, Mei 2018). Lahir di Medan, Sumatera Utara, 15 September 1961, dengan nama Suryadi Firdaus.
Mulai menulis puisi sejak 1980 di berbagai surat kabar lokal dan nasional, majalah sastra Horison Jakarta, dan dalam blog website International Writer Association (IWA) Bogdani dan International Forum for Creativity and Honored (IFCH) dalam terjemahan bahasa Inggris. Puisi-puisinya juga banyak dimuat dalam antologi puisi bersama dan sebagian telah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol, Inggris, Uzbekistan, Bangla dan Italy, antara lain untuk antologi puisi bersama AMOR EN PRIMAVERA (Amazon, 2020), ANTHOLOGY OF LOVE IN SPRING (Amazon, 2020), STRIVING FOR SURVIVAL (Our Poetry Archive Anthology of Poetry 2020), THE THIRD ANTHOLOGY OF WORD GOGYOSHI (Amazon, Januari 2021), ANTOLOGIA DI POESIE INDONESIANE E MALESI (2021), majalah sastra khusus puisi AZAHAR, Spanyol, surat kabar KITOB DUNYOSI, Uzbekistan, surat kabar harian ASIA BANI, Bangladesh dan NBM BANGLA TV, Bangladesh.
EPISODE MIMPI adalah antologi puisi pertamanya yang diterbitkan oleh Taman Budaya Medan (TBM, 1986) dalam bentuk stensilan untuk pembacaan dan diskusi puisinya tahun 1986 di Taman Budaya Medan. Antologi puisi terbarunya adalah BUNGA, KUPU-KUPU, MIMPI DAN KERINDUAN (Imaji Indonesia, Juni 2020).
Tahun 1984 menerima Hadiah Kreatifitas Sastra Bidang Puisi dari Dewan Kesenian Medan (DKM).