KETIKA KSI MERANGKUL YANG TERPINGGIRKAN
Masyarakat sastra pernah nyaris terbelah oleh wacana pusat dan pinggiran. Para penjaga gawang sastra yang menempati pusat-pusat pentasbihan, seperti Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Horison, dianggap kurang memberi tempat pada “sastrawan pinggiran”. Dalam dasawarsa 1970-an dan 1980-an, dua lembaga itu dicurigai sengaja meminggirkan sastrawan daerah, dan bahkan sastrawan Jabotabek, yang belum punya nama.
Read More