DARI TAREKAT DAUN KE RAMALAN HARI MATI
Puisi-puisi Tjahjono Widarmanto
_____________________________________________________________
TAREKAT DAUN
lantas hijauku jadi buah melon yang bulat
segar dan lembut seperti biji-biji tumbuh
jadi kuntum dan kelopak mirip bulan bundar
yang purnama di malam ke-1000
sempurna jadi hening bermeditasi di relung
gua-gua suci tempat kupu-kupu menetaskan telur
tanpa pernah jadi ulat apalagi kepompong
burung-burung surga terbang dari bilik-bilik langit
mementerakan sabda-sabda kun yang menetes serupa
embun menjadi gerimis yang serba hijau
: duh, duh, kekasih yang ungu, biarkan hijau melonku jadi penadah dahaga
menziarahi rahasia purnama, menggiring kunang-kunang mencecap perdu rindu!
Ngawi, 2021-2022
KALENDER TERAKHIR
Segala janji dan jampi mengambang di udara
mulut-mulut mendesiskan napas-napas
putus asa yang mendekat.merapat di jantung
menuju detak penghabisannya
langit membara bertabik pada mereka yang bersorak-sorai
menyambut selamat datang pada kematiannya sendiri
bertabik pada usia yang khianat pada roh
tubuh menolaknya, maka jadilah ia roh kelana
seperti musafir majnun mencari sumur di padang sahara
udara bergetar asing di buru malam yang hendak sembunyi
dari bising lengking bunyi-bunyi
hiruk pikuk pembawa resah bagi roh yang berlarian
mengapa kalian begitu gembira dengan matahari yang tenggelam itu?
perlahan semua menuju gosong
menghambur pada hitungan yang patah.
tak bersisa lagi hasrat
tak datang mereka yang memberkati
roh-roh itu berdevile dengan langkah satu-satu
di depan peti matinya
(Ngawi, Januari 2022)
RAMALAN HARI MATI (1)
(kitab itu bertutur: di saat arwah tak sudi terpenjara maka….)
Pesta dimulai
gelas berdenting
tapi tak ada tuak, arak atau ciu
pun tak ada orkes campur sari
tanpa jas dan gaun
apalagi wangi parfum
: pesta bisu
semua berdiri, satu persatu
melepas mantel dan topeng
semua tinggal jasad melompong
malam kian ribut menyodorkan taringnya dalam gelap
muka-muka itu pun mengelupas jadi mayat
bangkai yang ditolak langit
hanya direstui belatung penguasa kubur
(pesta itu.pesta itu pasti bakal dimulai!)
Juni, 2022
BAU MAYAT BERHAMBURAN (1)
bau mayat berhamburan mengambang di awang-awang
saat jasad baru saja terpaksa melepas arwah meloncat
mbrosot dari cangkangnya tanpa uluk salam
seperti pukau sihir dengan awan ungunya
getah birahi yang menyodori ilusi
sekedar memikat sejenak saja
bisu itu pun menyergap darah
dan wajah mayat yang mulutnya menganga
melihat siang dan malam sekarat dalam kotak kaca
hidup Cuma tinggal onggokan kenangan
hanyut dibandang air dan dihanguskan dosa
jasad tinggal mayat
cuma bola matanya berputar-putar
gemetar, pasrah dan putus asa
takluk pada semesta gelap
gigi-gigi rotok, tulang belulang berlepasan
dihanyutkan perairan deras tanpa tepian
persis sejarah yang menghilir untuk dilupa
ooo, lihat itu. waktu menyeringai mencabik-cabik jasad
arwah pun menolak sebab darah hitam menanah
bau dan mengalir seperti pipismerembes dingin
dari selangkang, punggung, ketiak hingga pelipis
duh, duh, duh detik-detik berdenyut menuju rapuh
jasad merintih tangis putus asa
melambai pilu pada arwah yang terbang belingsatan
dengan mata rabun menubruk-nubruk cermin, kusen, belandar
lantas tersuruk sesat di belantara gelap
duh, duh, duh belantara gelap
lubuk mata tak sanggup paham
harus melintas malam
tersuruk ke dalam api bersama dunia yang pernah indah
menjadi sekedar iba!
(ngawi, mei 2022)
ROH-ROH YANG DILUCUTI (1)
apakah ini puncak gulita?
ratap liar merintih bergentayangan di antara pepohonan senja
napas sekarat bersitahan dengan roh yang dilucuti
dipaksa telanjang mengejar-ngejar resah
mengayun lirih
melintasi wilayah bisu
menguntit malam-malam seperti darah
semua bertakzim dengan segala pasrah
saat maut yang jumawa berkabar tentang hari pasti kota
jadi ladang-ladang kuburan
kerangka meringkik dan meratap seperti petir
segala burung dan serangga malam pekak telinganya
: lihat, lihat roh-roh itu. serdadu yang berdevile menuju tiang gantungan!
maut tambah jumawa
siapkan altar-altar
tempat roh dibaringkan
untuk siap sedia mengejang
disembelih dengan pisau panjang bergerigi membara
: duh, duh segala yang dilucuti
waktumu tiba!
ngawi, maret 2022
ARWAH-ARWAH YANG DIPANGGIL
Melintas lembah-lembah dengan senja menganga muram
tanpa senandung, cuma sarat dengan wirid ratap yang murung
: ooo, siapa memenggil-manggil itu,
memaksa kami beringsut urut dengan kulit kisut
dikutuk nasib durjana
sekejap dalam bilangan
segera jadi buruan malaikat maut
bercemeti api.
aduhai, kami tak sanggup menolak panggilan itu
awan terlanjur coklat tanpa matahari
menyambut kami antri menuju padang mati
segalanya persis kayu merapuh dilahap rengat
malaikat pucat itu menunjuk rumah leluhur
dinding-dindingnya pelan menghitam lantas mengelupas
lihatlah, kami prajurit-prajurit mati
berderet dengan telapak tangan terkatup,
gigi-gigi ompong, jari kaki kaku copot kukunya
tersaruk-saruk memasuki rumah leluhur
yang segera roboh
kami gagal berdoa, cuma gemetaran
menatap gerhana menggelinding
di atas lembah penguburan
maret, 2022
TJAHJONO WIDARMANTO
Lahir di Ngawi, 18 April 1969. Tulisannya berupa puisi, esai, artikel dan cerpen dipublikan berbagai media di antaranya Koran Tempo, Jawa Pos, Republika, Pikiran Rakyat, Horison, BASIS, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Jurnal Faktual, Telembuk.com, Asyikasyik.com, Sastramedia, Lensasastra, Lampung Pos, cendana News, Sabana,Majalah LP. Ma’arif, Minggu Pagi dll..
Buku puisi terbarunya BERSEPEDA dari BARAT ke UTARA hingga TUMBUH BULU DI TULANG RUSUKKU (2021), KITAB IBU dan KISAH HUJAN (2019).Buku puisinya yang lain di antaranyaPERCAKAPAN TAN dan RIWAYAT KULDI PARA PEMUJA SAJAK (2016)menerima anugerah buku hari puisi Indonesia tahun 2016; PENGANTAR JURNALISTIK;Panduan Penulis dan Jurnalis (2016), MARXISME DAN SUMBANGANNYA TERHADAP TEORI SASTRA: Menuju Pengantar Sosiologi Sastra (2014), SEJARAH YANG MERAMBAT DI TEMBOK-TEMBOK SEKOLAH (2014), MATA AIR DI KARANG RINDU (buku puisi, 2013) dan MASA DEPAN SASTRA: Mozaik Telaah dan Pengajaran Sastra (2013), DI PUSAT PUSARAN ANGIN (buku puisi, 1997), KUBUR PENYAIR (buku puisi:2002), KITAB KELAHIRAN (buku puisI, 2003), NASIONALISME SASTRA (bunga rampai esai, 2011),dan DRAMA: Pengantar & Penyutradaraannya (2012), UMAYI (buku puisi, 2012).
Selain menulis juga pernah bekerja sebagai Pembantu Ketua I dan Dosen di STKIP PGRI Ngawi, serta menjadi guru di SMA 2 Ngawi. Sekarang beralamat di Perumahan Chrisan Hikari B.6 Jl. Teuku Umar Ngawi. Telp/WA. 081359328104 atau 085643653271. E-Mail: cahyont@yahoo.co.id. No.rekening BCA Cabang Ngawi 7790121109.