KEPADA WAKTU AKU BERTANYA
Sajak-sajak Zaki Ef
______________________________________________________________________
KEPADA WAKTU
aku mau bertanya kepada
sepatah dua patah waktu
yang menampung ruang
dan semesta peristiwa kala
nuh membina bahtera
api dingin kepada ibrahim
yunus bermalam di perut ikan
musa terhadang lautan
dari salib isa diselamatkan
sang mustafa dalam gua
: ke manakah perginya kalian?
sedang ruang yang sama
tetap ada di sana hanya
diganti atom bagi ragam
rupa peristiwa biasa
duhai waktu
jika belum terlalu jauh
atau belum kelewat patah
kembalilah kiranya ke sini
membayangi hati kecil kami
menemani langkah kecil ini
***
MALAM YANG LEBIH DEKAT
Malam baru saja datang
membawa cerita tentang
genggaman pertama Adam
dan Hawa di Taman Surga
Di sini hanya ada kita
dan bisik yang terus mencoba
menyelundup selinting kalam
ke dalam tatap mata diam
Lebih erat lagi adalah Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Pelindung
Yang Maha Penyayang dan Pengampun
Lebih dekat lagilah kita
yang mau tenggelam di kasih telaga
yang kan memohon lindungan berjuta
Lebih dekat lagilah kata
yang kan terlahir tanpa dusta
yang mau numbuh di bumi cinta
Malam tidak ingin lekas pergi
Ia tak melepas bulan penuh
pendarlah pula sinar najam tinggi bagi
dua patah hati utuh yang jenjam patuh
***
ASYIK MASUK
Apa asyiknya jadi Yang Maha Akbar
Setiap waktu selalu benar
Maha Hayat tak termuat
dalam saat, Maha Lapang
tak bertempat dalam ruang
Lebih asyik jadi dzarrah
lupa lalai dan salah
Tanpa selesai dalam
pertaubatan, tak terlerai
dalam penghambaan
Lebih masyuk jadi Anak Adam
samar terang merumus hari depan
gusar tenang merindu masa lalu
menjalani kini, utang dari
Sang Pencipta Waktu
Jawablah kami, duhai Yang Ada
Tanpamu kami sungguh tiada
***
SUNGAI MALAM
: Ciliwung
hanya gelap merambat cepat
di nadi tua pekat dan lambat
hanya hitam sesak terbenam
di tubuh air kenyang dirajam
hanya lindap lelap menginap
di mata alir menolak lenyap
seperti pemangsa, ia telan segala cahaya
yang nyisa dari rebut ribut jalanan raya
seperti penadah, ia terima segala sampah
yang diserah-serapahkan tanpa basmalah
seperti lanun, ia tenggelamkan segala kisah
yang pernah dihadiahkan pohon sejarah
di manakah sukma bambu mengapung
gerak mendaras alam, denyut keberkahan
di manakah jelma bambu terdayung
billah memacu arah, laju kemauan
di manakah darma bambu terjunjung
nyala pandu petunjuk, waris masa datang
di gelap dalam, si elang bondol ‘nrawang kembali
di sungai malam, ia mandangi luka sendiri
***
————————-
Zaki Ef. Dilahirkan di Majalengka, Jawa Barat. Belajar menulis di perkumpulan
Forum Lingkar Pena. Puisi-puisinya dimuat dalam sejumlah media massa dan
antologi bersama. Tinta Itu Buta (Nulisbuku, 2013) dan Dari Kata Mau Ke Ma(k)na
(Bitread, 2018) adalah dua kumpulan puisi tunggalnya. Kini numpang tinggal di sudut
ibukota.@