Puisi-Puisi Yoga Permana Wijaya
Yoga Permana Wijaya, tinggal di Sukabumi. Guru TIK yang sedang melanjutkan S2 bidang sains. Baru saja belajar sastra secara otodidak. Meski baru memulai di akhir tahun 2015, karyanya berhasil menjadi finalis dan menjuarai lomba-lomba kepenulisan, diantaranya Juara 1 Lomba Cipta Puisi Nasional Deza Publishing, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Tiga Tema Isykarima Media dll. Puisinya tersebar dalam antologi bersama diantaranya: Gula untuk Rakyat (?) (2015); Goresan Jiwa (2016); Ketika Senja Mulai Redup (2016); Sajak Kita (2016); Di bawah Pohon Willow (2016); Dialog Dini Hari Kala Itu (2016); Kembang Api (2016); Turunnya Nawang Wulan (2016); Senandung Kidung-Kidung Lara (2016); Sajak Tiga Tema (2016); Bahtera Nelayan (2016); Rumah Abadi (2016) dll.
Matahariku
di mimpiku, kamu serupa matahari
yang menyinari malamku
sebagai malam paling benderang
dan aku adalah rembulan
yang bercahaya ramah
disapa hangatnya dirimu
aku kan terus mengitarimu
sebagai tarian rindu
orbit hati
dimana gravitasi
menarik jatuh jiwaku
padamu
Sukabumi, 20 Juni 2016
Getaran Cinta: Yang Abadi
Aku adalah bunyi
Yang merambat melalui pori-pori
Penyejuk hatimu yang sunyi
Sebagai sekumpulan laju intensitas
Melewati batas: ruang waktu yang getas
Meski tak ada lagi perantara
Yang merambatkan getaran antara kita
Hanya hampa
Bisu pun tertelan
Hinggap disesap telinga
Membisikan kalimat mesra
Yang menelisik malu-malu
Sebagai getaran dada
Yang tersimpan di urat lehermu
Untuk selalu kau bawa, diseluruh hidupmu
Sukabumi, 25 Juni 2016