puisi 

Puisi-Puisi Epon Putra

Epon Putra, kelahiran Dharmasraya 20 Juli 1993. Sedang menjalani pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Padang (STKIP PGRI SUMATERA BARAT). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tergabung dalam komunitas menulis Daun Ranting.

 

 

Tanahku

 

Tanahku tak bertuan, berhektar punya siapa

Siang malam mencangkul sawah, bulir padi jadi mahal

Hilir air tersendat pipa pabrik, katak berenang dalam minyak

Nyamuk pusing nyari tempat beranak

Orang tua mengais sungai

Sampan-sampan besi tangkap ikan

Gadis-gadis bugil depan bapak, ditonton orang banyak

Tanahku tak bertuan, sebongkah besi jadi perban

Sesuap nasi makan umpan, pagi kelam penglihatan

Ini dunia penuh bualan

Mati kini hidup sebulan.

 

 

Teruntuk Kawan

 

Hembus nafas desau menyingsing dari dadamu

lelah kau pijaki bumi penuh duri mati

Sampai bila mana peluh tak lagi menitik

Rapalkan setiap mantra menjamu raga

Risalah tak kunjung sampai pada tujuan

Malang-melintang lapuk dalam kalbu

Retak-retak tanah hinggapi tepi luka

pedih bukan jalan balik melangkah

mata buta kepala pecah bukan masalah

Pekik, remuk segala asa tentang kuasa

Doa, petir buncah langit malam buta

Ini tanah, ini dunia, kau siapa?

Aku, kau kawan, kau punya.

 

 

Pada Penulis Luka

 

Apakah kau masih ingat lirik sajak-sajakmu

Diri terkepung dinding berbatu kaca

Lingkar-melingkar putar-berputar

Hancur, hancurkan saja, dia bukan kuasa

Tulis pada daun sampai pada tanah

Kebat mengikat, kebat mengerat

Dalam adat, dalam budaya, agama

Bertali air berdinding angin

Itu bukan pelangi, tapi kelam bunuh diri

Ingat, sepi tak membuat mati

Sunyi tak memakan hati

Tubuh beku hanyut didoa ibu

Rapalkan puisi-puisi penebar benci

Petang pagi mati berkasih

 

 

 

 

 

 

 

Related posts

Leave a Comment

5 × four =