Berita 

FLT Adakan Pertemuan Pegiat Sastra dan Seni

Tangsel (Litera.co.id)- Panitia Festival Literasi Tangerang Selatan (FLT) hari Minggu (15/10) mengadakan pertemuan yang melibatkan sejumlah pegiat seni, sastra dan literasi yang bertempat di Kandang Jurank Doank (KJD) Ciputat, Tangerang Selatan. Hadir di pertemuan ini sejumlah pegiat seni dari unsur musik, film dan animasi, penulis, penyair, jurnalis, dan teater. Pertemuan yang diadakan oleh panitia FLT ini adalah dalam rangka persiapan event FLT yang akan digelar awal November mendatang 4 hingga 5/11 di KJD.

“Ini adalah pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua ini difokuskan untuk tatap muka antara penyair dan musisi Tangerang Selatan,” terang Sartika Dian, manager program event FLT ini ketika membuka pertemuan.

Sebagaimana telah dipublikasikan secara luas sebelumnya bahwa FLT akan menggelar beberapa item acara yang akan ditampilkan. Setidaknya ada 11 item acara. Salah satunya adalah penampilan puisi yang akan digarap secara musikal, teatrikal dan digital. Itulah beberapa komponen pendukung diundang pada pertemuan ini.

Beni Satria, program officer event FLT menambahkan jika pertemuan ini memang lebih dikhususkan untuk penyair dan musisi Tangsel. Lebih lanjut Beni menjelaskan bahwa khusus untuk item acara sastra, Ia telah mengundang beberapa penulis puisi yang telah mengirimkan puisinya untuk dipertemukan pemusik yang akan menggarap dan menampikan puisi tersebut di atas panggung.

Penulis puisi yang diundang pada pertemuan ini adalah Cut Hani Bustanova, Andy Lesmana, Gita Irawan, Mahan Jamil Hudani, Beni Satria dan Sartika Dian dari panitia FLT. Dua penulis puisi yang tak bisa hadir adalah Esha Tegar Putra dan Roy Manu Leveran.

Para penulis puisi undangan tersebut membacakan puisinya masing-masing yang kemudian direkam dan dipelajari oleh para pemusik. Pemusik yang hadir adalah Tao, Adang, dan Geddi Jaddi Membummi. Selain hadir juga beberapa unsur film, animasi, dan teater yang turut menyimak dan menangkap emosi puisi tersebut.

Puisi-puisi dari penulis undangan tersebut rencana akan dibukukan dalam suatu buku antologi puisi. Selain dari penulis undangan, panitia FLT telah melakukan publikasi terbuka untuk semua elemen masyarakat untuk mengirim puisi mereka dengan tema “Situ, Kota, dan Paradoks” yang telah ditutup pada 13/10.

“Ada ratusan puisi yang masuk dan yang lolos seleksi oleh panitia ada sekitar 50 puisi. Sesungguhnya banyak puisi yang bagus dan menunjukkan betapa potensi warga khususnya anak muda sangat membanggakan. Hanya saja cukup banyak juga puisi yang dikirim tidak sesuai dengan tema yang diajukan dan terpaksa dieliminasi oleh kurator,” ungkap Sartika Dian. Sartika juga melanjutkan bahwa sebenarnya tema adalah titik pijak. Meski tak ada kata situ, kota, atau paradoks tak masalah selama konten puisi mengangkat hal itu. Beberapa puisi ada juga yang dikembalikan untuk direvisi oleh penulisnya. Sartika Dian sebagai program manager event ini awalnya sebenarnya sempat pesimis untuk antologi puisi ini, tapi ternyata antusiasme warga sangat tinggi dengan dilihat jumlah pengirim puisi yang masuk.

(Mahrus Prihany)

Related posts

Leave a Comment

three × 2 =