ESAI 

Sastra dalam Etos Literary Branding

Oleh Ahmadun Yosi Herfanda, pelayan sastra ——————————————————————————————— Kali ini saya meminjam istilah branding dari bidang studi komunikasi politik. Istilah ini berasal dari kata brand, yang berarti merek. Branding, menurut Philip Kotler (2009), berarti pemerekan, pemberian tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang, jasa, atau penjual, untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing. Branding juga berarti citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan anggapan yang terbentuk di benak konsumen tentang suatu objek yang dipasarkan. Dengan meminjam istilah itu, saya ingin mengatakan bahwa sastrawan (penyair maupun novelis),…

Read More

Suara dan Kata yang Melintasi Zaman: Membaca Arakundoe, Mengekalkan Ingatan

Melintas Zaman Bagaimana kita bisa membaca masa lalu suatu masyarakat yang berada jauh dan berbeda dari kita, terlebih masa lalu itu tak dialami dan disaksikan generasi masa kini. Belum lagi jika masa lalu tersebut adalah masa yang penuh represif dari suatu rezim. Akses dan kontrol akan media begitu hegemonik dilakukan penguasa. Televisi atau radio hanya menjadi corong tunggal. Suara-suara dibungkam pada masa itu oleh aparat negara yang dikendalikan secara otoriter dan diktator oleh penguasa. Tentu semua hanya menjadi narasi bungkam yang tak akan pernah sampai pada kita. Namun tentu saja…

Read More
ESAI 

Ruang dan Kesadaran Eksistensial Kaum Urban

Ruang Hilang Masyarakat Urban Pertumbuhan penduduk yang luar biasa cepat negeri kita, khususnya yang terjadi di kota besar ditambah dengan arus urbanisasi menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat. salah satu imbasnya adalah, kaum urban tak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan banyak aktivitas. Secara umum mereka tinggal di rumah-rumah yang sempit dan padat penduduk. Rumah mereka tak memiliki halaman bahkan banyak pemukiman tak memiliki akses jalan yang cukup untuk dilewati satu kendaraan roda empat. Lebih parah lagi banyak ruang terbuka untuk publik telah hilang seperti lapangan bermain bola atau tanah lapang,…

Read More
ESAI 

Sastra di Tengah Pikiran Tertutup

Setelah acara bedah buku novel Pikiran Orang Indonesia karya Hafis Azhari di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, saya menulis opini untuk harian nasional Kompas dengan judul, “Agama Tanpa Akal dan Hati Nurani” (21 November 2018). Selama beberapa minggu kemudian, banyak tamu berdatangan di lembaga pendidikan kami. Banyak juga pertanyaan yang dilayangkan langsung melalui telepon dan SMS. Salah satu pertanyaan sederhana yang perlu saya jelaskan jawabannya secara panjang-lebar adalah sebagai berikut: mengapa sastra begitu penting? Bukankah segala hal sudah ditemukan jawabannya melalui buku-buku agama?

Read More
ESAI 

Suguhan Etnis dalam Membaca Literasi: Catatan Tersisa Joglitfest

Mengusung tema global-lokal sastra dalam joglitfest 2019, bagai angin segar yang berhembus dalam dinamika literasi dan sastra. Tentu ada pesan berantai yang harus dimaknai secara kearifan lokal. Dua unsur budaya yang dipadukan, literasi dan sastra, yang dimanifestasikan dalam ceramah literasi dan seminar sastra seharusnya menjadi sangat menarik. Bukan hanya sebagai sebuah suguhan yang mempresentasikan keberadaan literasi dan sastra, tetapi bagaimana membangun konsep ke depan yang bisa memberi nilai kepada generasi penerus.

Read More
ESAI 

Aruh Karya Sastra bagi Masyarakat

Humam S Chudori, lahir di Pekalongan pada 12 Desember 1958. Menulis puisi, cerpen, novel, dan karya non fiksi. Baru berani mengirim karya ke media cetak pada 1982. Mulai tahun 2000 lebih fokus menulis fiksi. Nama Humam tercantum dalam Leksikon Kesusasteraan Indonesia Modern Edisi Baru (Djambatan 1990) oleh Pamusuk Eneste, dan masih beberapa lagi. Tinggal dan berkarya di Tangerang Selatan dan masih sangat giat menulis.

Read More
ESAI 

Kreativitas Tanpa Batas: Pengantar kurator

Tak terasa, portal sastra Litera – yang beralamat di www.litera.co.id – sudah berusia satu tahun. Selama setahun itu, ada banyak tulisan yang muncul di media dalam jaring (daring – online) itu, mulai dari puisi, cerpen, esai, hingga berita. Ada puluhan nama yang mengirimkan karya. Sebagian besar karya itu kami muat, hanya sedikit yang kami tolak. Hanya ruang alias nama rubrik saja yang kami bedakan.

Read More
ESAI 

Panorama Laut yang Terbuat dari Kenangan

DALAM khazanah perpuisian Indonesia modern ada banyak penyair menghamparkan laut. Di situ, laut dihamparkan sebagai tatapan visual bersama citraan alam yang telah menjadi umum dalam upaya penyair menciptakan panorama puitik; bulan, perahu, camar, ombak, pantai, pulau, perahu, langit senja, atau gerimis. Lebih dari sekadar tatapan visual, laut dalam puisi lalu mengeluarkan banyak suara. Suara keheningan bak telaga yang dihembuskan Sanusi Pane dalam sajak “Dibawah Gelombang”. Suara keberanian manusia yang ditegaskan Sutan Takdir Alisyahbana dalam “Menuju Ke Laut”. Suara kebebasan manusia modern dari kungkungan masa lalu sebagaimana Asrul Sani mencetuskannya dalam…

Read More