Memancing Duka di Tubuh Ayah

Puisi-puisi Joko Rabsodi ______________________________________________________________________ DOA YANG MENGAPUNG Ibu, kaos koneng yang kau paketkan dengan redaksi luntur masih menyekat, rindumu padat menyamak setiap pulang ke wismamu, pintalan huruf di baju menuntun kukuh memeluk, kenangan terurai menikungi secarik rasa perpisahan ini mencanangkan beribu pertemuan dengan kondisi terbelak tawa, suatu hasrat yang kuserat pada kalender yang tiba-tiba mengingatkan tentang kehilangan yang lupa ditandai warna

Read More

Puisi Hanya Sekilas Kerlip di Layar Digital

Puisi-puisi Budhi Setyawan __________________________________________________________________   PUISI HANYA SEKILAS KERLIP DI LAYAR DIGITAL lewat bingkai zoom, facebook dan instagram kita kupas lapis lapis perjumpaan euforia untuk mencari lingkar keberadaan seperti memasuki lorong yang diawetkan propaganda dengan keseragaman tanda nujum periferal masa depan

Read More

Hari Ini Barangkali

Puisi-puisi Kurliyadi ________________________________________________________________   DOA SAAT DI KAMAR MANDI Aku lupa berdoa sebelum kita bertemu Di pertigaan dekat tukang jamu malam itu Kita bertanya dan memesan jamu anti anu Entah pakai telur ayam kampung atau bebek merah pandan Konon katanya bisa menguatkam dan bertahan Meski gelombang keringat berpacu bersatu

Read More
PUISI 

Milik Siapakah Kota Ini

Puisi-puisi Iman Sembada _______________________________________________________________   PEREMPUAN ITU MENJADI BAPAK Perempuan itu telah menjadi bapak Mengasah kata-kata setajam kapak Untuk menetak angka-angka di almanak Angin bangkit dari celah ranting Kering. Setiap siang dan malam Selalu ingin kau tuntaskan Fatwa dalam ruang-ruang virtual

Read More
PUISI 

Membunuh Pagi

Puisi-puisi: Akhmad Idris _______________________________________________________________   SAJAK UNTUK SAPARDI Abadi, Mati, dan Pergi. Adalah sekumpulan kata-kata tak bermakna yang menjadi surga di hadapan tangan-mu. Sementara waktu, buku, dan rindu adalah rentetan kejadian di pasar loak yang perlahan membeku di musim panas.

Read More
PUISI 

Buku Terakhir Filsafat Stoa

Puisi-puisi Vito Prasetyo __________________________________________________________________ LAMPU-LAMPU KAFE wajahnya, serupa raut kafe. dari secangkir kopi, memantik aroma. duduk dan memancar gelisah. sandarkan penat di pelukan kursi kayu. di antara kelap-kelip lampu. redup bulan mengintip. bagai bunga perdu, sorot mata itu. merajam angin.

Read More
PUISI 

Percakapan di Stasiun, Selesai Subuh Pagi Itu

Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS _____________________________________________________________________   PERCAKAPAN DI STASIUN, SELESAI SUBUH PAGI ITU sebaiknya tunggu tak lama aku menjemput, katamu lewat telepon genggam. pagi berkabut dan sedikit gerimis. lanjutmu, hanya lima menit aku berkemas lalu menemuimu di pagi dingin dan lamur sebaiknya kubawa kau memutari kota ini. pagi berkabut dan rinai hujan menyambutmu juga. tubuh ini nanti akan membuatmu hangat;

Read More
PUISI 

ENGKAUKAH OMBAK YANG TAK MERINDUKAN PANTAI

Sajak-sajak Ahmadun Yosi Herfanda ____________________________________________________________   ENGKAUKAH OMBAK YANG TAK MERINDUKAN PANTAI        Tiap berlayar selalu kuingat saat berlabuh. Sebab Cintaku padamu tak pernah angkat sauh. Dengan layar perahu kurentang Rindu. Namun angin membawaku semakin jauh. Walau gemuruh ombak mengaduh. Minta dermaga kembali mendekapmu.

Read More

KAKIMU TERLAMPAU TINGGI MENINGGALKAN PETANG

Puisi-puisi Joko Rabsodi ___________________________________________________________________________   BAKAL   Kepentinganku datang menjemput sebilah cinta yang terendam bencana kakimu sulit melangkah untuk satu keputusan yang senyatanya tertunda aku tak mau ia menjadi purba di negeri sendiri alangkah baiknya aku terjerumus mencari masa depan yang tuhan simpan di salah satu pinggir telinga engkau belum tahu ancaman yang diterima di setiap lamunan

Read More